Mohon tunggu...
Muhamad Akbar Fadhil Mubarok
Muhamad Akbar Fadhil Mubarok Mohon Tunggu... Teknik Informatika

mahasiswa Informatika

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Menjinakkan Kegagalan Outsourcing: Detak Jantung Manajemen Rekayasa Perangkat Lunak

13 Mei 2025   04:29 Diperbarui: 19 Mei 2025   10:32 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Software Engineering Management & (sumber: AI) 

Alihalih menandatangani dokumen tebal yang jarang dibaca, mari ubah dokumen RE menjadi living artifact---selalu hidup, selalu diaudit. Setiap perubahan kebutuhan wajib memicu diskusi ulang soal biaya dan jadwal. Praktik ini menframing dokumen sebagai perjanjian emosional, bukan sekadar lampiran tender.

2. Metrik Berbasis Percakapan

Penelitian menggunakan mean, simpangan baku, dan Cronbach's alpha untuk menilai kesepakatan pakar. Maka proyek pun bisa meniru: ukur berapa lama tiket klarifikasi kebutuhan mengendap; ukur varians jawaban antar tim. Data semacam itu lebih berguna daripada menghitung baris kode.

3. Peran Product Sociologist

Saya mengusulkan jabatan baru---product sociologist. Tugasnya: menjembatani logika teknik dan konteks sosial klien. Ia harus fasih wawancara, paham arsitektur, serta lihai nego budaya. Ketika komunikasi macet, dialah penafsir lingua franca di meja virtual.

Saatnya Menghidupkan Heartbeat Proyek

Pengukuran kinerja bukan sekadar menumpuk angka, melainkan mendengarkan heartbeat proyek. Bila denyut komunikasi melemah, RE pasti terengahengah, dan manajemen pun hanya bisa menebar panik. Artikel Iqbal dkk. memperingatkan kita: tanpa fondasi kebutuhan yang sehat, outsourcing hanyalah perjudian biaya rendah.

Maka, kepada para CTO, PM, dan stakeholder di Nusantara: berhentilah menganggap RE sebagai formalitas. Jadikan ia sesi podcast mingguan, bukan rapat maraton tahunan. Ukur apa yang penting, terutama keterlambatan klarifikasi dan tingkat kesepakatan tim. Sisipkan product sociologist bila perlu. Dengan begitu, kita tidak hanya menurunkan angka kegagalan; kita memanusiakan proses rekayasa. Akhir kata, proyek perangkat lunak yang berhasil bukan yang paling cepat, melainkan yang paling paham apa yang sedang dibangun.

Referensi

Iqbal, J., Ahmad, R. B., Khan, M., Fazal-e-Amin, Alyahya, S., Nasir, M. H. N., Akhunzada, A., & Shoaib, M. (2020). Requirements engineering issues causing software development outsourcing failure. PLOS ONE, 15(4), e0229785.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun