Rasullah telah menyampaikan kepada para sahabatnya perihal malu dalam berkehidupan di dunia yang fana ini, dalam sabdanya
: : : " : " :
Dari Imran ia berkata, Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, "Rasa malu itu tidak mendatangkan kecuali kebaikan." Berkata Busyair bin Ka'ab, "Tertulis dalam Al-Hikmah bahwa diantara malu, ada yang merupakan kewibawaan dan diantara rasa malu itu ada yang merupakan ketenangan." Maka Imran marah dan berkata "Aku sampaikan kepadamu hadits Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, sementara kamu menyampaikan kepadaku dari sahifah kamu sendiri."
Malu merupakan akhlak yang sangat dianjurkan oleh Islam. Dalam hadits yang dikeluarkan oleh Ibnu Majah dari hadits Anas, Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:
"Setiap agama mempunyai ciri khas akhlak dan ciri khas akhlak Islam itu rasa malu." (HR. Ibnu Majah)
Dalam tauhid asma wa sifat terdapat sifat malu, Allah memberi sifat malu pada dirinya, ternukil dari hadits
"Sesungguhnya Allah Maha Hidup dan Maha Mulia, Dia merasa malu apabila seseorang mengangkat kedua tangannya kepadaNya dan kembali dalam keadaan kosong tidak membawa hasil." (HR. Tirmidzi & Baihaqi)
"Sesungguhnya Allah Maha Hidup dan Maha Mulia, Dia merasa malu apabila seseorang mengangkat kedua tangannya kepadaNya dan kembali dalam keadaan kosong tidak membawa hasil." (HR. Tirmidzi & Baihaqi)
Beberapa implementasi malu dari baginda Rasulullah , di antaranya
- Disebutkan dalam hadits riwayat Bukhari dan Muslim dari Abu Sa'id Al-Khudri ia berkata:
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lebih pemalu daripada seorang gadis pingitan yang dipingit di kamarnya." (HR. Bukhari dan Muslim)
- Rasa malu itu benih-benih kebaikan dan meninggalkan rasa malu itu hakekatnya adalah akar kebodohan dan benih-benih keburukan.
Maka dari itu Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: