"Sampai kalian menziarahi perkuburan."
(QS. At-Takatsur: 2)
Sekilas, ayat ini terdengar sederhana, namun jika direnungkan lebih dalam, ia menyimpan makna yang sangat menggugah. Allah mengingatkan bahwa hidup di dunia hanyalah sementara. Kita sekadar menziarahi dunia---bukan untuk menetap, tetapi hanya singgah sejenak sebelum melanjutkan perjalanan panjang menuju akhirat.
Dalam tafsir, disebutkan bahwa ayat tersebut bermakna: "Sampai kalian mati dan masuk kubur." Lihatlah lafaznya, zurtum (kalian menziarahi), ziarah, yang berarti kunjungan singkat, tidak lama-lama. Ini menggambarkan bahwa dunia bukanlah tempat tinggal abadi. Kita datang, lalu pergi. Cepat atau lambat, setiap manusia akan masuk ke liang kubur.
Namun, kubur pun bukan tempat akhir. Alam barzakh adalah transit sementara. Di sana, setiap amal akan mulai menampakkan akibatnya. Jika barzakh-nya baik, maka akhirat pun akan baik. Jika buruk, maka akhirat akan jauh lebih berat. Kubur bisa menjadi taman dari taman-taman surga, atau lubang dari lubang-lubang neraka.
Saat itu, kenyataan mulai tersingkap. Tak ada lagi tirai yang menutupi. Semua menjadi terang. Dan manusia pun terkejut:
"Loh, ternyata benaran ada neraka."
Namun penyesalan itu datang terlambat. Tak ada lagi kesempatan untuk kembali dan memperbaiki diri.
Allah menggambarkan suasana itu dengan jelas:
"Engkau lalai dari keadaan ini. Maka kini Kami singkapkan tabirmu, dan penglihatanmu hari ini sangat tajam."
(QS. Qaf: 22)
Saat itu juga dikatakan:
"Lemparkan ke dalam neraka Jahannam orang-orang yang ingkar, keras kepala, dan suka membantah kebenaran."
(QS. Qaf: 24)
Semua sudah tak bisa diulang. Yang ada hanyalah pengadilan, ganjaran, dan balasan.
Sebelum saat itu datang---sebelum tabir dibuka dan semuanya menjadi nyata---mari kita bertanya pada diri sendiri:
Apakah kita sudah menyiapkan bekal untuk perjalanan ziarah panjang ini?
Sudahkah kita benar-benar sadar bahwa dunia hanyalah tempat persinggahan, bukan tempat tujuan?
Jangan sampai kita baru mengenal akhirat setelah ajal datang menjemput. Jangan tunggu kematian untuk menyadari kebenaran, karena kesadaran yang datang saat itu hanya membawa derita.
"Wahai jiwa yang terbuai oleh dunia, sadarlah: hidup ini hanyalah ziarah singkat menuju akhirat. Jangan tunggu maut untuk kembali. Sebelum tabir dibuka dan segalanya nyata, kenalilah akhirat dari sekarang, karena kelak hanya amal saleh yang akan tinggal bersamamu."
Semoga kita semua termasuk golongan yang sadar lebih awal, yang menyiapkan diri sebelum terlambat, dan yang menjadikan dunia ini sebagai ladang amal saleh untuk kehidupan abadi di sisi Allah.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI