Mohon tunggu...
Muhammad Deka Ruliansyah
Muhammad Deka Ruliansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Teknik Elektro Universitas Sriwijaya

Mahasiswa S1 Teknik Elektro Universitas Sriwijaya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

PLTS Atap, Apakah Efisien di Indonesia?

20 Februari 2022   20:23 Diperbarui: 20 Februari 2022   20:29 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Terletak pada garis khatulistiwa, Indonesia dikatakan sebagai negara yang beriklim tropis. Keadaan tersebut membuat Indonesia menjadi negara yang mengalami panas sepanjang tahun dengan suhu yang relatif tinggi. Secara geografispun Indonesia adalah negara kepulauan yang menjadikan Indonesia memiliki kelembaban udara yang cukup tinggi. 

Dengan kondisi tersebut, Indonesia sangat memiliki potensi untuk menggunakan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap, yang sekarang pun gencar didukung oleh pemerintah. 

Penggunaan PLTS atap juga selaras dengan keseriusan pemerintah untuk mendukung Agenda Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals) poin ke-7 yaitu energi bersih dan terjangkau yang disahkan oleh Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).

Dewasa ini, pemerintah melalui Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat kapasitas PLTS atap yang telah terpasang di Indonesia sampai dengan Januari 2022 sudah mencapai 51,19 megawatt peak (MWp) dari 4.974 pelanggan. Dan selanjutnya ditargetkan kapasitas terpasang PLTS atap hingga akhir tahun mencapai 450 MWp. 

Saat ini, semua elemen masyarakat Indonesia sudah memperlihatkan antusiasme untuk turut menggunakan energi bersih. Hal ini dapat dibuktikan dengan sudah masifnya sektor industri yang menargetkan penggunaan energi bersih dalam operasional perusahaannya.

PLTS atap merupakan salah satu program pemerintah untuk mengakselerasi target bauran EBT pada 2025 sebesar 23%. PLTS atap adalah sebuah sistem pembangkit listrik ramah lingkungan yang mudah dijamah oleh semua entitas masyarakat Indonesia. Selain menghemat energi dan juga biaya pengeluaran, masyarakat yang ingin memasang PLTS atap juga mendapatkan insentif oleh pemerintah. 

Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bersama dengan United Nations Development Programme (UNDP) Indonesia telah mengesahkan hibah sustainable energy fund (SEF) yang difokuskan untuk insentif PLTS atap. 

Pemberian insentif ini adalah langkah pemerintah untuk menaikkan minat masyarakat dalam peralihan menuju energi bersih, dan secara bertahap mencapai target PLTS Atap yang terpasang dengan kapasitas hingga 3,6 gigawatt (GW) pada tahun 2025.

Pengembangan industri polisilikon senilai $4 miliar juga akan dikembangkan di Indonesia, yang dapat membuka jalan bagi negara tropis untuk memproduksi lebih banyak panel surya. 

Pemerintah Indonesia telah melakukan pembicaraan dengan 2 calon investor yang nantinya akan berkolaborasi dengan perusahaan lokal, kata Septian Hario Seto, Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Dia menolak menyebutkan nama perusahaan-perusahaan tersebut. Adanya pabrik lokal membuat Indonesia dapat menawarkan polisilikon yang mana adalah bahan utama untuk membuat panel surya dengan harga di bawah pasar.

Menurut Seto, kemungkinan pabrik polisilikon pertama di Indonesia akan dibangun di Batang, Jawa Tengah. Rencana pembangunan akan dimulai pada kuartal ketiga dan memproduksi 40.000 ton pada tahap awal. Sementara untuk pabrik kedua akan dibangun di Kalimantan Utara yang diharapkan menghasilkan 160.000 ton polisilikon dengan investasi hinggan $3,2 miliar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun