Guys, kalian pasti sudah sering mendengar istilah Big Data, kan? Nah, Big Data adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kumpulan data dalam jumlah yang sangat besar, kompleks, dan terus bertambah dengan cepat dari berbagai sumber. Data tersebut kemudian dianalisis menggunakan teknologi dan metode khusus untuk menemukan pola, tren, serta wawasan yang dapat membantu dalam pengambilan keputusan di berbagai bidang. Dalam artikel ini kita akan membahasnya secara lengkap.
Pengertian Big Data
Big Data merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan sekumpulan data dalam jumlah yang sangat besar, kompleks, dan terus bertambah dengan cepat dari berbagai sumber. Data ini memerlukan metode serta teknologi khusus untuk dianalisis dan diolah secara efektif. Dalam konteks dunia teknologi informasi dan bisnis modern, konsep Big Data memiliki peran yang sangat penting. Istilah ini tidak hanya mencakup data yang terstruktur, tetapi juga meliputi data semi terstruktur dan tidak terstruktur yang berasal dari beragam platform dan aktivitas digital.
Sejarah Perkembangan Big Data
Sebelum menjadi teknologi besar seperti sekarang, Big Data sebenarnya memiliki perjalanan sejarah yang panjang. Istilah “Big Data” sendiri baru populer pada tahun 2005 ketika diperkenalkan oleh O’Reilly Media. Namun, penggunaan data untuk mengelola dan memahami aktivitas manusia sudah ada sejak ribuan tahun lalu. Sekitar 7000 tahun yang lalu, masyarakat Mesopotamia telah menggunakan data untuk mencatat hasil panen dan jumlah ternak mereka.
Pada tahun 1663, seorang ilmuwan bernama John Graunt mulai mencatat dan menganalisis penyebab kematian di Kota London. Tujuannya adalah untuk mendapatkan wawasan (insight) dan membuat sistem peringatan dini terhadap wabah pes yang sering melanda saat itu. Hasil catatan tersebut diterbitkan dalam buku berjudul Natural and Political Observations Made upon the Bills of Mortality, yang memberikan informasi berharga tentang penyebab kematian di abad ke-17. Karena jasanya, John Graunt pun dikenal sebagai “Bapak Statistika.”
Lalu, bagaimana perkembangan Big Data dari abad ke-20 hingga saat ini? Mari kita bahas satu per satu.
1. Tahun 1937–1943
Proyek data besar pertama dimulai pada tahun 1937, ketika pemerintahan Franklin D. Roosevelt di Amerika Serikat melaksanakan Social Security Act. Untuk melacak kontribusi dari 26 juta warga dan 3 juta perusahaan, pemerintah bekerja sama dengan IBM untuk mengembangkan mesin pembaca kartu berlubang (punch card machine). Beberapa tahun kemudian, tepatnya 1943, Inggris menciptakan mesin pengolah data pertama untuk membantu memecahkan kode rahasia Nazi selama Perang Dunia II.
2. Tahun 1952–Awal 1990-an
Pada 1952, pemerintah Amerika Serikat mendirikan National Security Agency (NSA) yang merekrut lebih dari 12.000 ahli kriptografi guna memproses sinyal intelijen secara otomatis selama masa Perang Dingin (Cold War). Selanjutnya, pada 1965, pemerintah AS merencanakan pembangunan pusat data pertama yang dapat menyimpan jutaan catatan, termasuk 742 juta data pajak dan 175 juta sidik jari, yang disimpan di pita magnetik dalam satu lokasi. Meskipun proyek ini akhirnya dihentikan, konsep tersebut menjadi cikal bakal lahirnya pusat penyimpanan data elektronik.
Kemudian, pada 1989, Tim Berners-Lee memperkenalkan World Wide Web (WWW) yang menjadi awal mula dunia internet seperti yang kita kenal sekarang. Memasuki tahun 1990-an, volume data meningkat pesat seiring bertambahnya jumlah perangkat yang terhubung ke jaringan internet.
3. Tahun 2005–2009
Tahun 2005 menjadi titik penting karena Roger Mougalas dari O’Reilly Media memperkenalkan istilah Big Data, setahun setelah munculnya istilah Web 2.0. Big Data didefinisikan sebagai kumpulan data yang sangat besar dan kompleks sehingga tidak bisa diolah menggunakan alat analisis tradisional.
Pada tahun yang sama, Yahoo mengembangkan Hadoop, sistem open-source yang dibangun berdasarkan konsep Google MapReduce, dengan tujuan mengindeks seluruh konten World Wide Web. Hingga kini, Hadoop masih banyak digunakan dalam berbagai proyek pengolahan data besar. Selanjutnya, pada 2009, pemerintah India meluncurkan proyek besar untuk memindai iris mata, sidik jari, dan foto dari lebih dari 1,2 miliar penduduknya, menciptakan database biometrik terbesar di dunia.