Kesehatan merupakan aspek fundamental dalam membentuk kualitas hidup manusia. Pada usia anak sekolah dasar, pola hidup sehat perlu diperkenalkan dan dibiasakan sejak dini agar menjadi fondasi yang kuat bagi tumbuh kembang mereka. Namun, fenomena yang terjadi di masyarakat menunjukkan bahwa anak-anak masih sering terpapar gaya hidup tidak sehat, seperti konsumsi makanan cepat saji, kebiasaan jajan sembarangan, kurangnya aktivitas fisik, serta rendahnya kesadaran akan pentingnya istirahat yang cukup. Hal ini dikhawatirkan menjadi faktor risiko munculnya penyakit tidak menular (PTM) di masa mendatang, seperti obesitas, diabetes melitus, dan hipertensi (Riskesdas, 2018; Kemenkes RI, 2022).
Untuk menjawab tantangan tersebut, Kementerian Kesehatan RI mencanangkan gerakan CERDIK (Cek kesehatan berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin beraktivitas fisik, Diet sehat gizi seimbang, Istirahat cukup, dan Kelola stres). Program ini dirancang sebagai strategi preventif yang mudah dipahami, sekaligus dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk di lingkungan pendidikan (Kemenkes RI, 2020).
Urgensi implementasi CERDIK semakin tinggi ketika dikaitkan dengan anak-anak usia dini di sekolah dasar. MI Muhammadiyah Kradenan 1, khususnya kelas 1, 2, dan 3, dipilih sebagai lokasi penelitian karena anak pada tahap usia ini sedang berada pada masa pembentukan kebiasaan dasar. Mereka cenderung mudah meniru perilaku dari guru, orang tua, maupun lingkungan sekitar. Oleh karena itu, sekolah menjadi arena strategis untuk menanamkan nilai pola hidup sehat sejak dini.
Artikel ini bertujuan untuk menggambarkan implementasi edukasi CERDIK di MI Muhammadiyah Kradenan 1 kelas 1–3, dengan fokus pada latar belakang urgensi, strategi penerapan, hasil yang dicapai, serta tantangan dan peluang yang dihadapi.
METODE
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan metode studi lapangan yang dipadukan dengan studi pustaka. Subjek penelitian adalah siswa kelas 1, 2, dan 3 di MI Muhammadiyah Kradenan 1.
Teknik pengumpulan data dilakukan melalui:
1. Observasi: mengamati perilaku siswa terkait pola makan, aktivitas fisik, serta kebiasaan menjaga kesehatan selama di sekolah.
2. Wawancara: dengan guru kelas dan beberapa wali murid untuk mengetahui kebiasaan anak di rumah serta bentuk dukungan keluarga terhadap pola hidup sehat.
3. Dokumentasi: mengumpulkan catatan sekolah, foto kegiatan, serta laporan pemeriksaan kesehatan dari puskesmas setempat.
4. Studi pustaka: menganalisis dokumen resmi Kementerian Kesehatan, jurnal ilmiah, dan laporan riset terkait edukasi kesehatan.
Metode ini dipilih karena dapat memberikan gambaran yang komprehensif mengenai kondisi nyata di lapangan, sekaligus memperkuat analisis dengan teori dan kebijakan yang sudah ada.
HASIL