Di tengah arus globalisasi, modernisasi, dan dinamika sosial-politik yang cepat, seorang ASN tidak cukup hanya memiliki kompetensi teknis, tetapi juga perlu memiliki fondasi nilai yang kuat dalam kebangsaan dan bela negara. Di sinilah peran penting Modul Wawasan Kebangsaan dan Nilai-Nilai Bela Negara. Saat ini Indonesia sebagai negara besar dan majemuk menghadapi berbagai permasalahan kebangsaan yang kompleks. Tantangan-tantangan tersebut meliputi:
1. Melemahnya nasionalisme, terutama di kalangan generasi muda yang terpapar oleh budaya luar tanpa penyaring nilai.
2. Radikalisme dan intoleransi, yang mengancam persatuan dan keutuhan NKRI dari dalam.
3. Korupsi yang merajalela, memperburuk citra birokrasi dan merusak kepercayaan publik terhadap institusi negara.
4. Kesenjangan sosial dan ekonomi, yang menciptakan potensi konflik horizontal.
5. Kurangnya keteladanan dari penyelenggara negara, yang membuat nilai-nilai kebangsaan kehilangan otoritas moral.
Permasalahan ini merupakan tantangan nyata yang membutuhkan peran-peran ASN yang mampu menjaga, merawat, dan memperkuat fondasi kebangsaan. Dalam pelaksanaannya terdapat tantangan dalam penerapan wawasan kebangsaan. Dalam implementasinya, wawasan kebangsaan seringkali dihadapkan pada tantangan-tantangan sebagai berikut:
1. Internalisasi nilai yang lemah — Banyak ASN memahami Pancasila dan UUD 1945 hanya sebagai formalitas, tanpa dihayati sebagai nilai hidup.
2. Budaya birokrasi yang permisif — Masih banyak praktik KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme) yang menggerus idealisme ASN.
3. Tekanan politik dan kepentingan elit — ASN seringkali terseret arus pragmatisme politik sehingga kehilangan netralitas.
4. Kurangnya pendidikan karakter berkelanjutan — Pelatihan hanya bersifat insidental tanpa adanya pendampingan nilai secara berkelanjutan.