Mohon tunggu...
Muhammad Fauzi
Muhammad Fauzi Mohon Tunggu... Buruh - Buruh

Hanya seorang buruh kecil yang hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Pengalaman Jualan Mangga dan Lika-liku Menghadapi Pembeli yang Tega Nawar hingga Batas Modal

16 Desember 2023   00:01 Diperbarui: 16 Desember 2023   01:22 1051
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika kita melihat penjual buah di pinggir jalan, terkadang mereka hanya mengikuti trend atau musimnya saja. Hal ini tentunya sama seperti yang saya lakukan saat ini. Misalnya saat musim durian maka banyak sekali yang berjualan durian di pinggir jalan. Begitu juga saat musim mangga, duku, dan buah lainnya yang hanya saat musim tertentu saja.

Nah, mereka itu terkadang banyak yang tidak ahli dalam memahami mana buah yang bagus dan mana buah yang jelek, serta mana yang manis dan mana yang asem. 

Lain halnya dengan saya karena sudah pernah melalang buana di berbagai toko buah dan juga sudah banyak mempelajari berbagai buah, baik buah lokal maupun buah impor. Jadi kalau masalah kejujuran dalam berjualan buah, maka saya bisa diandalkan.

Hal inilah yang saya terapkan saat memulai merambah berjualan mangga. Pastinya kalian banyak yang bertanya kenapa saya tidak berjualan buah saja, malah memilih berjualan minuman es?

Faktor utamanya terletak pada modal pertama kali saat membuka bisnis. Untuk berjualan dengan aneka macam varian buah setidaknya butuh modal sekitar Rp 50 jutaan, itupun belum termasuk perlengkapan lainnya agar terlihat menarik di mata pembeli. Lain halnya dengan minuman es yang hanya membutuhkan modal awal Rp 5-10 juta saja.

Lanjut ke pembahasan, penjual mangga harum manis di pinggir jalan biasanya hanya berpikir supaya dagangannya tersebut cepat laku terjual dan menghiraukan kualitas dan rasa dari mangga tersebut. Sedangkan saya sebaliknya, yaitu lebih mengutamakan kualitas dan rasa. Saya biasanya akan memilah mana mangga yang benar-benar manis dengan mangga yang terlihat masih asem.


Saya bersyukur berjualan minuman es, jadi mangga yang terasa asem tadi daripada tidak laku terjual lebih baik dibuat minuman jus mangga saja.

Kalau soal harga juga tak beda jauh lah. Jika lagi musimnya seperti ini, mangga harum manis biasanya dijual kisaran Rp 10.000 - Rp 15.000 per kilonya. Namun, yang membedakan adalah ketika ada pembeli menawar dengan harga yang tak semestinya. Disinilah letak keberkahan dalam jual beli terjadi.

Pembeli Nawar Mangga Harum Manis Bikin Penjual Nyesek

Dalam berjualan, pembeli nawar harga pastinya sudah menjadi hal yang wajar dan lumrah. Namun, apa jadinya jika pembeli menawar sampai batas modal?

Inilah yang sering saya rasakan selama seminggu berjualan mangga harum manis. Tak sedikit yang menawar hingga sampai batas modal, biasanya pembeli seperti ini dilakukan oleh kaum ibu-ibu. Padahal sudah terpampang jelas harga yang tertera yaitu Rp 10.000 per kilo untuk mangga harum manis ukuran kecil dan Rp 15.000 per kilo untuk ukuran yang besar.

"Bang, mangga yang besar ini 2 kilo boleh gak Rp 25.000." Tawaran dari pembeli seperti ini masih bisa ditolerir. Tapi yang bikin nyesek itu ketika ada yang nawar dan minta harga disamain, "Bang, mangga yang besar harganya samain aja sama yang kecil, toh nanti jadi langganan." Hanya bisa mengelus dada dan sabar. Bahkan ada yang lebih parah lagi "Mangga yang kecil ini Rp 5 ribu aja ya sekilonya, kecil banget bang nanti susah ngupasnya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun