Mohon tunggu...
Muhammad Aditya Firmansyah
Muhammad Aditya Firmansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi: Badminton dan Membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Analisis Kesulitan Koneksi Matematis Peserta Didik dalam Menyelesaikan Soal Probabilitas di Sekolah Menengah Atas

11 Desember 2022   21:02 Diperbarui: 12 Desember 2022   06:43 586
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
GAMBAR 2.2 Jawaban Peserta didik 1

Disusun oleh: 1. CINDI APRILIA_34202200012, 2. ERNA EMILIANA_34202200031, 3. ARUM SEKAR ADYOTA_34202200032, 4. MUHAMMAD ADITYA FIRMANSYA _34202200034

Dosen pengampu: Bu Nila Ubaidah, M.Pd. (Dosen FKIP Unissula)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kemampuan koneksi matematis peserta didik dalam menyelesaikan soal probabilitas yang diperoleh dari peserta didik kelas XII SMA 2 Muara Wahau. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah XII SMA 2 Muara Wahau. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes dan wawancara. Hasil data menunjukkan bahwa kesalahan yang dilakukan oleh 2 peserta didik dalam mengerjakan soal  materi probabilitas ialah: (1) kesalahan dalam menggunakan konsep kombinasi dan menerapkan rumus, penyebabnya adalah peserta didik tidak dapat memahami maksud soal dan kurang teliti, (2) kesalahan dalam menentukan konsep kombinasi, penyebabnya adalah karena peserta didik kurang paham dan lupa konsep kombinasi karena kesamaan konsep kombinasi dan konsep permutasi, (3) Keselahan dalam menghitung. Guru harus maju, Inisiatifnya untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang materi kesempatan belajar.

Kata kunci: kesulitan, peluang, permutasi, analysis, kombinasi, koneksi matematis

PENDAHULUAN

Ada sejumlah kendala yang akan dihadapi peseta didik dalam menyelsaikan permasalahan matematis. (Rahmawati et al., 2017) menjelaskan bahwa beberapa anak merasa sulit untuk membuat koneksi ketika memecahkan masalah matematika, termasuk antara konsep, simbol dan simbol, gambar dan simbol, dan kesalahan koneksi antara cerita kontekstual. Hal senada dikemukakan oleh (Sholekah, Anggreini and Waluyo, 2017) bahwa salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh peserta didik ketika mengatasi kesulitan matematika adalah ketidakmampuan peserta didik untuk menghubungkan ide-ide untuk memecahkan masalah. Oleh karena itu, kemampuan mendasar yang diperlukan siswa untuk memecahkan masalah matematika termasuk kapasitas untuk membuat hubungan antara konsep, simbol, dan hubungan antara konsep dan cerita kontekstual.

(Kurniawan, Juliangkary and Pratama, 2019) menjelaskan hubungan antara ide, simbol, dan ide dan masalah terkait konteks sebagai kemampuan koneksi matematis. Penjelasan koneksi matematika juga dikemukakan oleh (Kenedi et al., 2018) bahwa keterkaitan antara ide, konsep, dan metode matematika berkembang sebagai bagian dari jaringan pengetahuan yang saling berhubungan yang terdiri dari konsep-konsep penting untuk dipahami. Hal senada dikatakan oleh (Fatimah and Amam, 2018) bahwa keterkaitan matematika didasarkan pada cara matematika diatur dan terdiri dari potongan-potongan yang terhubung sebagai ilmu.

Karena perkembangan ikatan antara ide, simbol, struktur, dan prosedur, koneksi matematika adalah salah satu variabel mendasar dalam studi matematika dan dapat digunakan untuk mengatasi masalah kontekstual.

(Kusaeri, Pardi and Quddus, 2019) berikut ini adalah contoh koneksi matematis: (1) menyatukan pengetahuan konseptual dan prosedural; (2) menerapkan matematika pada mata pelajaran lain (bidang kurikulum lain); (3) menerapkan matematika dalam kegiatan sehari-hari; (4) memandang matematika sebagai satu kesatuan yang terintegrasi; (5) menggunakan kapasitas untuk berpikir matematis dan mengembangkan model untuk memecahkan masalah dalam pelajaran lain. (6) Memahami hubungan antara tema matematika, dan (7) mengenali berbagai representasi untuk konsep yang sama. Ketika seorang siswa dapat membuat hubungan antara ide, konsep, langkah, dan prinsip-prinsip matematika, pemahaman mereka lebih menyeluruh dan tahan lama, penjelasan koneksi matematis yang dikatakan  oleh (Susanty, 2018). Penjelasan peran koeksi matematis juga dikatakan  oleh (Pambudi, Budayasa and Lukito, 2020) bahwa bakat peserta didik untuk memecahkan masalah matematika akan meningkat dengan meningkatnya keterampilan koneksi matematika. Akibatnya, penguasaan  koneksi matematika akan meningkatkan pemahaman konsep dan mempertajam wawasan matematika, sangat penting bagi peserta didik untuk mengembangkan keterampilan ini sejak usia dini. Hal senada dikatakan oleh (Isnaeni et al., 2018) lebih menyeluruh dan mendalam ketika mereka dapat membuat hubungan antara konsep-konsep matematika.

Salah satu konsep yang dipelajari peserta didik adalah probabilitas. Penjelasan probabilitas dikatakan oleh  (Prihartini, Puspita Sari and Ibnu Hadi, 2020) bahwa menghitung adalah ilmu probabilitas sangat penting untuk mengidentifikasi potensi multiplisitas suatu peristiwa, baik dengan menerapkan metode aturan pengisian tempat atau dengan menyusun semua hasil potensial dalam manual menggunakan diagram pohon, tabel silang, dan pasangan berurutan. Aturan jumlah orang yang hadir tidak hanya memberikan informasi tentang opsi yang tersedia, tetapi juga memungkinkan pengetahuan yang tepat tentang opsi tersebut (terdaftar). Memahami dadu dan koin, yang membantu siswa memahami ide-ide seperti kebebasan dan probabilitas, dapat digunakan dalam permainan dan eksperimen untuk membantu peserta didik mengembangkan pemahaman mereka tentang probabilitas. Probabilitas dan peristiwa tidak dapat hidup berdampingan (Kenedi et al., 2018). Hal ini merupakan upaya untuk meningkatkan standar pendidikan sehingga guru dapat memberikan lingkungan belajar terbaik dan menyiasati masalah yang dimiliki siswa yang menghubungkan pengertian matematika tertentu, dalam hal ini antara konsep matematika. Hasilnya, tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan seberapa baik siswa dapat menghubungkan matematika dengan probabilitas.

METODE

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Strategi penelitian kualitatif dengan perspektif deskriptif digunakan. (Masyarakat et al., 2018) merumuskan penelitian deskriptif  bertujuan untuk mendeskripsikan apa saja yang terjadi pada saat penelitian sedang dilakukan dan menyelidiki alasan gejala tertentu. Subjek pada penelitian ini adalah 2 peserta didik kelas XII SMA 2 Muara Wahau. Tata cara  penelitian ini terdiri atas tiga tahap, yaitu: 1) tahap persiapan, 2) tahap pelaksanaan, 3) tahap pelaporan.

Langkah-langkah yang dijalankan di tahap persiapan antara lain: (1) Mempersiapkan penelitian dengan membuat pra-pertanyaan yang terhubung secara matematis, (2) Melaksanakan pra riset dengan menyerahkan pertanyaan koneksi matematis kepada peserta didik kelas XII SMA 2 Muara Wahau, (3) Penataan instrument, pedoman penelitian dan wawancara, (4) Memverifikasi akurasi alat penelitian. (5) Memperbarui hasil validasi, (6) Memastikan jawal pnelitian.

Tahap pelaksanaan meliputi: (1) Mengajukan pertanyaan ujian di  15 November 2022, (2) Pada tanggal 4  Desember 2022 akan dilakukan penelitian terhadap dua peserta didik  kelas XII SMA 2 Muara Wahau dan akan diberikan soal berupa tes tertulis, (3) Mendeskripsikan dan mengevaluasi tanggapan siswa dari hasil tes tertulis, (4) Wawancara dengan kedua peserta didik  kemudian akan dilakukan pada 5  Desember 2022, (5) Mendeskripsikan dan mengevaluasi hasil wawancara.

Tahap pelaporan meliputi langkah-langkah sebagai berikut: (1) Mengumpulkan informasi nilai ujian tertulis dan data wawancara, (2) Menganalisis informasi tersebut, (3) Menjelaskan hasil pengolahan data. (4) Menulis makalah penelitian, (5) Sampai pada kesimpulan untuk menyelesaikan masalah.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah  metode wawancara dan metode pengukuran. Metode pengukuran dalam bentuk instrumen penelitian, seperti esai yang berfungsi sebagai pertanyaan deskripsi pada ujian tertulis (pertanyaan penelitian), dan yang meliputi aturan wawancara. Satu soal penelitian dibuat, dan diujicobakan pada dua peserta didik  kelas XII SMA 2 Muara Wahau.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun