Mohon tunggu...
Muh Khamdan
Muh Khamdan Mohon Tunggu... Researcher / Analis Kebijakan Publik

Berbagi wawasan di ruang akademik dan publik demi dunia yang lebih damai dan santai. #PeaceStudies #ConflictResolution

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

5 Gol, 20 Gelar: Liverpool Menulis Ulang Buku Bisnis Sepak Bola

28 April 2025   04:49 Diperbarui: 28 April 2025   11:01 410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Liverpool meraih juara liga Inggris musim 2024-2025 (AFP/PAUL ELLIS via KOMPAS.com)

Minggu, 27 April 2025, menjadi hari tak terlupakan di Anfield. Bukan hanya karena Liverpool menghajar Tottenham Hotspur dengan skor telak 5-1, tetapi juga karena hari itu, The Reds resmi memastikan gelar Premier League ke-20 mereka, menyamai rekor bersejarah Manchester United.

Kemenangan ini bukan sekadar soal trofi. Ia adalah bukti keberhasilan Liverpool sebagai model bisnis olahraga modern. Sebuah klub yang mampu bertransformasi dari kekuatan tradisional menjadi mesin profesional yang efisien, adaptif, dan global.

Jika melihat perjalanan Liverpool dari juara pandemi 2019-2020 ke puncak musim 2024-2025, ada benang merah yang tak bisa diabaikan, yaitu profesionalisasi manajemen, investasi strategis dalam talenta, dan pengelolaan brand global secara konsisten.

Dari perspektif teori bisnis olahraga, Liverpool adalah contoh textbook dari konsep sustainable success. Mereka tidak hanya membangun skuad yang kuat, tetapi juga infrastruktur bisnis yang mampu menopang performa di dalam dan di luar lapangan.

Pencapaian ini juga menegaskan prinsip utama dalam sepakbola modern, yaitu klub bukan lagi sekadar tim yang bertanding, melainkan korporasi hiburan global. Fans di stadion tetap penting, tetapi fans di seluruh dunia yang menonton lewat layar jauh lebih menentukan arus kas.

Dalam sepakbola modern, gelar juara bukan hanya soal teknik di lapangan, tapi strategi bisnis yang cerdas. Liverpool membuktikan bahwa sukses di era global dimulai dari inovasi, konsistensi, dan keberanian menjaga identitas.

Liverpool memanfaatkan pendekatan data driven management. Rekrutmen pemain, pengembangan akademi, hingga manajemen cedera semuanya berbasis analitik canggih. Ini menjadi diferensiasi yang membuat mereka selangkah lebih maju dibanding banyak rival.

Selain itu, The Reds juga berhasil mengembangkan fan engagement di era digital. Liverpool membangun platform media sendiri, memperluas monetisasi konten, dan mempererat hubungan emosional dengan fans global lewat storytelling yang kuat.

Kemenangan atas Tottenham ini adalah momen puncak dari rencana panjang. Tottenham bukan lawan sembarangan, namun Liverpool menunjukkan bahwa stabilitas organisasi dan perencanaan matang lebih menentukan daripada sekadar belanja besar di bursa transfer.

Secara komersial, gelar ini akan memompa valuasi klub. Diperkirakan, nilai Liverpool sebagai entitas bisnis akan melonjak, tidak hanya dari prize money, tetapi juga dari sponsorship, penjualan merchandise, dan peluang ekspansi pasar baru di Asia dan Amerika.

Menariknya, keberhasilan ini juga mengguncang peta persaingan Premier League. Dengan Arsenal, Newcastle, Manchester City, dan Chelsea melengkapi lima besar, liga ini menunjukkan bahwa dominasi bukan lagi milik satu-dua klub saja, melainkan kompetisi yang lebih terbuka. Namun Liverpool mengingatkan dunia bahwa heritage tetap punya nilai besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun