Mohon tunggu...
Muhammad Alif Fawaidul Ulum
Muhammad Alif Fawaidul Ulum Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemerataan Pendidikan sebagai Solusi Kemiskinan di Indonesia

13 Oktober 2021   05:52 Diperbarui: 13 Oktober 2021   07:33 915
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kemiskinan adalah keadaan seseorang yang tidak dapat memenuhi kebutuhan dasar seperti  pangan, sandang, papan, pendidikan dan kesehatan. Kemiskinan merupakan fenomena kontemporer dalam kehidupan masyarakat global. Tidak dapat dipungkiri bahwa kemiskinan terus menjadi penghambat kemajuan, terutama dalam bidang ekonomi dan kesejahteraan bersama. Hal ini mendorong masyarakat dunia untuk menjadikan kemiskinan sebagai agenda penting. 

Di Indonesia,  kemiskinan yang disebabkan oleh buruknya akses pendidikan dan pekerjaan, menjadikan kemiskinan sebagai momok dan menjadi fokus perhatian  pemerintah. yang mengakibatkan pemerintah harus mengambil langkah-langkah untuk mengurangi kemiskinan. Badan Pusat Statitiska (BPS) mencatat pada Maret 2021 jumlah penduduk miskin di wilayah desa dan kota di Indonesia mencapai 27,54 juta jiwa atau 9,93% dari jumlah seluruh penduduk Indonesia. Salah satu penyebab tingginya angka kemiskinan di Indonesia adalah kurangnya kualitas pendidikan sehingga SDM yang dihasilkan tidak memenuhi standar pekerjaan yang layak.

Salah satu masalah utama pengentasan kemiskinan adalah adanya lingkaran kemiskinan, yang sering disebut sebagai lingkaran setan kemiskinan.  Ketidakmampuan untuk menabung dan berinvestasi menghambat investasi, mengakibatkan produktivitas yang lebih rendah. Ketika produktivitas turun, tingkat pendapatan turun. 

Tidak dapat dipungkiri bahwa hal ini telah memperparah kemiskinan. Kunci terpenting untuk memerangi kemiskinan adalah memutus  lingkaran kemiskinan. Ada berbagai teknik dan tindakan yang dapat dilakukan untuk mengurangi kemiskinan, tergantung pada komponen-komponen yang ada dalam siklus kemiskinan. Salah satunya adalah peningkatan produktivitas. Dengan produktivitas yang lebih tinggi, tingkat pendapatan akan meningkat dan tingkat kemiskinan tentu akan menurun.

Di seluruh dunia, pemerintah menerapkan berbagai langkah untuk meningkatkan produktivitas masyarakat. Politik populer saat ini adalah program industrialisasi. Peningkatan produksi yang dihasilkan oleh program tersebut membutuhkan peningkatan jumlah tenaga kerja, sehingga mengurangi jumlah pengangguran. Selain itu, tingkat pendapatan masyarakat akan meningkat seiring dengan peningkatan status mereka sebagai pekerja industri. Melanjutkan dua hal ini, pengangguran yang lebih rendah dan pendapatan yang lebih tinggi, seharusnya dapat mengentaskan kemiskinan.

Indonesia juga sedang dalam proses melangkah ke program industrialisasi. Dibukanya lahan investasi untuk bidang industri merupakan sebuah upaya pemerintah untuk memajukan industri di Indonesia. Dengan majunya bidang industri, diharap mampu mengakselerasi pertumbuhan dan pemerataan ekonomi.

Masalah baru  adalah bahwa pengembangan daerah penanaman modal baru, khususnya di pedesaan, tidak serta merta menghasilkan perubahan  jumlah penduduk miskin yang signifikan. Dengan industrialisasi, masyarakat pedesaan tidak serta merta memiliki kesempatan atau keterampilan untuk menjadi pekerja. Lebih jauh lagi, industrialisasi yang tidak diatur dengan baik juga mengancam mata pencaharian masyarakat pedesaan, yang mata pencahariannya sebagian besar bergantung pada pertanian. Pada titik ini, kebijakan industrialisasi  tidak lagi efektif  dalam memerangi kemiskinan dan bahkan cenderung  kontraproduktif bagi masyarakat pedesaan.

Pendidikan sangat penting bagi negara Indonesia khususnya .Penawaran pendidikan sangat cocok untuk daerah perkotaan dan pedesaan. Sedangkan di belahan dunia yang terpencil sangat sedikit pendidikan  menengah sehingga membuat anak-anak dari daerah terpencil bersekolah harus mengunjungi kota untuk melanjutkan pendidikannya untuk orang-orang yang mampu.

Sebagian masyarakat Indonesia menganggap pendidikan  tidak penting karena kurangnya pengetahuan dan inovasi. masyarakat miskin merasakan mahalnya biaya pendidikan dan masyarakat miskin  tidak memungut biaya  pendidikan karena mengutamakan kelangsungan hidup, seperti biaya  makan sehari-hari, tarif pajak, biaya listrik, dan lain-lain.

Dalam hal ini, pemerataan pendidikan sangatlah diperlukan. Pemerataan, sebagaimana disebutkan di sini, meliputi dua aspek penting, yaitu pemerataan kesempatan  memperoleh pendidikan dan pemerataan dalam memperoleh pendidikan yang sama di masyarakat. Pendidikan harus mampu menjadi wadah  pembangunan bangsa dan melatih manusia yang berkualitas. Oleh karena itu, pemerintah harus memenuhi hak setiap warga negara atas pendidikan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia, sebagaimana diatur oleh Undang-Undang Dasar 1945, yang mewajibkan pemerintah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan menciptakan kesejahteraan umum.

Banyak upaya yang bisa dilakukan pemerintah untuk meningkatkan pemerataan Pendidikan di Indonesia, seperti menyediakan sekolah gratis mulai dari Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Tengah (SMP), membangun sarana dan prasarana yang memadai termasuk sarana pengenalan teknologi seperti lab komputer untuk setiap sekolah baik yang di perkotaan maupun pedesaan sesuai kebutuhannya, memberikan kepada siswa yang berprestasi dan/atau dari keluarga yang tidak mampu, dan yang terakhir memberikan subsidi untuk sekolah swasta yang diprioritaskan pada daerah-daerah yang kemampuan ekonominya lemah. Hal tersebut bertujuan untuk menyiapkan calon-calon tenaga kerja yang komprehensif ketika Indonesia memasuki era industri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun