Mohon tunggu...
Muh Khamdan
Muh Khamdan Mohon Tunggu... Researcher / Analis Kebijakan Publik

Berbagi wawasan di ruang akademik dan publik demi dunia yang lebih damai dan santai. #PeaceStudies #ConflictResolution

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Saat Pesantren Jadi Komoditas: Media, Moralitas, dan Santri yang Diperolok

16 Oktober 2025   09:08 Diperbarui: 16 Oktober 2025   09:08 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi santri mengaji kitab kuning (Sumber: rm.id)

Martabat pesantren tidak ditentukan oleh kamera media, tapi oleh seberapa dalam santri menanamkan adab dalam menghadapi penghinaan. 

Dalam kerangka studi perdamaian budaya, konflik semacam ini sebenarnya adalah peluang untuk memperkuat dialog antar-subkultur. Media dan pesantren sama-sama bagian dari bangsa ini. Satu mewakili modernitas, satu mewakili tradisi. Jika keduanya saling mendengar, bukan saling menuding, maka akan lahir jembatan baru antara spiritualitas dan komunikasi publik.

Permintaan maaf Trans7 sebaiknya tidak dipahami sebagai akhir dari persoalan, melainkan awal dari rekonsiliasi kultural. Media perlu belajar memahami simbolisme pesantren dengan empati, dan pesantren perlu membuka diri terhadap literasi publik. Kedua belah pihak harus berjalan di jalan tengah: saling menghormati tanpa kehilangan jati diri.

Boikot Trans7 mungkin lahir dari kemarahan, tapi bisa berbuah kebijaksanaan jika dijadikan momentum introspeksi. Pesantren bukan sekadar warisan masa lalu, tapi laboratorium nilai-nilai moral bangsa. Dari pesantren, kita belajar bahwa adab bukan sekadar tradisi, namun bahasa kasih yang perlu terus diterjemahkan, dengan hati, dalam setiap zaman.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun