Sekolah sebagai screening moral
Menurut KBBI, screening adalah penyaringan. Sedangkan moral adalah bekal dalam mengembangkan diri. Moral bersangkutan dengan perilaku baik dan buruknya sikap seseorang.screening moral adalah menyaring dan menyeleksi terhadap moral siswa sehingga siswa tersebut dapat memiliki moral yang baik.
Proses penyaringan moral yang dilakukan guru dengan siswanya adalah dengan menerapkan tata tertib sekolah, menerapkan nilai-nilai agama, dan memastikan siswa  dapat memilah dan meilih mana yang baik dan yang buruk.   Â
Moralitas berasal dari  bahasa latin mores. Ini berarti sopan santun. Kata duduk memiliki sinonim seperti mos, moris, adat sitten, atau sopan santun, akhlak. Kata moralitas dalam bahasa Indonesia berarti kesusilaan atau kesusilaan, tatanan hati nurani yang menjadi pedoman perilaku dalam hidup[1].
Dalam sosiologi, pendidikan terdapat penyampaian pengetahuan, tetapi juga memiliki fungsi penyortiran dan seleksi sosial. Artinya  menyaring dan menyeleksi peserta didik agar proses pendidikan dapat menanggung beban sosial. Pemutaran ini tentunya didasarkan pada kemampuan anak dalam menguasai ilmu pengetahuan. Â
Sekolah juga sebagai screening moral screeneng moral yaitu penyaringan terhadap moral seorang anak. Jadi sekolah sebagai bentuk pengenalan dan juga penerapan terhadap aturan – aturan dimana anak bisa memilah antara yang baik dan yang buruk dalam ruang linkup sekolah tersebut  contohnya: seleleksi moral bagi anak anak yang sekolah bisa mengenal dan menerapknan terhadap atura aturan yang ada dalam sekolah, norma norma susila, dan sopan santun
 Sekolah sebagai pembentukan keperibadian
 Kepribadian adalah kecenderungan psikologis seseorang (anak) untuk berperilaku baik secara tertutup maupun terbuka, dan sekolah memegang peranan penting dalam membentuk kepribadian anak. Sekolah juga merupakan tempat mengumpulkan pengetahuan, dan Anda dapat memperoleh pengetahuan di sekolah  yang tidak dapat Anda peroleh di rumah.Â
Tidak hanya pengetahuan, tetapi juga pembentukan moral dan karakter siswa, misalnya anak tidak mendapatkan pendidikan moral dari orang tuanya, atau anak memiliki akhlak yang buruk, Â hal ini dikarenakan orang tua sibuk dengan pekerjaan dan tidak memiliki pengetahuan moral. kemungkinan.Â
Peran sekolah  dalam perkembangan kepribadian anak dituntut disini, karena sudah saatnya anak diasuh. Untuk  membentuk kepribadian  yang baik pada anak, guru harus memiliki strategi khusus seperti: B. Bimbingan Siswa. Pengajaran ini dapat dilakukan di semua pembelajaran di kelas. Menyelenggarakan pendidikan agama yang berkelanjutan. Â
Di sekolah, siswa diajarkan tentang norma dan budaya yang berlaku di suatu negara atau masyarakat nasional. Saya berharap ini akan membantu siswa memahaminya dan mempraktikkannya dalam kehidupan mereka. Ini membantu mengembangkan kepribadian siswa.Â