Mohon tunggu...
Muhammad Ihya Tirta Raushan
Muhammad Ihya Tirta Raushan Mohon Tunggu... Mahasiswa UIN JOGJA/24107030063

Mahasiswa biasa suka makan nasi uduk penyetan dan pecinta wanita matcha

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Stop Ngantor! Ini Alasan Milenial & Gen Z Pilih Kebebasan Jadi Freelancer

27 Mei 2025   23:41 Diperbarui: 27 Mei 2025   23:41 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

4. Bye-bye Drama Kantor, Hello Lingkungan Positif

Lingkungan kantor tidak selalu ideal. Politik kantor, toxic management, atau rekan kerja yang kurang kooperatif bisa jadi penghambat.

Freelance menawarkan solusi:

  • Pilih Klien: Mereka punya hak untuk memilih klien yang sejalan dengan nilai dan etika kerja mereka. Ini meminimalkan potensi konflik dan drama.
  • Fokus pada Hasil: Interaksi seringkali lebih to the point, fokus pada proyek dan hasilnya, bukan pada dinamika internal yang memakan energi.

5. Adaptasi di Era Disrupsi

Pandemi COVID-19 menjadi katalisator besar. Banyak yang dipaksa bekerja dari rumah, dan menyadari bahwa produktivitas tidak harus diukur dari kehadiran fisik di kantor. Teknologi mendukung penuh.

  • Tools Kolaborasi Online: Aplikasi seperti Zoom, Google Meet, Slack, Trello, Asana, dan banyak lainnya memungkinkan kolaborasi lintas batas tanpa hambatan.
  • Pasar Global: Platform freelance seperti Upwork, Fiverr, Sribulancer, atau Projects.id membuka pintu ke pasar global, menghubungkan freelancer dengan klien dari seluruh dunia.

Pinterest.com
Pinterest.com

Bukan Sekadar Tren, Tapi Evolusi Kerja

Tentu, jalan freelance tidak selalu mulus. Ada tantangan seperti ketidakpastian proyek, manajemen keuangan yang ketat, hingga perlunya disiplin diri yang tinggi. Namun, bagi Milenial dan Gen Z, tantangan ini adalah bagian dari petualangan. Mereka melihat freelance bukan hanya sebagai "pekerjaan sampingan," melainkan sebagai jalan karier yang valid, fleksibel, dan penuh potensi.

Pilihan ini mencerminkan semangat generasi yang menghargai otonomi, fleksibilitas, dan dampak personal lebih dari sekadar stabilitas semu yang ditawarkan pekerjaan konvensional. Mereka tidak hanya mencari nafkah, tetapi juga mencari makna, kebebasan, dan ruang untuk berkreasi sesuai ritme mereka.

Jadi, jangan kaget jika ke depan, "kantor" kita bukan lagi gedung bertingkat, melainkan sebuah dunia tanpa batas yang terhubung oleh internet dan semangat kebebasan. Era freelance bukan hanya datang, ia sudah mengambil alih panggung!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun