Saat kereta mulai memasuki wilayah Semarang, aroma laut yang samar-samar tercium melalui ventilasi. Pemandangan rumah-rumah dengan genteng merah, pasar-pasar kecil, dan jalanan yang mulai ramai membuat dada saya bergetar. Inilah saatnya bertemu orang tua, adik, dan cerita-cerita yang selama ini hanya saya simpan lewat telepon.
Saya turun dengan langkah pelan. Tidak ingin buru-buru. Sebab dalam perjalanan ini, saya tidak hanya sampai di tujuan, tapi juga menemukan versi terbaik dari diri saya sendiri. Versi yang lebih sabar, lebih menghargai waktu, dan lebih sadar bahwa mudik adalah tentang menyatukan kembali serpihan kenangan dengan realitas. Bagi Anda yang selama ini ragu naik kereta jarak jauh, percayalah bahwa ini bukan moda transportasi biasa. Ini adalah ruang psikologis yang memungkinkan kita untuk memulihkan lelah, membangun kembali fokus, dan bahkan menemukan inspirasi yang selama ini mengendap dalam diam.
Tahun 2025 ini, saya tidak sekadar mudik. Saya pulang dengan kesadaran baru. Dan kereta api dengan segala kemewahan sederhana, layanan penuh cinta, dan lanskap alam yang memesona, telah menjadi kendaraan batin yang membawa saya ke rumah, juga ke dalam diri saya sendiri.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI