2. Revitalisasi Dapur Umum di Sekolah: Makanan langsung bisa tetap ada, tetapi tidak lagi dikerjakan oleh pihak ketiga dengan pengawasan yang lemah. Sekolah dapat membangun dapur umum mini yang dikelola oleh koperasi sekolah atau bahkan oleh komite orang tua siswa. Model ini akan memberdayakan masyarakat, menjamin keamanan pangan karena makanan dimasak dan disajikan di tempat, serta memungkinkan penggunaan bahan-bahan segar dari petani lokal.
3. Libatkan Orang Tua dan Komunitas Lokal: Kunci suksesnya program adalah transparansi dan akuntabilitas. Orang tua harus dilibatkan dalam perencanaan menu, pengawasan, dan bahkan penyiapan makanan. Dengan melibatkan mereka, kita membangun rasa memiliki dan memastikan bahwa program ini benar-benar berjalan sesuai kebutuhan anak-anak, bukan sekadar proyek.
Program Makan Bergizi Gratis harus berorientasi pada manusia, bukan pada proyek. Prioritas utama kita adalah keselamatan dan kesehatan anak-anak. Mari jadikan program ini sebagai kesempatan untuk membangun ketahanan pangan dan ekonomi di tingkat lokal, serta memberdayakan keluarga dan komunitas. Jika kita terus abai, kita bukan hanya mengorbankan gizi, tapi juga masa depan mereka.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI