Mohon tunggu...
anshari shidqi (434241075)
anshari shidqi (434241075) Mohon Tunggu... Mahasiswa Universitas Airlangga

Seorang Mahasiswa Unair Jurusan Teknik Informatika

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Batik bagi Generasi Muda

3 Desember 2024   07:54 Diperbarui: 3 Desember 2024   07:57 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Artikel LPK Opini

Batik Bagi Generasi Muda

Masyarakat di Indonesia sudah sangat akrab dengan kain batik. Batik merupakan salah satu warisan budaya Indonesia yang sangat penting. Seperti yang diungkapkan oleh Syifa Lutfia Rahfi dalam artikelnya yang berjudul "Batik: Warisan Kita, Masa Depan Kita," batik, yang telah diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Benda pada tahun 2009, bukan hanya sekadar kain. 

Batik adalah simbol identitas, sejarah, dan nilai-nilai estetika yang mendalam dalam masyarakat Indonesia. Dengan beragam motif dan warna, batik mencerminkan kearifan lokal serta tradisi dari setiap daerah. 

Dibalik motif-motifnya yang beragam, terdapat berbagai makna dan filosofi yang mendalam yang merefleksikan nilai-nilai kehidupan, kepercayaan, dan tradisi. Bagi generasi muda, memahami makna filosofis di balik batik bisa menjadi cara untuk mengenal dan meresapi identitas budaya Indonesia, sekaligus memberi kesempatan untuk menjaga warisan budaya ini tetap hidup dan relevan.

Makna Filosofis dari  Motif Batik

Motif batik di Indonesia sangat beragam, setiap daerah memiliki motif dan ciri khas yang unik dan arti filosofis tersendiri. Beberapa motif yang paling sering dikenal seperti Motif Parang, Motif Mendung, Motif Kawung, Motif Sekar, Motif Jagad yang menyimpan makna mendalam yang mencerminkan nilai-nilai kehidupan yang luhur.

  • Motif Parang

Motif Parang merupakan salah satu motif batik yang telah ada sejak lama dalam batik Jawa, motif Parang ini sering kali dianggap sakral dan digunakan oleh keluarga kerajaan. Motif Parang memiliki bentuk menyerupai ombak atau garis diagonal yang melambangkan perjuangan tanpa henti, keteguhan hati dan keberanian. Bagi generasi muda nilai-nilai tersebut mengajarkan untuk pantang menyerah dan selalu berusaha walaupun dihadapkan pada tantangan kehidupan.

  • Motif Mega Mendung

Motif Mega Mendung ini berasal dari daerah Cirebon, dengan bentuk awan yang melambangkan ketenangan dan pengendalian diri. Filosofi dari Motif Mega ini adalah sebuah ajakan untuk tetap tenang dan sabar dalam menghadapi tantangan hidup sama seperti awan  yang tetap tenang meskipun terdapat badai.

  • Motif Kawung

Motif yang berbentuk lingkaran yang sering digambarkan sebagai buah aren atau teratai yang merupakan sebuah lambang dalam keseimbangan, kesucian dan harmoni. Lingkaran yang tidak terputus  mencerminkan siklus kehidupan yang terus berputar. Hal ini mengingatkan generasi muda akan pentingnya menjaga keseimbangan dalam hidup, baik dari segi emosi, spiritualisme, maupun hubungan sosial

  • Motif Sekar Jagad

Motif Sekar Jagad mencerminkan sebuah keindahan dunia yang beraneka ragam. Motif ini memiliki pola yang tampak seperti peta dunia, melambangkan persatuan dalam keberagaman. Filosofis ini penting bagi generasi muda Indonesia untuk mengajarkan mereka menghargai sebuah perbedaan dan membangun harmoni dalam keberagaman

Namun, apakah generasi muda saat ini masih memahami makna mendalam di balik motif-motif ini? Di tengah gaya hidup modern yang serba cepat, refleksi terhadap budaya sering kali terabaikan. Jika filosofi yang terkandung di dalamnya tak lagi dipahami, batik bisa saja hanya dianggap sebagai kain biasa tanpa memiliki arti khusus.

Batik bagi Generasi Muda

Diera globalisasi ini generasi muda sekarang lebih menyukai tren fashion luar negeri dibandingkan menggunakan pakaian khas Indonesia. Dalam kehidupan sehari-hari kain batik lebih dianggap sebagai sebuah pakaian formal yang hanya digunakan pada saat tertentu saja. Lalu apakah batik masih relevan untuk saat ini terutama bagi anak muda

Iskandar dan Kustiyah (2017) menuliskan bahwa masyarakat Indonesia memiliki kesadaran kolektif untuk mengenakan baju batik karena batik merupakan warisan leluhur bangsa Indonesia dan identitas bangsa. Jika dilihat dari sudut pandang filosofis, batik memiliki potensi untuk terus hidup dan berkembang di tengah arus perubahan zaman.  

Sebagai contoh, acara-acara peringatan Hari Batik Nasional di berbagai sekolah dan kampus sering kali hanya meminta siswa atau mahasiswa untuk mengenakan batik tanpa ada penjelasan mengenai makna motif yang mereka kenakan. Alhasil, bagi banyak anak muda, batik menjadi sebatas busana wajib, bukan sesuatu yang bermakna. Di sinilah pentingnya edukasi, baik di sekolah maupun di lingkungan keluarga, mengenai makna dan filosofi di balik motif batik.

Batik sendiri bisa menjadi sumber inspirasi bagi kreativitas generasi muda. Banyak desainer muda yang telah menggabungkan motif batik dalam gaya busana modern, menjadikannya tidak hanya sekadar pakaian tradisional, tetapi juga simbol identitas bangsa yang diakui dunia. Dengan menggabungkan keelokan dan filosofi, kain batik lebih dari sekadar fashion biasa karena batik mengandung makna filosofis yang mendalam.

Menghidupkan Kembali Batik Bagi Generasi Muda

Untuk memastikan bahwa batik masih relevan dengan generasi muda, tentu perlu adanya sebuah upaya untuk menghubungkan batik dengan kehidupan sehari-hari. Maka dari situ kita perlu menanamkan pengertian kepada generasi muda untuk melestarikan batik. Dimasa sekarang sudah banyak sekali desainer baju yang mengambil inspirasi mereka dari kain batik karena memiliki nilai filosofi dan estetika yang khas seperti yang sudah dibahas sebelumnya.

Memberikan pembelajaran mengenai sejarah dan jenis batik juga termasuk upaya dalam menghidupkan kembali batik untuk generasi muda. Menggunakan batik pada hari Batik Nasional juga merupakan bagian dari upaya tersebut. Pentingnya keberlanjutan budaya juga menjadi tanggung jawab generasi muda yang akan memimpin dimasa depan nanti.

Pemerintah dapat membuat galeri batik dan acara-acara batik serta pelatihan membatik bagi generasi muda baik pelajar sekolah dasar hingga tingkat mahasiswa agar eksistensi batik dapat berkembang dengan pesat.

Batik, dengan segala keindahan dan filosofinya, adalah harta tak ternilai yang harus dilestarikan. Memahami makna di balik motif-motif batik memberi generasi muda kesempatan untuk lebih menghargai warisan budaya Indonesia. Dengan dukungan pemerintah dan institusi budaya, kesadaran akan filosofi batik diharapkan dapat terus berkembang di kalangan generasi muda, sehingga batik tetap relevan dan hidup di tengah dinamika zaman modern.

Daftar Pustaka

Syifa Lutfia Rahfi, 2024 "Batik: Warisan Kita, Masa Depan Kita", https://kumparan.com/syifa-lutfia-rahfi

Fony Sanjaya,dkk, 2019, "Budaya Berbusana Batik pada Generasi Muda",

Sanjaya, Fony and Yuwanto, Listyo (2019) "Budaya Berbusana Batik pada Generasi Muda"

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun