Mohon tunggu...
Muhammad Fauzi
Muhammad Fauzi Mohon Tunggu... Buruh - Buruh

Hanya seorang buruh kecil yang hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Cegah Kasus Bullying di Sekolah, Orang Tua Perlu Sadarkan Anak dengan Tindakan Ini!

11 Desember 2023   00:05 Diperbarui: 11 Desember 2023   00:08 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dua dasawarsa lalu, anak-anak sekolah identik dengan kaum terpelajar karena kemurnian akhlak dan keluhuran ilmu. Karena itulah guru sangat menghormati murid-murid berseragam dan menjaganya seperti anak-anak mereka. Namun kini citra positif itu semakin memudar seiring menurunnya akhlak mulia di dalam diri para anak. Mereka menjadi kasar, impulsif, dan sekarang lagi trennya kasus bullying.

Kasus bullying atau perundungan yang baru-baru ini marak terjadi kian meresahkan aparatur sekolah, termasuk guru serta siswa lainnya. Bahkan banyak yang mengkhawatirkan jika mereka nantinya akan terus bertindak impulsif dan membully secara membabi-buta. 

Jika diingat data yang dirangkum oleh PISA ( Programme for International Student Assessment ), Indonesia menjadi negara kelima dengan kasus bully terbanyak dengan total 41.1 persen kasus.

Salah satu contohnya yang sedang trending beberapa waktu lalu yaitu kasus bullying anak yang dicolok matanya di daerah Garut. Gak habis pikir bagaimana pikiran bocah ternodai dengan tindakan kasar seperti orang dewasa. Kejadian itu bermula ketika sekolah menggelar lomba dalam rangka memperingati HUT RI ke-78. Sang anak dibawa oleh kakak kelasnya ke ruang kecil untuk dimintai uang alias dipalak. Siswi yang tak diketahui namanya menolak untuk memberikan uang saat dipalak yang pada akhirnya ditusuk oleh tusukan bakso sampai mata kanan tak bisa melihat.

Kasus tersebut merupakan segelintir dari banyaknya kasus bullying lain di sekolah Indonesia. Sekarang jamannya bullying dengan tindakan kekerasan berupa kekerasan verbal, fisik, maupun psikis yang pelakunya bisa jadi guru, siswa sendiri, juga karyawan sekolah.

Emosi remaja yang masih labil terkadang membuat pelaku bullying semakin meningkat. Apalagi adanya provokasi antar teman membuat tindakan bullying seakan di dukung.

Sebenarnya hanya satu cara untuk mencegah kasus bullying agar tidak terjadi di kemudian hari. Sekolah perlu membuat kebijakan anti kekerasan dan seluruh pemangku seperti guru, kepala sekolah, karyawan sekolah, orang tua maupun siswa perlu menyikapi perilaku kekerasan untuk mengantisipasinya.

Kita tidak bisa diam saja menyaksikan generasi penerus melakukan bullying pada siswa yang tak bersalah lainnya. Disinilah peran orang tua untuk mengendalikan anak sangat dibutuhkan seperti memberikan parenting yang baik, memberikan perhatian berlebih atas kebutuhan anak, dan melakukan pengawasan terkait dengan perkembangan teknologi informasi, media sosial, dan penggunaan gadget. Dengan cara ini setidaknya dapat mengantisipasi kasus bullying agar tidak terjadi lagi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun