Mohon tunggu...
Kebijakan Pilihan

Sehebat Itukah Pemerintah di Negeriku?

1 Maret 2019   16:14 Diperbarui: 1 Maret 2019   17:04 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Apa yang kita lihat bila kita membicarakan tentang Indonesia, negara yang luas dengan beribu-ribu pulaunya, beribu-ribu macam satwanya, beribu-ribu kebudayaanya, juga beribu-ribu jumlah penduduknya, bahkan dikatakan negara ini masuk dalam salah satu negara dengan jumlah penduduk terpadat didunia setelah India dan China tak heran jika tingkat pengangguran di negara ini sangatlah tinggi. 

Meskipun negara ini dikenel dengan kekayaan alam yang sangat melimpah, entah belum dimanfaatkan oleh Rakyatnya atau mereka tidak bisa memanfaatkanya tapi jika dilihat memang sangat disayangkan, dengan kekayaan alam yang begitu melimpah negara ini belum bisa mengatasi tingkat kemiskinan bahkan tingkat pengannguran di negaranya.

Salah satu yang membuat negara ini dikenal dengan negara kaya adalah adanya beberapa gunung emas semisal gunung emas yang ada di Papua atau gunung Tumpang Pitu Banyuwangi, selain gunung emas ternyata negara ini juga memiliki jumlah gunung api yang sangat banyak. 

Sebagai negara dengan jumlah gunung api terbanyak didunia, kurang lebih sekitar 127 gunung api yang masih berpotensi untuk meletus tersebar di negara ini tak hanya di darat bahkan di laut, sehingga disebagian kalangan dikatakan adanya gunung api tersebut menjadikan ancaman bagi para penduduk, namun demikian dibalik ancaman yang diberikan oleh gunung api tersebut ternyata gunung api juga memberikan keberkahan tersendiri bagi para penduduk di sekitar gunung api tersebut. 

Gimana tidak, dengan banyaknya gunung api tersebut lahan mereka yang tinggal di sekitar gunung api menjadi subur, banyak fakta mengatakan lahan disekitar gunung api memiliki tingkat kesuburan yang tinggi ketimbang lahan yang berada agak jauh dari gunung api. 

Kepala Pusat Badan Geologi di Kementrian, dalam diskusi public "Toba Merubah Dunia" di Museum Geologi Bandung pada jum'at 11 April 2014 mengatakan "gunung api itu berkah, dan berkah gunung api tidak akan hilang dengan bencana yang diberikanya, karena saat gunung ap meletus maka ia akan memberikan kesuburan lewat material yang dimuntahkanya". 

Tak salah jika negara ini dikatakan sebagai negara tersubur, sebagai contoh kekayaan alam yang dimiliki negara ini adalah semisal ada sepotong batang pohon singkong yang dilempar ke tanah tanpa kita tancapkan pun bisa tumbuh sendiri menjadi poho singkong yang besar lagi subur. 

Tapi entah apa yang membuat negara ini masih terbelakang ketimbang negara-negara di kawasan Asian bahkan Asia Tenggara, dan tak salah  jika negara ini masih dikatakan sebagai negara berkembang.

Mungkin salah satu alasan yang membuat negara ini masih di katakana sebagai negara berkembang adalah tingkat pengangguran dinegara ini yang masih melambung tinggi, akibat dari tingginya pertumbuhan penduduk mengakibatkan persaingan untuk mendapatkan pekerjaan menjadi sangat sulit, jumlah tenaga lebih banyak dari jumlah kesempata pekerjaan yang tersedia, dan tingkat pertumbuhan keduanya yang tidak seimbang dari waktu ke waktu. itu lah salah satu yang membuat tingkat pengannguran di negara ini masih tinggi. 

Satunya lagi yang membuat pengangguran di negara ini masih tinggi yaitu kurangnya perhatian masyarakat terhadap pendidikan, memang menjadi masalah yang cukup serius bila pendidikan di suatu negara tidak dikawal dengan baik, fakta dilapangan mengatakan sebagian orang tua di negara indionesia lebih senang anaknya sibuk kerja ketimbang melihat anaknya sibuk membaca. 

Tapi kadang juga ada orang tuanya semangat membiayaai ankanya sekolah, tapi anaknya malah malas-malasan dan sebaliknya anaknya semangat untuk sekolah tapi orang tuanya sulit dalam hal ekonomi. Dan anehnya pemerintah belum menemukan strategi khusus untuk mengatasi masalah yang cukup serius ini.

Jika kita bandingkan sistem pendidikan di negara kita dengan negara dengan sistem pendidikan terbaik di dunia yakni Finlandia, memang sangat mencolok perbandingannya, misal Finlandia menetapkan anak boleh masuk sekolah setelah usia menginjak 7 tahun, usia tersebut dianggap tepat untuk memulai kegiatan belajar karena otak anak sudah mulai matang untuk menerima ilmu, sedangkan di Indonesia anak sudah mulai belajar sejak usia dini bahkan ketika usia anak masih menginjak 4 tahun. 

Di Finlandia tidak menerapkan sistem ranking sebab mereka beranggapan seluruh murid berhak untuk mendapatkan rangking 1, sedang di Indonesia masih menggunakan yang namanya ranking, padahal jika kita lihat itu justru membahayakan pada anak didik itu sendiri karena para murid yang mendapatkan ranking akhir akan minder. Di Finlandia setiap murid diwajibkan mengikuti tes atau ujian hanya sebanyak satu kali, yaitu ketika usia mereka sudah menginjak `16 tahun, sedangkan di Indonesia murid SD, SMP, SMA harus menghadapi rangkaian ujian yang harus di hadapi dari masing-masing tingkat sekolah yang di tempuh oleh murid sebelum mereka lulus, dan masih banyak lagi perbedanya.

Satu lagi, mungkin kurangnya kepercayaan pemerintah terhadap kualitas anak negerinya yang masih kurang, yang lebih miris lagi pemerintah lebih suka mengimpor barang-barang buatan anak luar negeri ketimbang membeli barang-barang hasil anak negeri, bahkan terkadang pemerintah tidak memberikan kesempatan kepada anak negerinya untuk mengabdikan dan mengembangkan hasil belajarnya. Tak bisa disalahkan banyak anak negeri yang cerdas lagi pintar tapi bekerja untuk negara lain dan bukan untuk In donesia. 

Sebagai contoh besar adalah Presiden ketiga Republik Indonesi, beliau yang sebenarnya ahli dalam fisika dan ahli dalam pesawat kenapa beliau tidak pulang dan bekerja untuk Indonesia, menurutnya (B.J. Habibi) "saya pernah menawarkan diri saya untuk Indonesia, tapi mungkin Indonesia belum membutuhkan saya", beliau juga menegaskan "sebenarnya banyak anak Indonesia yang mempunyai skill dan keahlian agar bisa dimanfaatkan untuk Indonesia" tapi mengapa mereka tidak pulang dan bekerja untuk Indonesia, karena menurutnya "Karena ada impor dari anak bangsa lain, sedang anak-anak Indonesia sendiri sebenarnya juga mampu, bila dipaksakan pulang mereka semua bisa nganggur karena pemerintah sendiri suka barang impor" dari pemaparan dia atas cukup jelas cukup jelas bahwa pemerintah Indonesia kurang percaya dengan kualitas anak negerinya, padahal jika dimanfaatkan pasti juga memberi pengaruh yang luar biasa  dan bermanfaat untuk Indonesia itu sendiri. Mungkin itu yang membuat orang tua di Indonesia kurang memperhatikan pendidikan putra putrinya atau ada sisi lain yang dilihat oleh para orang tua di Indonesia.

Itu tadi sebagian pemaparan dari sang penulis mengenai Indonesia yang memiliki kekayaan alam yang melimpah dan kesuburan tanahnya yang tidak dapat di tandingi, tapi negaranya masih mempunyai tingkat pengangguran yang masih tinggi yang salah satunya adalah masalah pendidikan yang kurang di perhatiakan, dan semoga tulisan ini bisa menjadikan pembaca dan khususnya penulis sendiri mempunyai kesemangatan untuk ikut andil dalam mengubah kualitas pendidikan di  Indonesia yang  lebih baik lagi. Terima kasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun