Mohon tunggu...
Muh Khamdan
Muh Khamdan Mohon Tunggu... Researcher / Analis Kebijakan Publik

Berbagi wawasan di ruang akademik dan publik demi dunia yang lebih damai dan santai. #PeaceStudies #ConflictResolution

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Pelatnas dan Non-Pelatnas Bersatu, Taruhan PBSI di Piala Sudirman

22 April 2025   08:10 Diperbarui: 22 April 2025   08:10 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kontinngan Indonesia dalam Piala Sudirman 2025 (Sumber: merdeka.com)

Piala Sudirman 2025 yang akan digelar di Xiamen, China, mulai 27 April hingga 4 Mei, menjadi momentum penting bagi tim bulu tangkis Indonesia. Berada di Grup D bersama Denmark, India, dan Inggris, skuad Merah Putih dihadapkan pada tantangan yang tidak ringan. Masing-masing lawan memiliki kekuatan merata di semua sektor, menjadikan grup ini layak dijuluki "grup neraka".

Indonesia hanya pernah satu kali mengangkat trofi Piala Sudirman pada edisi perdana 1989. Sejak saat itu, dominasi berpindah ke tangan China dengan 13 gelar dan Korea Selatan dengan 4 gelar. Kini, setelah lebih dari tiga dekade, sudah saatnya Indonesia menunjukkan bahwa regenerasi dan strategi baru mampu menembus dominasi sejarah.

Langkah awal yang patut diapresiasi adalah keberanian PBSI dalam mengombinasikan pemain pelatnas dan non-pelatnas. Salah satu contoh cemerlang adalah dipanggilnya pasangan campuran Rehan Naufal Kusharjanto dan Gloria Emanuelle Widjaja, yang tampil luar biasa di sejumlah turnamen Eropa.

Rehan/Gloria berhasil menembus final di German Open dan Orleans Masters, serta menjuarai Polish Open. Tak hanya itu, mereka mencatat kemenangan penting atas pasangan unggulan dari Denmark dan India, dua negara yang akan menjadi rival berat Indonesia di fase grup nanti. Catatan ini bukan hanya prestasi teknis, tapi juga cerminan ketahanan mental yang dibutuhkan di turnamen beregu.

Kemenangan di Piala Sudirman bukan hanya soal mengalahkan lawan, tapi tentang menyatukan semangat bangsa, mengukir sejarah, dan membuktikan bahwa Indonesia tak pernah kehabisan juara.

Selain sektor ganda campuran, kekuatan Indonesia juga datang dari pasangan ganda putri Febriana Dwipuji Kusuma/Amalia Cahaya Pratiwi, serta pasangan ganda putra Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto. Dua sektor ini merupakan tumpuan vital dalam strategi beregu, di mana poin dari sektor ganda sering menjadi kunci kemenangan tim secara keseluruhan.

Di sektor tunggal, tetap akan diperkuat nama seperti Jonatan Christie, Putri Kusuma Wardani, dan pemain muda seperti Muhammad Zaki Ubaidillah menjadi simbol regenerasi dan semangat baru. Turnamen seperti Piala Sudirman kerap menjadi panggung lahirnya kejutan, terutama dari para pemain muda yang tampil tanpa beban.

Format beregu campuran menuntut kecermatan dalam membaca peta kekuatan sendiri dan kekuatan lawan. Setiap tim harus memaksimalkan kekuatan di sektor andalan sambil meminimalkan risiko di sektor yang lemah. Artinya, strategi pemilihan pemain dan penempatan urutan tanding menjadi seni tersendiri, tak kalah penting dari kemampuan teknis atlet di lapangan.

Turnamen beregu juga sangat dipengaruhi oleh faktor non-teknis, sebagaimana dukungan tim, chemistry antarpemain, serta kepiawaian pelatih dalam mengatur emosi dan motivasi. Dalam konteks ini, kesiapan psikologis dan manajemen tekanan menjadi hal yang tak bisa diremehkan. Atmosfer turnamen seperti Piala Sudirman penuh dengan adrenalin dan ekspektasi nasional.

PBSI tampaknya memahami konteks ini dengan baik. Komposisi pemain yang dipilih menunjukkan arah bahwa Indonesia tidak hanya berfokus pada nama besar, tetapi pada performa aktual dan kesiapan bermain sebagai tim. Ini sebuah kematangan strategi yang patut diapresiasi. Lebih dari sekadar mencari gelar, Piala Sudirman 2025 juga merupakan uji sahih terhadap program pembinaan jangka panjang PBSI. Kesempatan untuk memberi panggung kepada pemain muda akan memberi dampak jangka panjang bagi konsistensi prestasi Indonesia di level elite dunia.

Di balik setiap smash dan drop shot, ada harapan jutaan rakyat. Tim Indonesia bukan sekadar bertanding, mereka membawa mimpi dan harga diri Merah Putih ke panggung dunia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun