"Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam." (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini menjadi panduan utama dalam menjaga adab dan ekspresi, baik secara langsung maupun dalam dunia digital.
Langkah Praktis Menerapkan Digital Parenting
Menerapkan digital parenting secara praktis dimulai dengan mengendalikan penggunaan gawai oleh anak; sebaiknya anak tidak diberikan gawai pribadi terlalu dini, melainkan menggunakan perangkat bersama dengan pengawasan orang tua. Orang tua juga perlu mengenali dan mempelajari aplikasi yang sering diakses anak, seperti YouTube Kids, Roblox, atau TikTok, agar dapat memahami konten yang mereka konsumsi. Partisipasi aktif sangat penting, misalnya dengan menonton, bermain, atau mengeksplorasi konten bersama anak, sehingga tercipta kedekatan dan ruang diskusi terbuka. Pendidikan agama pun bisa dikemas secara menarik melalui teknologi, dengan memanfaatkan aplikasi Islami seperti Muslim Kids TV, Umma, atau Hafiz Doll sebagai media untuk menanamkan nilai-nilai Islam sejak dini. Setelah anak mengakses konten digital, penting bagi orang tua untuk mengajaknya berdiskusi dan berefleksi, seperti dengan pertanyaan "Apa pelajaran yang bisa kita ambil?" atau "Apakah ini sesuai dengan ajaran Islam?", agar anak terbiasa berpikir kritis dan menjadikan nilai agama sebagai landasan dalam berinteraksi di dunia digital.
Kesimpulan
Digital parenting bukanlah sekadar upaya untuk mengontrol atau membatasi penggunaan teknologi oleh anak, melainkan sebuah proses pendampingan yang menyeluruh dalam membentuk karakter dan kepribadian anak sebagai seorang Muslim yang cerdas, kritis, dan berakhlak mulia di era digital. Dalam peran ini, orang tua tidak hanya bertindak sebagai pelindung dari bahaya dunia maya, tetapi juga sebagai mentor yang memberikan arahan serta sahabat yang menemani perjalanan digital anak dengan penuh kasih sayang dan pengertian. Dengan pendekatan yang bijak, ruang digital dapat diubah menjadi ladang kebaikan, tempat menanamkan nilai-nilai Islam, menyebarkan ilmu, serta memperkuat keimanan dan adab. Melalui sinergi antara teknologi dan iman, orang tua dapat menyiapkan generasi Qurani yang tidak hanya melek digital, tetapi juga berilmu, bertanggung jawab, dan menjadikan akhlak sebagai fondasi utama dalam setiap langkahnya di dunia nyata maupun maya.
ReferensiÂ
Fatmawati, N. I., & Sholikin, A. (2019). Literasi Digital, mendidik anak di era digital bagi orang tua milenial. Madani Jurnal Politik Dan Sosial Kemasyarakatan, 11(2), 119--138.
Rachmaniar, A. (2021). Pola asuh orang tua di era digital. Journal of Education and Counseling (JECO), 2(1), 148--158.
Rahmat, S. T. (2018). Pola asuh yang efektif untuk mendidik anak di era digital. Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan Missio, 10(2), 143--161.
Widyaningsih, N., Septarianto, T. W., & Arwansyah, Y. B. (2023). Parenting peran orang tua di era digital. Indonesian Journal Of Community Service, 3(2), 104--109.
Tim Pemakalah Kel. 8, (2025), Makalah Digitalisi Pendidikan
Tim Pemakalah Kel. 9, (2025), Makalah Digital Parenting