Mohon tunggu...
M Alif R M
M Alif R M Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Seorang pelajar SMA kelas 12

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Wanita Kuat

24 Februari 2021   00:14 Diperbarui: 24 Februari 2021   00:24 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Chesilia Meiske Warouw itulah nama Nenekku, ia lahir tahun 27 april 1964. Berasal dari keluarga dengan 10 bersaudara 4 laki laki dan 6 perempuan, dan tinggal dikawasan Pusdikter Purabaya. Hidup berkecukupan dengan banyaknya sumber makanan di sekitar rumahnya yang terdiri dari persawahan dan perkebunan.

Dari kecil nenekku sudah diajarkan hidup mandiri, dia bisa memasak makanan sendiri dari bahan -- bahan disekitar rumahnya itu. Karena kedua orang tua terlalu sibuk dalam pekerjaannya. Melakukan kegiatan -- kegiatan rumah tangga yang mungkin sudah jarang sekali dilakukan oleh wanita jaman sekarang.Semakin meranjak remaja nenekku sudah tidak bertempat tinggal di purabaya, dia pun pindah ke Papua lebih tepatnya di Sorong, karena ayahnya harus bertugas disana.

Disanalah dia menghabiskan masa remaja yang menyenangkan itu dengan bersekolah di SMA 1 Sorong. Di sekolah itu juga dia menemukan seorang kekasih yang mengisi hatinya dengan penuh cinta di masa remaja. Selayaknya remaja yang menjalin sebuah hubungan, mereka berdua selalu dimabuk cinta.

Namun pada suatu hari dia mendapat sebuah kabar dari kerabatnya bahwa kekasihnya itu sedang berada di pelabuhan untuk pergi meninggalkan Sorong. Nenekku terkejut hatinya dipenuhi dengan kesedihan dan tidak tahu harus berbuat apa. Lalu disaat hari itu juga dia pergi menuju ke pelabuhan untuk melihat kekasihnya itu untuk pergi meninggalkan Nenekku. Padahal pada hari itu dia sedang berada di sekolah, demi melihat kekasihnya itu untuk terakhir kalinya dia pergi menemui guru untuk tidak bersekolah pada hari itu dengan membuat alasan bahwa dia sakit. Dia pergi meninggalkan sekolah dengan kerabatnya itu menuju pelabuhan dengan tergesa -- gesa agar tidak tertinggal.

Sesampainya di pelabuhan Neneku melihat -- lihat sekitar gerombolan manusia yang lalu lalang seperti semut untuk mencari kekasihnya. Tak lama dia menemukan kekasihnya sedang terduduk diam menunggu kapal yang akan membawanya pergi meninggalkan sorong. Disitu dia menangis dengan air mata yang deras tak terbendung lagi melihat kekasihnya akan pergi meninggalkanya. Sang kekasih menyampaikan alasannya untuk meninggalkan sorong karena dia diterima dalam sebuah pekerjaan di luar daerah Sorong. 

Sang kekasih pun ikut serta dalam meneteskan air mata karena diliputi kesedihan jua. Sang kekasih hanya bisa memberikan pelukan hangat di dalam pertemuan mereka yang terakhir itu. Neneku hanya bisa menangisi kepergian kekasihnya itu. 

Suara klakson yang menggelegar pun berbunyi memanggil para penumpang untuk masuk, perlahan pelukan itu mulai terlepas dan sang kekasih pergi untuk menaiki kapal tersebut dan meninggalkan Neneku untuk selamanya. Dengan lambaian tangan sebagai isyarat untuk mengucapkan selamat tinggal sang kekasih pun pergi menaiki kapal dan pergi. Neneku hanya bisa meratapi bahwa dia mereka tidak akan bertatap kembali seperti dulu. Dengan ikhlas dia ikut melambaikan tangannya dan mengucapkan selamat tinggal.

Bulan demi bulan pun berlalu sehingga masa SMA neneku pun akan segera berakhir. Di masa itu ada seorang lelaki yang sedang mendekati Neneku. Orang itu sering dipanggil Pujo oleh Neneku. Pujo ini adalah seorang karyawan bulog jadi bisa dibilang sangat mapan orangnya. Pujo sering kali memberikan sembako kepada Ibu dari Neneku dengan iming -- iming memperbolehkan dia untuk mengencani Neneku. Sang ibu sudah pasti memperbolehkan karena dia selalu memberikan sembako kepadanya. Namun neneku berkata lain, dia tidak terlalu menyukai Pujo sehingga setiap kali dia mengajak kencan Neneku pasti kabur dari rumah dan pergi ke kerabatnya atau jika sudah terpaksa karena diperintah oleh ibunya untuk pergi Neneku pasti mengajak adik lelakinya untuk menemaninya dalam kencan bersama Pujo.

Seiring berjalannya waktu Neneku sudah lulus dari SMA. Setelah tahu bahwa dia telah lulus Pujo pun ingin  mengajaknya ke jenjang yang lebih serius lagi yaitu dengan menikah. Neneku pun terkejut mendengar ajakan Pujo saat itu karena belum siap.namun sang ibu sangat mendukung keputusan pujo untuk menikahi putrinya tersebut. Butuh waktu lama untuk Neneku berfikir untuk menerima ajakan tersebut karena sebenarnya dia ingin berkarir setelah lulus dari SMA, ia ingin sekali menjadi seorang polisi. Namun dorongan yang selalu diberikan ibunya selalu saja berada di benaknya. Dengan penuh pertimbangan yang sudah dilalui akhirnya Neneku pun menerima ajakan untuk menikahi Pujo dan untuk menghargai orang tuanya.

Setetelah bertahun -- tahun menikah mereka dianugerahi 3 orang anak 2 perempuan dan 1 laki laki. Mereka hidup dengan sangat berkecukupan tanpa ada kesulitan dalam ekonomi sedikit pun karena pekerjaan Pujo yang saat itu masih bekerja di bulog. Nenekku pun bertemu dengan seorang perempuan penduduk lokal yang keluarganya entah ada dimana. Karena merasa iba dengan kondisi wanita tersebut Nenekku pun mengajaknya untuk tinggal bersama di rumah mereka nama perempuan itu adalah Welly Yamlean dan sering dipanggil Gode menurut bahasa setempat ahwa gode memiliki arti besar, memang Welly saat itu memiliki bentuk tubuh yang lumayan gemuk sehingga ia dipanggil Gode. Tugas Welly dirumah adalah membantu Neneku mengurusi anak -- anaknya dan urusan rumah tangga lainnya.

Seiring berjalannya waktu penampakan di dalam rumah terasa berbeda dikarenakan ada beberapa benda yang tidak terpampang lagi. Neneku pun kebingungan apakah ada pencuri yang mengambilnya. Kemudian ia menanyakan kepada Pujo kemana barang -- barang itu pergi, ia menjawab bahwa benda itu dijual. 

Tanpa penjelasan yang jelas ia hanya mengucapkan bahwa barag itu dijual. Neneku tidak terlalu dipikirkan olehnya yang penting barang itu tidak pergi dicuri. Namun dia juga merasa ada kejanggalan mengapa alasan yang dikatakan suaminya itu sangat tidak jelas rasanya. Mengapa barang itu harus dijual sedangkan mereka hidup sudah sangat berkecukupan dengan gaji yang diterima oleh suaminya yang bekerja di bulog. 

Pada suatu hari Nenekku berkumpul dengan para istri dari rekan kerjanya Pujo di bulog. Mereka sedang mengobrol satu sama lain bahwa mereka akan pergi berbelanja karena suami mereka telah menerima gaji dari kantor bulog. 

Nenekku hanya terdiam menyimak pembicaraan mereka karena dia tidak pernah meminta uang untuk hal -- hal seperti pergi berbelanja di pasar swalayan. Tetapi Neneku pun penasaran mengapa dia tidak diberi tahu bahwa Pujo sudah menerima gaji dari kantor bulog. Setelah berbincang -- bincang dengan mereka Neneku pun pulang dan kebetulan ada suaminya disana. 

Kemudian dia bertanya kepadanya mengapa rekan kerjanya sudah menerima gaji sedangkan Pujo sendiri memberi tahunya. Dia hanya bisa menjawab bahwa gajnya masih ditahan saat itu karena ada suatu hal. Neneku mulai curiga sebenarnya apa yang terjadi dengan suaminya ini. Dia pun mulai menjalani invsetigasi kepada suaminya itu untuk mencari kebenaran dalam kejanggalan yang terjadi dalam rumah tangga mereka. Neneku pun terkejut setelah mengetahui kebenaran bahwa Pujo selama ini senang sekali bermain judi dengan mempertaruhkan uangnya untuk mendapat keuntungan dalam permainan judi. 

Neneku dipenuhi oleh emosi yang meledak ledak yang sudah tak tertahankan dan juga kesedihan yang sudah tak terbendung lagi. Lelaki yang selama ini dinikahinya ternyata menghabiskan uang kebutuhan hidup mereka untuk sehari -- hari hanya untuk sebuah permainan yang hanya memunculkan sifat tak puas dan ketamakan yang mengakibatkan kerugian yang besar bagi hidupnya dan hidup keluarganya itu. Setelah mengetahui itu Neneku pulang kerumah dan menunggu Pujo pulang untuk pertanggung jawabannya. 

Setelah Pujo pulang Neneku mengeluarkan seluruh amarah yang dipendamnya untuk diutarakan ke suaminya itu. Pujo hanya bisa terdiam mendengar seluruh perkataan istrinya yang bercampur amarah itu dan meminta maaf. Nenekku merasa sedih dan menyesal yang sangat dalam sedalam palung mariana. Air matanya terkuras hingga tak bisa meneteskan air mata kembaki karena kesedihannya yang begitu luar biasa. Mulai dari situlah kehidupan rumah tangga mereka retak seperti kaca. 

Satu per satu harta benda mereka pergi meninggalkan rumah untuk membayar hutang yang dimiliki Pujo saat dia bermain judi. Kehidupan keluarga mereka pun hancur berkeping -- keping dan tak bisa bersatu kembali. Tanpa pikir panjang Neneku ingin menggugat cerai kepada suaminya, karena dia sudah tak tahan lagi dengan pederitaan yang berat bersama suaminya yang menyebabkan semua kekacauan ini terjadi. Terjadilah konflik antara mereka berdua karena perbedaan pendapat yang tak dapat tertampung lagi. Dengan banyaknya konflik yang terjadi akhirnya Neneku pun berhasil menggugat cerai suaminya dan meninggalkannya untuk sepanjang hidupnya.

Neneku, Welly, dan ketiga anaknya, pergi meninggalka Sorong dan mulai kehidupan baru di Bandung. Kali ini dia harus berjuang sebagai ibu yang mengurus anaknya sekaligus berperan sebagai ayah yang menghidupi kebutuhan anak -- anaknya. Untungnya Welly menjadi peringan beban yang akan ditanggung olehnya selama tinggal di Bandung. Nenekku mulai berfikir dengan keras apa yang akan mereka lakukan di Bandung. Dia pun berencana untuk membuka bisnis yang berbasis kuliner. 

Saat itu ketiga anaknya sudah mulai beranjak remaja sehingga mereka juga turut membantu dalam bisnis kuliner tersebut. Kedua anak perempuan membantu daam bidang pembuatan kue dan tugas anak laki lakinya adalah pergi kepasar untuk membeli bahan -- bahan keperluan memasak, sedangkan Welly sendiri membantu Neneku dalam memasak.

Neneku memang sudah tak dipungkiri keahlian masaknya. Dia tidak perlu resep yang sangat spesifik dalam membuat membuat hidangan baru, cukup dengan mengandalkan indra pengecapannya dan membayangkan semua bahan yang ada di makanan itu ke otaknya. Dia terkadang mendapat pesanan berskala besar seperti pesanan makanan untuk pegawai pabrik. Hanya dengan beranggotakan 5 orang yang diantara 3 orang tersebut adalah anaknya yang masih bersekolah mereka mampu membuatnya dalam tepat waktu dan memuaskan.Neneku juga pernah menjadi relawan di Timor Timur(Timor Leste) ketika terjadi konflik disana. Ia membantu penduduk setempat untuk belajar berhitung, membaca, dan kegiatan sosial lainnya.

Dengan bisnis kulinernya dia bisa menyekolahkan ketiga anaknya tanpa figur ayah disitu, namun dia lah yang menjadi dua sosok figur yang menyatu dalam dirinya untuk mencukupi kehidupan sehari -- hari. Membesarkan tiga orang anak yang mandiri dan disiplin oleh seorang diri. Dan juga terus bekerja tanpa kenal merasa lelah untuk menghidupi keluarganya. Dialah orang terkuat yang pernah kukenal sepangjang hidupku. Dialah wanita kuat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun