Tidak ada pendingin atau kemasan plastik yang berlebihan seperti sekarang, sehingga pembeli bisa memilih langsung barang yang mereka inginkan dengan lebih leluasa.Â
Harga barang pun lebih terjangkau, dan proses tawar-menawar menjadi budaya yang khas dalam transaksi di pasar.
Belanja dengan Tas Keranjang yang Awet dan Ramah Lingkungan
Salah satu ciri khas dari belanja di pasar tradisional pada masa itu adalah penggunaan tas keranjang yang dijinjing. Keranjang ini terbuat dari bahan alami seperti rotan atau anyaman bambu, yang kuat dan tahan lama.Â
Selama tidak rusak, tas ini bisa digunakan bertahun-tahun tanpa perlu diganti. Tidak seperti sekarang yang serba plastik, dahulu kita tidak mengenal kantong plastik sebagai wadah belanja.Â
Semua barang belanjaan, mulai dari sembako, sabun, hingga kebutuhan rumah tangga lainnya, dimasukkan ke dalam keranjang tersebut.
Selain tahan lama, tas keranjang ini juga memiliki daya tampung yang cukup besar, sehingga para ibu rumah tangga dapat membawa banyak barang dalam satu perjalanan.Â
Bahkan, beberapa orang memiliki lebih dari satu tas untuk memisahkan jenis belanjaan, seperti bahan makanan basah dan kering. Hal ini membuat belanja lebih praktis dan terorganisir.
Penggunaan tas keranjang juga mengajarkan nilai hemat dan keberlanjutan. Karena tidak perlu membeli kantong plastik setiap kali berbelanja, pengeluaran pun lebih terkendali.Â
Selain itu, kebiasaan ini membantu mengurangi limbah plastik yang sekarang menjadi masalah besar bagi lingkungan.Â
Dengan memanfaatkan tas keranjang yang dapat digunakan berulang kali, para ibu rumah tangga secara tidak langsung telah menerapkan prinsip ramah lingkungan tanpa disadari.