Mohon tunggu...
Muhammad Almaida Alfarizi
Muhammad Almaida Alfarizi Mohon Tunggu... Mahasiswa - 2003

Masa depan ada ketika diraih

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kerusuhan Rasial Etnis Tionghoa-Pribumi di Kota Surakarta 1972-1998

9 Desember 2021   13:24 Diperbarui: 9 Desember 2021   13:32 548
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Konflik Sebagai Teori dalam Sosiologi

Sosiologi sebagai Ilmu Multidisiplin memiliki teori-teori yang menopangnya sebagai sebuah Ilmu khususnya Ilmu-Ilmu Sosial, salah satu ari teorinya terdapat teori konflik. Teori Konflik berkembang sebagai reaksi dari teori fungsional struktural.Dimana teori konflik melihat sebuah sistem sosial sebagai pertentangan kepentingan hal itu dipicu karena adanya perbedaan kepentingan diberbagai bidang mulai dari ekoonomi, politik dll. Selain itu juga ada beberapa sebab:

1. Manusia memiliki pandangan subjektif terhadap dunia,

2. Hubungan sosial adalah hubungan yang saling memengaruhi atau orang mempunyai efek pengaruh terhadap orang lain, dan

3. Efek pengaruh tersebut merupakan konflik interpersonal.

Menurt Fisher, Konflik merupakan hubungan natara dua pihak atau lebih (individu maupun kelompok) yang memiliki, atau yang merasa memiliki, sasaran-sasaran yang tidak sejalan. Konflik aadalah suatu kenyataan hidup, tidak terhindarkan dan sering bersifat kreatif. Konflik terjadi karena tidakadanya tujuan yang sejalan antara dua pihak. Konflik bisa juga timbul karena adanya ketidakseimbangan antara hubungan-hubungan sosial, seperti kesenjangan sosial, kurang meratanya sarana dan prasarana yang ada karena masalah diskriminasi.

Konflik sering terjadi karena adanya perbedaan tujuan yang ingin dicapai, di Indonesia sering kali terjadi sebuah konflik yang dikarenakan etnis, suku, ras dan agama. Hal itu dikarenakan Indonesia merupakan Negara yang masyarakatnya Multikultur yaitu masyarakat yaang terdiri dari keberagaman agama, suku, ras dan etnis. Hal ini yang menyebabkan rentahnya Indonesia terhadap ancaman perpecahan yang disebabkan oleh konflik. Walaupun demikian Konflik yang terjadi juga bisa menghasilkan dampak positif seperti halnya semakin menguatnya rasa solidaritas antar keanggotaan yang bisa mempererat hubungan kedua belah pihak.

Konflik juga menjadi mesin pembentuk sejarah masyarakat manusia dan pencipta peradaban berbagai bangsa sampai detik negara modern termuda Republik Timor Leste dilahirkan pada abad ini. Contoh konflik yang terjadi di Indonesia terdapat konflik sampit, konflik tahun 1998, konflik etnis Tionghoa dengan Pribumi Surakarta dan banyak lainnya. Konflik yang terjadi sering kali terjadi dinatara kaum minoritas dan kaum mayoritas, seperti yang terjadi di Daerah Surakarta. Konflik ini terjadi diantara Etnis Tiongjoa yang merupakan kaum minoritas dengan kaum Pribumi yang menjadi kaum mayoritas di Daerah setempat.

Pergejolakkan Masalah Etnis Tionghoa di Surakarta

Etnis Tionghoa merupakan salah satu etnis yang ada di Indonesia sejak jaman penjajahan, etnis ini datang di tanah China yang awalnya bertujuan untuk melakukan kegiatan perdagangan. Namun, seiring berjalannya waktu Etnis Tionghoa mulai menetap dan menikah dengan kaum Pribumi yang ada di Indonesia pada saat ini sehingga terjadinya Proses Amalgamasi. Hal tersebut juga terjadi di daerah-daerah jawa termasuk daerah Surakarta. 

Kota Surakarta yang terkenal dengan sifat masyarakatnya yang lemah lembut, santun,
perhitungan dan mengedepankan keharmonisan. Sifat lemah lembut masyakarat Surakarta ternyata mengandung sifat agresif yang luar biasa, hal itu ditunjukkan dengan adanya peristiwa rasial yang terjadi antara kaum pribumi dengan etnis Tionghoa yang ada di Surakarta. Peristiwa rasial ini terjadi dipusat Surakarta dan sekitarnya, peristiwa ini terjadi
sudah sangat lama dan mengakar yang disebabkan oleh karena faktor kecemburuan ekonomi pada saat itu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun