Mohon tunggu...
muhammad farel
muhammad farel Mohon Tunggu... mahasiswa

mahasiswa perikanan yang senang mengeluarkan pemikiran dan renungan renungan tentang perikanan dan sosial ekonomi

Selanjutnya

Tutup

Seni

Ketika Garam Menjadi Seni: Menyelami Keindahan dalam Proses Pembuatan Garam Tradisional

11 Juni 2025   09:14 Diperbarui: 11 Juni 2025   09:14 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sayangnya, seni ini mulai tergerus oleh industrialisasi. Garam industri diproduksi massal dengan mesin, tanpa kisah dan sentuhan alam yang sama. Tapi di tengah tantangan itu, beberapa petani dan komunitas sadar bahwa nilai tambah dari keunikan visual dan kultural bisa menjadi daya jual tersendiri.

Beberapa merek garam lokal kini mulai mengemas produknya dengan narasi visual dan artistik mengangkat wajah petani garam, ladang-ladang eksotis, hingga ilustrasi etnik pada labelnya. Di sinilah seni kembali menyelamatkan garam dari sekadar komoditas menjadi cerita yang hidup.

Menjaga Garam, Menjaga Warisan

Melihat garam sebagai karya seni bukan berarti melebih-lebihkan, tapi memuliakan apa yang selama ini dianggap biasa. Karena di balik sejumput garam di atas meja makan, tersimpan peluh, cahaya, dan keindahan yang tak ternilai.

Menjaga seni pembuatan garam tradisional bukan hanya soal produksi, tapi tentang menjaga hubungan manusia dengan alam, menjaga warisan nenek moyang, dan tentu saja merayakan karya seni yang bisa kita rasakan, lihat, dan kecap setiap hari.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun