Mohon tunggu...
muhammad hafiz akbar
muhammad hafiz akbar Mohon Tunggu... Mahasiswa

Mahasiswa departemen Administrasi Publik Fakultas Ilmu sosial Hukum dan Ilmu Politik Universitas Negeri Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

fenomena gelandangan pengemis musiman di yogyakarta saat ramadhan dan menjelang lebaran

6 April 2025   20:55 Diperbarui: 6 April 2025   20:56 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Fenomena gelandangan pengemis musiman di Yogyakarta saat ramadhan dan menjelang lebaran sering terjadi di setiap tahunnya dan sudah menjadi perhatian berbagai pihak. Selama bulan ramadhan hingga menjelang lebaran idul fitri 2025 kenaikan angka gelandangann pengemis di beberapa titik di yogyakarta meningkat sangat tajam, contohnya yakni di sekitar kampus UGM. Menurut vidio yang di unggah oleh akun media sosial Pandangan Jogja para gelandangan pengemis ini mulai berkumpul pada sore hari mulai jam 15.00 -- 22.00 WIB hari di sekitaran bundaran UGM hingga depan kampus MM UGM dengan jumlah yang terbilang cukup banyak. Hal ini di karenakan faktor kemurahan hati masyarakat, karena di bulan ramadhan masyarakat cenderung ingin berbuat baik dengan cara berbagai takjil dan berbagi kepada sesama, terkadang saat ada masyarakat yang membagikan takjil ke salah satu pengemis disana maka mereka akan langsung memanggil rekan rekannya dan mengerubungi tempat tersebut.

Penertiban sudah dilakukan, menurut sumber dari vidio yang di upload akun Pandangan Jogja awalnya beberapa pengemis sudah di tegur oleh satpam sekitar UGM akan tetapi pasti kembali lagi, dan hal ini sudah di tindak lanjuti oleh satpol PP kota yogyakarta, akan tetapi karena kurangnya lahan dan dana penanganan untuk menampung para pengemis membuat tidak dapat di atasi semuanya. Menurut sumber rata rata pengemis bukanlah orang asli jogja akan tetapi mereka adalah orang orang dari luar jogja, dan diduga para pengemis tersebut sudah terorganisir. Perlu adanya kerjasama dari beberapa dinas terkait dan juga pemerintah untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Masyarakat juga dapat berperan penting dalam mengatasi permasalahan ini. Pemberian bantuan langsung dijalan dapat memotivasi individu untuk terus terusan mengemis sehingga masyarakat yang ingin memberikan bantuan dapat menentukan target yang lebih layak dalam penyaluran bantuan guna menekan tingginya angka pengemis. Fenomena ini tidak hanya menimbulkan masalah sosial akan tetapi juga berdampak pada kenyamanan dan estetika suatu kota, dan apabila masyarakat selalu memberikan bantuan pada para pengemis ini hanya akan memperburuk situasi karena pada pengemis akan menunggu bantuan untuk hari selanjutnya dan jumlah akan semakin banyak.

Pendekatan kemanusiaan dalam menangani kasus ini tidak harus melibatkan bantuan secara finansial, akan tetapi dapat berupa keterampilan dan peluang kerja, jadi peran pemerintah juga sangan penting dalam hal ini, karena salah satu faktor yang menyebabkan banyaknya pengemis yakni karena kurangnya keterampilan individu dan juga kecilnya lapangan pekerjaan yang membuat orang bekerja sebagai gelandangan pengemis. Maka dari itu pentingnya solusi berkelanjutan, dan dengan pendekatan yang holistik dan kolaboratif diharapkan permasalahan pengemis di yogyakarta dapat berkurang dan dapat di tangani dengan baik.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun