Abstrak
Studi Islam di Barat telah mengalami transformasi signifikan dalam beberapa dekade terakhir, bergeser dari paradigma orientalis ke pendekatan interdisipliner yang lebih inklusif dan reflektif. Salah satu faktor penting dalam perubahan ini adalah meningkatnya partisipasi mahasiswa Muslim di universitas-universitas Barat. Artikel ini bertujuan untuk menganalisis peran mahasiswa Muslim sebagai agen perubahan dalam lanskap akademis Barat, khususnya dalam meruntuhkan stereotip, memperluas cakrawala metodologis, dan memperkuat dialog antara Islam dan Barat. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif-deskriptif dengan pendekatan studi pustaka terhadap literatur yang relevan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa Muslim bertindak tidak hanya sebagai penerima pengetahuan tetapi juga sebagai subjek aktif yang menantang hegemoni epistemik Barat melalui kontribusi intelektual, keterlibatan sosial, dan praktik akademis reflektif. Dengan demikian, keberadaan mereka menandai era baru dalam studi Islam di Barat---era di mana Islam tidak lagi sekadar objek penelitian tetapi menjadi mitra yang setara dalam konstruksi pengetahuan global.
Kata kunci: mahasiswa Muslim, studi Islam, Barat, transformasi akademik, dekolonisasi pengetahuan.
Abstract
Islamic studies in the West have undergone a significant transformation in recent decades, shifting from an orientalist paradigm to a more inclusive and reflective interdisciplinary approach. One important factor in this change is the increasing participation of Muslim students in Western universities. This article aims to analyze the role of Muslim students as agents of change in the Western academic landscape, particularly in breaking down stereotypes, expanding methodological horizons, and strengthening dialogue between Islam and the West. This research uses a qualitative-descriptive method with a desk study approach to relevant literature. The results show that Muslim students act not only as recipients of knowledge but also as active subjects challenging Western epistemic hegemony through intellectual contributions, social engagement, and reflective academic practices. Thus, their existence marks a new era in Islamic studies in the West---an era in which Islam is no longer merely an object of research but rather an equal partner in the construction of global knowledge.
Keywords: Muslim students, Islamic studies, West, academic transformation, decolonization of knowledge.
Pendahuluan
Studi Islam di Barat memiliki sejarah yang cukup panjang dan berkaitan erat dengan warisan orientalisme serta pengaruh kolonialisme dalam dunia akademik. Dulu, penelitian tentang Islam lebih sering dilakukan dari perspektif luar, di mana Islam dipandang sebagai sesuatu yang harus dianalisis, dikritik, atau bahkan diperbaiki sesuai dengan standar pengetahuan Barat (Said, 1978). Namun, di abad ke-21, terjadi perubahan baru dalam dunia akademik global, yaitu keterlibatan aktif para akademisi dan mahasiswa Muslim dalam sistem pendidikan tinggi di Barat.
Kehadiran mahasiswa Muslim di universitas-universitas Barat memiliki dampak besar terhadap perubahan cara berpikir dalam mempelajari Islam. Mereka tidak hanya membawa perspektif baru yang berasal dari pengalaman iman dan budaya mereka, tetapi juga memperkaya metode belajar dengan nilai-nilai etis dan refleksi teologis. Keberadaan mereka membuka peluang terjadinya "dekolonisasi epistemik" --- proses di mana pengetahuan tidak lagi dimiliki sepenuhnya oleh satu tradisi tertentu, melainkan dibangun melalui dialog antar budaya dan keyakinan (Sardar, 2014).).
Artikel ini mencoba menjawab pertanyaan penting, yaitu bagaimana kehadiran mahasiswa Muslim berpengaruh terhadap perkembangan studi Islam di dunia Barat. Dengan melihat berbagai referensi dan tren penelitian terkini, tulisan ini menjelaskan bahwa peran mahasiswa Muslim tidak hanya terbatas pada ikut serta dalam aktivitas akademik, tetapi juga menjadi pemicu perubahan yang mampu mengembalikan nilai-nilai spiritual, etika, dan kemanusiaan dalam studi Islam modern.
Metode Penelitian