Mohon tunggu...
Muhammad Harkim Novridho
Muhammad Harkim Novridho Mohon Tunggu... Mahasiswa - -

Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang didalam masyarakat dan sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ke Mana Perginya Filosofi Minangkabau Saat Ini?

29 Maret 2023   04:04 Diperbarui: 29 Maret 2023   04:23 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Katasumbar.com

Bendera hitam sebagai simbol dukacita masyarakat minang, sepertinya sudah saatnya untuk dikibarkan menggantikan marawa yang sebagai lambang dari alam Minangkabau dan tentang bagaimana Masyarakat Minangkabau menjunjung tinggi nilai-nilai budayanya. 

Di tanah yang dulunya sangat menjunjung erat filosofi hidup "adat basandi syarak, syarak basandikan kitabullah" yang artinya adat bersandingkan syari'at, syari'at bersandingkan kitab Allah (al-Qur'an) ini.

Ranah Minangkabau yang dikenal sebagai pencetak orang-orang hebat para intelek yang memberikan kontribusi besar bagi negeri ini, dan diantaranya ialah banyaknya ulama kharismatik yang dikenal bukan hanya di nusantara melainkan diakui di dunia.

Sebagai contoh sebut saja Ahmad Khatib al-Minangkabawi ulama besar Minangkabau yang merupakan imam Masjidil Haram saat itu dan banyak pemimpin reformis Islam Indonesia yang kemudian belajar dengannya. Salah dua nya adalah dua pendiri ormas Islam terbesar tanah air yaitu Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah dan Hasyim Asyari, pendiri Nahdlatul Ulama. Lalu kemudian Abdul Karim Abdullah, atau Buya Hamka yang merupakan kemanakan dari Ahmad Khatib. 

Namanya mashur sebagai seorang ulama yang memiliki kontribusi besar bagi dunia ke Islaman, sehingga di anugerahkan gelar kehormatan Doktor Honaris Causa dari Universitas al-Azhar, selain itu juga beliau berhasil di dunia tafsir dengan menyelesaikan tafsir Al-Azharnya. Selain sebagai seorang ulama beliau juga terkenal sebagai penulis buku dan novel. salah satu novel darinya  yaitu tenggelamnya kapal van der wijck.

Selain seorang ulama, suku yang bermayoritas di Sumatera Barat ini, juga banyak melahirkan para pemikir yang mana kemudian hampir dari separoh pendiri bangsa ini berdarahkan Minangkabau. Sebut saja, Muhammad Hatta yang juga merupakan wakil pertama Indonesia dan perannya dalam menjadi salah satu penulis UUD 1945. 

Lalu Sjahrir yang juga merupakan salah satu pejuang kemerdekaan yang akhirnya menjadi perdana menteri Indonesia. Kemudian sosok diplomat ulung yang membuka hubungan diplomatik Indonesa dengan negara-negara Arab. Lalu, Tan Malaka yang sangat mendorong semangat revolusi saat itu. Dan banyak tokoh lainnya, seperti Muhammad Yamin, Muhammad Natsir, HR Rasuna Said, dll.

Filosofi "adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah" yang sudah dipegang erat oleh masyarakat Minang dalam menjalankan kehidupannya baik kehidupan pribadi maupun bermasyarakat. 

Mengapa ungkapan ini kemudian dapat dilahirkan oleh para pemikir Minang saat itu? Jika saya mengutip perkataan Gianbattiso Vico, dalam kesadaran Hermeneutis ia menjelaskan bahwasanya sebuah pemikiran selalu berakar dalam konteks budaya tertentu" dari ungkapan tersebut saya percaya kemudian, lahirnya filosofi yang mana menyandingkan nilai-nilai adat dengan syariat.

Tentu ini berangkat dari sebuah anggapan yang dilihat dari realitas saat itu bahwa kehidupan masyarakat Minangkabau sangat dekat dengan nilai-nilai moral keagamaan dan tentu masyarakat Minangkabau selanjutnya dinilai mampu dalam menjalankan kehidupannya berlandaskan filosofi ini.

Kembali pada pemantik di awal, kenapa saya mengatakan saat ini masyarakat Minang mulai berkabung karena filosofi hidup yang luar biasa dipegang teguh dahulunya, pada akhirnya sekarang seakan-akan dilupakan oleh beberapa oknum yang bahkan di antara mereka merupakan kaum yang berpendidikan.

Kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh salah seorang dosen Ilmu budaya di salah satu kampus di Sumatera Barat Desember tahun lalu, kemudian yang terbaru lagi-lagi hal yang sama, 12 mahasiswa fakultas kedokteran menjadi korban dari pelecehan seksual. dan kasus guru olahraga yang mencabuli siswa SD, yang pada akhirnya membekaskan trauma, dan tentu banyak kasus yang lainnya yang terungkap atau bahkan belum terungkap hingga saat ini.

Dengan melihat peristiwa tersebut tentu kita akan miris sekaligus bertanya-tanya ke mana perginya filosofi yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Minangkabau? Ke mana adat yang bersandingkan syariat perginya? Apakah yang kemudian menjadi alasan terjadinya kasus yang justru pelakunya adalah orang-orang yang berpendidikan ini? 

Apakah mereka seolah-olah ingin menjadikan pelecehan seksual sebagai adat atau budaya? Justru hal ini tidak bisa terjadi, berdasarkan filosofi masyarakat Minangkabau tersebut, tentu adat harus bersanding dengan syariat yaitu berlandaskan ayat-ayat al-Qur'an dan tidak bisa bertentang. Dengan kata lain, sumber utama masyarakat Minangkabau dalam menentukan etika atau sebuah nilai kehidupan haruslah berpijak pada kitabullah.

Gaungan tentang filosofi "adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah ini, jika kita melihat realitas yang ada bagaimana generasi intelektual Minangkabau justru telah jauh menyimpang dari norma-norma ajaran Islam dan seolah-olah kemudian mereka menghilangkan atau melepas filosofi hidup yang dipegang teguh oleh masyarakat Minangkabau sejak lama ini dan mereka lebih memilih untuk ditundukkan oleh nafsu bringas mereka sendiri.

Mungkin pandangan saya akan hal ini, terkesan tidak objektif, seolah saya menggeneralisir generasi intelektual Minangkabau sepenuhnya. Pandangan saya ini hanya ditujukan sebagai bahan renungan bagi kita semua, agar dapat kembali memikirkan, dan tentu kembali pada filosofi yang telah dibuat oleh para pemikir Minangkabau sebagai bentuk kepercayaan mereka dan tentu di sini juga terletak harapan yang mereka titipkan kepada kita untuk dapat mewariskan dan tetap memegang teguh filosofi yang menjadi pegangan orang Minangkabau dalam berkehidupan sejak lama.

Lalu pertanyaan selanjutnya siapa yang kemudian bertanggung jawab mengembalikan filosofi hidup yang sekarang hilang dari karakter generasi intelektual Minangkabau saat ini? 

Jawabannya adalah "tigo tungku sajarangan" yang mana tigo artinya tiga, tungku artinya perapian, dan sajarangan artinya diatur baik. Tungku ini kemudian merujuk pada pusat kehidupan sosial dan budaya masyarakat Minangkabau, yaitu keluarga sebagai tempat yang terutama dalam pembentukan karakter serta moralitas. Sajarangan yang merujuk kepada prinsip mengajarkan pentingnya sebuah keseimbangan dan harmoni dalam kehidupan bersosial.

Adapun Tiga unsur yang dimaksud adalah 3 institusi sosial utama dalam masyarakat Minangkabau yakni adat, agama, serta negara. Ketiga institusi inilah yang harus saling berkaitan dan berpegangan tangan dalam membangun keharmonisan dan keseimbangan masyarakat. Ketiga institusi ini sebagai pemangku kepentingan inilaj sepertinya yang menjadi orang-orang yang bertanggung jawab untuk menjelaskan, membentuk ulang konsep-konsep filosofi yang selama ini dipegang erat tersebut.

Melihat keberkabungan ini, sudah seharusnya bagi Tigo tungku sajarangan ini kemudian mulai duduk bersama sambil menikmati teh talua untuk berbincang memikirkan mau dibawa ke mana akhirnya generasi intelektual yang seharusnya disiapkan sebagai pewaris nenek moyang hebat mereka dan berusaha menyusun sebuah strategi apa untuk menanamkan kembali semangat perimplementasian filosofi hidup adat besandingkan syariat Islam, syariat besandingkan kitab Allah ini.

Sudah saatnya bagi masyarakat Minangkabau kembali bangkit dan tidak terjebak oleh romansa masa lalu, mengembalikan kejayaan-kejayaan yang telah dibangun oleh para pendahulu mereka dan tentunya mengembalikan kembali semangat intelektual yang berlandaskan filosofi hidup masyarakat Minangkabau itu sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun