Mohon tunggu...
Muhammad Irvan Lubis
Muhammad Irvan Lubis Mohon Tunggu... Administrasi - Fresh graduated boys

Telah lulus dari sebuah kampus. Sedang meratapi kehidupan. Siap belajar apapun.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

War is Over, Football is Coming

22 Juni 2020   18:51 Diperbarui: 22 Juni 2020   18:52 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
credit by: @terraceimages via twitter

War is over, Football is coming adalah kalimat bagi penikmat sepak bola (football enthusiast) penuh dengan arti. Apalagi yang telah dirasakan di tahun ini, 2020. Penuh dengan kejadian yang mengejutkan, dari isu Perang dunia ketiga antara Amerika dan Iran, pandemi, dan kasus besar lainnya.

Kebahagiaan menikmati sepak bola tergeser dan hilang seketika. Bahkan bukan di dunia sepak bola, hampir seluruh aspek yang dijalani manusia terganggu. Sungguh tahun yang tidak diinginkan.

Berbicara sepak bola, jika dikilas dari awal kemunculan, definisi, rules atau aturan, bisa sangat panjang dijelaskan. Secara garis besar sepak bola adalah salah satu olahraga yang penikmatnya sangat banyak di muka bumi, bahkan gaji termahal seorang atlet saja dari pemain sepak bola. Industri bisnis pun sudah menjadi hal lumrah dalam sepak bola di era modern.

Bayangkan begitu berpengaruhnya sepak bola selain menjadi hiburan bagi kalangan menengah atas dan bawah, menjadi ladang pundi-pundi bagi para pengusaha. Lalu bagaimana kita menyikapinya? Bagaimana dengan kalimat “Againts modern football?”

Melawan modern football adalah hal yang sulit dilakukan bagi kita (penikmat sepak bola) di era seperti ini. Bahkan kita telah masuk dalam industri sepak bola itu sendiri dengan cara menjadi salah satu penopang indikator tersebut yaitu konsumen.

Dengan kita datang membeli tiket, membeli merch tim, menonton sepak bola di televisi, menggunakan atribut atau pakaian berbau sepak bola, secara tidak langsung kita menjadi sasaran para pengusaha tersebut. Lalu?

Ya, bagaimana kita harus bisa lebih berhati-hati, sepak bola telah menjadi ladang industri, itu tidak bisa dipungkiri sama sekali, sekarang bagi kita bagaimana harus lebih pintar tidak terlalu dibodohi. Seperti contoh yang pernah dilakukan fans Bayern munchen dengan perlawanan harga tiket yang begitu mahal yang sangat tidak wajar, atau hal lainnya.

Balik lagi dengan pembahasan War is over, football is coming. Sepak bola ada pelipur lara dari kejenuhan menjalani rutinitas, bagi para pekerja/buruh ketika mendapatkan libur, tidak sedikit dari mereka lari mencari hiburan dengan menonton sepak bola, begitu juga di kalangan lainnya seperti pelajar dan mahasiswa. Sepak bola adalah pertemuan dari banyaknya orang yang mempunyai latar belakang berbeda, ras, suku, agama, gender, hingga usia.

Di luar sepak bola, kita sering menemui pertengkaran antar remaja seperti tawuran sekolah, di sektor kalangan masyarakat, kita sering menemui clash antar kampung, bahkan antar komunitas motor atau semacamnya masih sering terjadi kesalahpahaman menyebabkan pertengkaran merujuk pada perperangan.

Tapi percaya atau tidak, ketika sepak bola datang kita semua mempunyai satu tujuan mendukung tim kebanggaan tanpa melihat latar belakang dari mana kita asal. Walau clash antar supporter masih sering terjadi dalam sepak bola, tapi setidaknya dalam aspek kecil, sepak bola bisa mempersatukan sekolah, komunitas, kampung, bahkan kota untuk bersatu. Itulah salah satu esensi sepak bola, pemersatu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun