Mohon tunggu...
Muhammad Daffa F.
Muhammad Daffa F. Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa HI / Enthusiasta de la comida

Suka makan,jalan-jalan,nonton film,baca buku dll

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Islam dan Bumi Andalusia: Awal Riak Keinsafan Eropa

21 Oktober 2019   12:30 Diperbarui: 21 Oktober 2019   12:39 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Peradaban Eropa di masa kini hingga masa depan tidak bisa lepas dengan Islam yang dianalogikan oleh para ilmuwan sejarah terkemuka sebagai tetesan air gemericik yang menyegarkan di kala Eropa sedang berada di titik tergelapnya, saat itu Eropa sedang sangat terpuruk. Abad yang paling buruk bagi penduduk benua biru itu disebut dengan Dark Age, istilah ini muncul setelah adanya stagnansi hingga kemunduran terutama dari perkembangan ilmu pengetahuan akibat posisi gereja yang mendominasi kepentingan masyarakat Eropa kala itu.

TOLERANSI DALAM KEKUASAAN MUSLIM

Islam datang ke benua biru melalui Gilbraltar pada tahun 711 di bawah kekuasaan Kekhalifahan Utsmaniyyah hingga tahun 1492 Masehi, sejarah Panjang umat Islam ini yang dibagi menjadi 6 periode adalah masa-masa di mana ilmu dapat berkembang di Eropa, pada masa-masa awal penaklukan pada umumnya umat muslim di Andalusia hidup dalam ketentraman dan kebaikan dengan mengikuti jejak kehidupan nabi,sahabat dan juga mengimplementasikan ajaran yang ada di dalam Al-Qur'an dan Sunnah sesuai kadar diri mereka masing-masing. Pada kala itu penduduk Andalusia juga ramai belajar agama kepada Ulama,hingga mengirim utusan yaitu Yahya bin Yahya Al-Laythi untuk menimba ilmu ke Imam Malik bin Anas dan menjadi Imam Madzhab Maliki di kemudian hari.

Di pertengahan abad kesembilan penduduk Kristen mendapatkan kebebasan beragama yang sebebas bebasnya hingga diperbolehkan membuat pengadilan dengan hukum ajaran Kristen, dapat beribadah dengan tenang, membangun gereja baru diizinkan,biara bahkan asrama bagi rahib dan banyak juga umat Kristen masuk dalam pemerintahan dan menjadi pegawai di instansi militer.

Menurut para ahli bahwasanya umat Islam sangat toleran dan memberi perlakuan yang sangat baik bagi agama minoritas contoh Yahudi yang mana dalam sejarah ditulis saat Muslim berkuasa jauh lebih baik daripada di daerah Eropa Barat lainnya yang dikuasai Kristen, dalam masa keemasan harmoni dan toleransi dapat dirasakan. "Toleransi merupakan aspek melekat pada masyarakat Andalus" inilah yang disampaikan oleh Maria Rosa Menocal sebagai ahli sastra Iberia.

GOLDEN AGE OF AL-ANDALUS

Pada masa kekhalifahan Andalusia berkembang dengan sangat baik dalam berbagai bidang tidak hanya dalam pertanian yang sudah menggunakan teknologi irigasi pada zaman itu yang membuat hasil panen mencukupi dan begitu pun dengan bahan makanan impor berasal dari Timur Tengah dapat memenuhi keperluan masyarakat Kordoba dan tempat-tempat lain di Andalusia bahkan dinobatkan dengan ekonomi pertanian paling maju seantero tanah Eropa kal itu. Tidak hanya itu Kordoba pun menjadi salah satu pusat budaya yang maju, banyak ilmuwan dan ahli filsafat Al-Andalus yang memberikan pengaruh besar terhadap keilmuwan di Eropa zaman pertengahan contohnya seperti Ibnu Rusyd dan Abul Qasim.

Al-Andalus menjadi destinasi bagi orang-orang yang ingin menuntut ilmu tidak hanya Muslim akan tetapi non-Muslim juga berkunjung ke perpustakaan dan universitas terkenal di sana yang akhirnya membawa dampak sangat besar dalam awalnya Renaisans di Eropa contohnya Michael Scot yang membawa karya Ibnu Sina, Al-Bitruj dan Ibnu Rusyd ke Italia dan diterjemahkan. Dan menurut para penulis Muslim mereka menyebutkan ini lah "Masa Keemasan" di Andalusia.

Al-Andalus dianggap sebagai negeri dengan orang-orang paling beradab di Barat bahkan di masa keterpurukan Taifa mereka tetap paling beradab. Setiap sumbangan kemajuan keilmuwan dan intelektual tidak lain adalah hasil perpaduan dari banyaknya suku, agama dan ras yang hidup dalam harmoni di Andalusia dan itu terlihat dari sejarah intelektual Andalusia dengan banyaknya jumlah ilmuwan Muslim dan Yahudi yang juga berbanding lurus dengan luasnya penyebaran buku-buku disana.

MULA KEBANGKITAN ILMU

Dicatat oleh seorang sejarawan Said Al-Andalusi bahwa pengumpulan buku-buku dengan jumlah besar dan adanya kebijakan perlindungan bagi para ilmuwan kedokteran dan ilmu-ilmu kuno pada masa khalifah Abdurrahman III dan juga pembangunan universitas dan perpustakaan di Kordoba oleh Al-Hakam II yang kemudia menjadi pusat ilmu kedokteran dan filosofi paling maju di dunia. Dan diikuti dengan banyaknya bermunculan filsuf baru seperti Maslamah Al-Majriti yang membantu proses terjemah karya Ptolemeus Almagest, dan ada juga Abu Hakam Al-Kirmani yang merupakan murid dari Al-Majriti dan dia menjadi guru Ibnu Bajjah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun