Selain itu Tan Malaka juga sering mengirim surat untuk sahabat-sahabatnya seprti Soekarno, Syahrir, dan Ki Hajar Dewantara. Surat nya sering memperingati kepada mereka bahwa kemerdekaan yang ada saat ini bukanlah kemerdekaan yang ideal untuk masyarakat Indonesia. Justru kemerdekaan inilah yang nantinya akan menimbulkan penjajahan dengan cara-cara baru terhadap masyarakat dan bangsa Indonesia. Surat-surat ini sebagai bentuk ketidak setujuan Tan Malaka tentang kemerdekaan Indonesia pada saat itu, bukan berarti Tan Malaka tidak setujua terhadap kemerdekaan Indonesia, namuan dia hanya ingin memperbaikin konsep dari kemerdekaan tersebut.
Selain itu Tan Malaka juga banyak menulis buku-buku, seperti Madilog, Aksi Massa, Dari Penjara Ke Penjara. Yang dimana buku-buku Tan Malaka hingga kini masih diminati oleh masyarakat banyak, dan buku-bukunya banyak menjadi bahan-bahan kajian dipanggung-panggung diskusi saat ini. Orang banyak sangat menganggumi pemikiran Tan Malaka tentang bagaimana menciptakan negara yang ideal itu seperti apa. Tidak heran jika banyak negara yang memburu Tan Malaka dari dulu, ini semua karena ide dan pemikirannya yang dianggap akan mengacam kekuasaan yang banyak menindas rakyat. Hingga kini Tan Malaka masih menjadi tokoh dan pada era Soekarno Tan Malaka dimasukan sebagai Pahlawan Nasional, sebagai bentuk penghargaan atas jasanya selama ini. Meskipun akhir hayat Tan Malaka harus mati dibunuh oleh negara nya sendiri, negara yang diaperjuangkan selama ini, namun ide dan pemikirannya akan selalu dikenang. Pemikiran Tan Malaka akan terus mengalir ke setiap generasi berikut-berikutnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI