Mohon tunggu...
Muhammad Rafif
Muhammad Rafif Mohon Tunggu... Novelis - Mahasiswa

Selama belum masuk ke liang lahat, selama itu pula kewajiban menulis harus ditunaikan

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Bukan Sekedar Pemanis, Busway Sudah Disulap Menjadi Humanis

14 Februari 2022   14:17 Diperbarui: 14 Februari 2022   14:18 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada era yang semakin maju ini, kemudahan dalam berpergian kemanapun dalam antar kota bisa dikatakan tidak sesulit pada masa dahulu. Kalau dahulu, mungkin hanya ada seperti becak, bemo, delman. Dapat ditemukan juga ada angkutan umum, namun jumlahnya masih terbilang sedikit bila dibanding zaman sekarang.

Berbeda dengan zaman sekarang. Kita tak perlu bersusah payah untuk kemanapun, walaupun tak ada kendaraan pribadi. Karena sudah banyak moda transportasi umum yang ada. Sebut saja, ada KRL Commuter Line, TransJakarta (Busway), bahkan juga angkot yang sudah disulap menjadi lebih baik dan humanis. Semua fasilitas itu bisa digunakan dan dimanfaatkan, khususnya untuk warga yang berada di DKI Jakarta dan sekitarnya.

Saya pun termasuk salah satu dari sekian banyak warga yang memanfaatkan Moda Trasnportasi umum tersebut. Dan biasanya saya paling sering menggunakan Bus Transjakarta ketika hendak pergi ke kampus atau ke tempat lainnya ketika lagi malas-malasnya naik kendaraan pribadi. Jadi, Busway bisa menjadi suatu alternatif untuk yang mager.

Menariknya dari menggunakan Transportasi umum ini, selain tentunya aman dan nyaman. Aman, karena di dalam halte dan busway ada petugas dan CCTV. Nyaman, karena di dalam busway selain bersih dan sejuk, bangkunya juga lumayan pas dan empuk untuk diduduki. Hal lain yang bisa kita lihat adalah bagaimana Busway ini bisa menjadi moda Transportasi yang membangun nilai kemanusiaan. Karena sejatinya, Infrastruktur publik ini dibangun, bukan hanya karena seberapa besar keuntungan yang diperoleh. Bukan juga sebagai pemanis jalan raya di kota karena sudah dipenuhi oleh kendaraan yang begitu megahnya. Namun lihatlah utilitas dan maslahat sosial di dalamnya. Sehingga hal itu menjadi nilai lebih dari keberadaan Transportasi umum tersebut.


Dari pengalaman saya, banyak sekali nilai kemanusiaan yang ada di dalamnya. Mungkin ini hanya perspektif saya loh ya. Berikut adalah ulasan menariknya:


#1. Semakin banyaknya Jembatan yang menggunakan ramp daripada tangga.
Bagi kebanyakan orang, Jembatan yang menghubungi  akses penumpang ke halte dengan menggunakan tangga memang lebih efektif dibanding dengan menggunakan ramp. Namun, kita patut melihat juga. Yang Naik busway ini bukan hanya yang mampu berjalan dengan tegak menuju halte saja. Tapi, ada juga penumpang yang menggunakan kursi roda atau lansia yang tidak sanggup lagi untuk menaiki tangga. Mereka juga mempunyai hak yang sama seperti kita. Dan harus tetap diperhatikan, bukan diabaikan. Jadi, pembangunan jembatan dengan menggunakan ramp ini sangat berguna dan ramah bagi penumpang yang menggunakan kursi roda agar bisa dengan mudah menuju ke halte. Walaupun, biasanya jembatan yang menggunakan model ramp ini terkadang cukup berkelok-kelok lintasannya dan juga lumayan panjang. Anggap saja perjalanan di jembatan itu sebagai olahraga bagi kita yang tubuhnya masih sehat dan bugar.

#2. Masih banyak manusia yang hatinya jelita
Saya tuh Terkadang suka membedakan tipe-tipe penumpang selama di Transjakarta. Biasanya Sambil berdiri di bagian belakang sambil menyender di bagian pintunya. Ada penumpang yang cuek. Ada juga yang Humanis dan berperilaku manis. Bagi yang cuek, tentunya ia tidak memperhatikan yang lainnya. Jadi kalau udah dapat bangku duduk, yasudah tetap duduk saja mereka, meskipun ada penumpang lainnya di depannya yang tidak kebagian bangku. Padahal penumpang lainnya ini adalah seorang Ibu hamil yang membutuhkan kursi itu daripadanya. Disini Kondisi bangkunya sudah terisi semua. Walhasil karena penumpang yang duduk ini pura-pura tidak tau atau kelamaan pekanya, Akhirnya ada seorang Anak SMA yang menawarkan bangku kepada ibu hamil tersebut. Tentunya pemandangan itu sangat istimewa sekali. Namun untuk seseorang pemuda yang umurnya paling belum sekitar 30 tahun, dan sedang dalam keadaan tidak capek pura-pura tidak tau terhadap penumpang lain agar bangkunya tidak terancam. Terbuat dari apa hatimu? tepung terigu?. Namun yang jelas hatinya bukan jelita sih, namun sepertinya hati nya sedang nelangsa. Juga lebih jelasnya, perilaku ini bukan kelakuan para penghuni surga. Bukan juga berpatokan dengan nilai kemanusiaan.  Lain lagi ketika penumpang itu adalah orang yang humanis. Seperti seorang Anak SMA yang memberikan bangku yang ia telah duduki kepada perempuan hamil tersebut. Dia dengan senang hati mempersilahkan penumpang lainnya yang membutuhkan bangku tersebut untuk ditempati.  Karena dia sadar, bangku itu bukan miliknya, tapi milik yang membutuhkan. Sehingga dia pasti mempersilahkan ketika melihat ada penumpang yang sedang hamil yang tak kuat berdiri terlalu lama. Lalu dialah yang gantian berdiri dengan berpegang kepada pegangan di atasnya. Ini baru yang dinamakan hati yang jelita layaknya seorang penghuni surga dan tau makna nya hakikat  sebagai manusia yang sesungguhnya.

#3. Adanya bangku prioritas pada setiap Armada.
Transportasi pada zaman sekarang pokoknya serba lengkap dan juga mantap. Sekarang, pada setiap Transportasi umum publik khususnya di busway, tersedia bangku prioritas untuk para lansia, ibu hamil, penyandang disabilitas atau ibu-ibu yang menggendong anak bayi. Nah, pasti yang udah sering naik Busway udah pada tau, bahwa kursi Prioritas ini biasanya berwarna merah dan berguna untuk apa. Hal ini menunjukkan bahwa Transportasi umum tersebut menunjukkan keramahannya pada siapapun penggunanya. Siapapun juga boleh menaikinya tanpa terkecuali. Namun, bukan berarti ketika bangku prioritas tersebut sudah terisi oleh yang lainnya, terus ada penumpang yang memiliki salah satu dari keempat ciri tersebut tidak menempatkan tempat duduk, tidak dikasih loh ya. Bagi siapapun yang memiliki pemikiran itu, tentunya itu keliru besar. Harusnya penumpang yang tidak masuk kategori itu sudah sadar. Bahwa yang namanya prioritas, harus diutamakan dan dipersilahkan. Bukan malah diacuhkan. Sekalipun kita capek dan rasanya lelah sekali, kondisi Bus juga lagi sesak-sesaknya. Kita harus tetap bangun dari bangku apabila melihat penumpang yang diprioritaskan belum mendapatkan tempat duduk. Kalau Anda sudah melakukan begitu, tandanya di dalam diri anda masih terdapat empati. Ketika anda sudah melakukannya begitu, berarti anda layak di cap sebagai pengabdi yang mengutamakan kepentingan orang lain yang membutuhkan, diatas kepentingan dirinya sendiri. Memang cocok, ketika Transportasinya Humanis, penumpangnya juga menunjukkan sikap yang sama. Bangga!!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun