Mohon tunggu...
Muhammad Rafif
Muhammad Rafif Mohon Tunggu... Novelis - Mahasiswa

Selama belum masuk ke liang lahat, selama itu pula kewajiban menulis harus ditunaikan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Semua Orang Bisa dan Pernah Merasakan Sakit, Jangan Khawatir!

17 November 2022   21:03 Diperbarui: 17 November 2022   21:20 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Canva

Semua manusia pernah merasakan sakit. Siapa sih manusia yang tidak pernah merasakan sakit? Para nabi terdahulu pun juga pernah merasakan rasa sakit. Sosok tauladan dan idola tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW pun merasakan yang namanya sakit. Bahkan, sebelum wafatnya Nabi Shallallahu 'Alaihi wa salam, beliau sempat mengalami sakit yang cukup hebat, kepalanya sakit dan demamnya juga begitu tinggi. 

Dalam contoh lain, pastinya kita mengenal Nabi Ayyub 'alaihi wa salam yang mana beliau pernah diberikan cobaan berupa sakit yang sungguh berat selama 18 tahun lamanya, sakit itu berupa terkena panyakit kulit yang menyebabkan keluarnya nanah dari kulitnya, dari kepalanya, kakinya, hingga rambutnya pun rontok.

Walaupun ditimpa penyakit yang begitu parah, Nabi Ayub tak pernah sekalipun mengeluh dan malah menikmatinya. Bahkan, disebutkan bahwa Nabi Ayub tak pernah mengangkat tangannya yakni berdoa kepada Allah untuk diberikan kesembuhan. 

Padahal kita sendiri tau, doa seorang Nabi pasti langsung dikabulkan. Namun, beliau tidak memilih untuk melakukan itu karena malu, selama hidupnya ia telah banyak diberikan kenikmatan berupa sehat badan dan segalanya. Dalam satu referensi, Nabi Ayub terkena penyakit tersebut ketika usianya sudah menginjak 51 tahun. 

Maka dari itu, ia merasa tak pantas dan tak layak ketika memohon meminta kesembuhan, sebab dalam hidupnya selama 51 tahun tersebut ia telah banyak menerima berbagai kenikmatan. Begitulah keistimewaan dari seorang Nabi Ayub AS.

Sakit bagi seorang Nabi Allah adalah sebuah perkara yang ditanggapi secara santai dan malah menikmatinya. Berbeda dengan kita pada umumnya, yang menanggapi sakit dengan kepanikan. Bahkan, tidak sedikit dari kita, baru ditimpa sakit 3 hari, namun mengeluhnya sudah seperti sakit 3 bulan. Padahal kalau kita pikir-pikir begitu banyak keistimewaan yang didapatkan dari seseorang yang sakit, selain tentunya mendapatkan buah-buahan dan bingkisan dari orang yang menjenguk.

Berbagai macam hikmah tentunya mengelilingi orang yang sedang sakit. Selain dosa-dosa kita yang sedang sakit diampuni dan sakit merupakan pengingat kematian, ada hikmah lain yang tentunya membuat kita sadar bahwa kita ini lemah. Kita ini tidak bisa sombong dan meninggikan diri di hadapan Allah Ta'ala. Dengan kata lain, ketika kita sakit, kita sedikit sadar dan memperbaiki akhlak kita untuk menuju pribadi yang bersikap lembut dan tawadhu.

Imam Syafi'i di dalam kitabnya yang berjudul Al Adab fid Diin mengungkapkan dianatara adab seseorang yang sakit ialah tidak diperbolehkannya kita untuk mengeluh. Sebab, kita sudah melihat diatas dan kita pasti sudah mengetahui berapa banyak hikmah dan anugerah yang telah Allah berikan ketika kita sedang sakit, walaupun tentunya kita harus menahan sedikit rasa yang tidak enak itu. Allah tidak menurunkan cobaan kecuali ada belas kasih-Nya disana. 

 Rasulullah SAW bersabda di dalam hadis Riwayat Bukhari, "Tidaklah Allah menurunkan suatu penyakit, melainkan akan menurunkan pula obat untuk penyakit tersebut."

Imam As-Suyuthi seorang penulis kitab tafsir al-jalalain semasa hidupnya mempunyai salah satu aktivitas yang cukup unik, yakni berkeliling dari kota ke kota untuk menjenguk orang yang sedang sakit. Tentunya yang ia lakukan bukan semata sekedar mengunjungi dan menghibur orang yang sakit saja, akan tetapi tujuan utamanya datang ke tempat itu adalah untuk meminta doa kepada orang sakit tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun