Sebanyak 15 FST dari seluruh PTKIN di Indonesia hadir dalam forum bergengsi ini. Turut serta pula Wakil Dekan I, II, III, para Ketua Program Studi, dan Kepala Laboratorium FST di masing-masing institusi. Kehadiran mereka mencerminkan semangat kolaborasi lintas kampus untuk membangun ekosistem pendidikan sains yang tidak hanya unggul dalam inovasi, tetapi juga kokoh dalam karakter dan integritas.
Forum ini dibuka secara resmi oleh Dirjen Pendidikan Islam Kemenag RI, Prof. Dr. H. Amin Suyitno, M.Ag., melalui sambungan Zoom Meeting. Dalam sambutannya, beliau menekankan pentingnya integrasi antara ilmu keislaman dan sains-teknologi, serta perlunya transformasi kurikulum yang adaptif terhadap tantangan Revolusi Industri 5.0.
Kehadiran Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Asep Saepudin Jahar, MA., Ph.D., yang secara langsung menyambut para peserta, menjadi simbol komitmen kuat dari tuan rumah dalam mendukung kegiatan ilmiah dan strategis ini. Para dosen dan tenaga kependidikan FST UIN Jakarta juga turut menyemarakkan acara, menciptakan suasana keilmuan yang hangat dan kolaboratif.
Forum ini diisi oleh narasumber nasional yang kompeten, seperti Dr. Beny Bandanadjaja dari Direktorat Belmawa Kementerian Pendidikan Tinggi Saintek. Ia mengangkat tema strategis, "Pengembangan Kurikulum dan Inovasi Pendidikan STEM di PTKIN", yang sangat relevan dengan arah kebijakan nasional. Selain itu, perwakilan dari Bagian Perencanaan Kementerian Agama RI juga memberikan insight tentang dukungan kebijakan terhadap pengembangan pendidikan sains di lingkungan PTKIN, terutama tentang pengembangan alat-alat laboratorium.Â
Momentum penting dalam Fordek ini adalah terpilihnya secara aklamasi Dr. Muhammad Isnaini, M.Pd. sebagai Ketua Forum Dekan FST PTKIN Se-Indonesia periode 2025--2029. Estafet kepemimpinan dari Prof. Dr. Hj. Sri Harini, M.Si. (Dekan FST UIN Maulana Malik Ibrahim Malang) kepada sosok muda visioner ini disambut penuh antusiasme. Dalam sambutan perdananya sebagai Ketua Forum Dekan FST PTKIN Se-Indonesia periode 2025--2029, Dr. Muhammad Isnaini, M.Pd. menyampaikan visi strategisnya yang berfokus pada penguatan kualitas dan daya saing Fakultas Sains dan Teknologi di lingkungan PTKIN. Salah satu poin penting yang menjadi perhatian beliau adalah revitalisasi laboratorium, sebagai pusat utama dalam pengembangan sains terapan. Dr. Isnaini mendorong agar Kementerian Agama melalui Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) dapat kembali mengalokasikan dana khusus untuk pengembangan dan modernisasi alat laboratorium, sebagaimana pernah dilakukan pada beberapa tahun sebelumnya. Menurutnya, ketersediaan sarana laboratorium yang mutakhir bukan hanya menunjang proses praktikum dan riset, tetapi juga menjadi prasyarat untuk meraih akreditasi internasional, seperti ASIIN (Accreditation Agency for Degree Programs in Engineering, Informatics, Natural Sciences and Mathematics) yang telah dicapai oleh beberapa FST di lingkungan PTKIN. Dalam hal ini, beliau menginisiasi program pendampingan intensif antar-FST, di mana kampus yang telah lebih dahulu terakreditasi internasional dapat berbagi pengalaman dan strategi, sebagai bentuk solidaritas akademik dan percepatan mutu secara kolektif.
Lebih jauh, Dr. Isnaini menaruh perhatian besar terhadap pemerataan akses pendidikan sains di PTKIN. Oleh karena itu, ia akan mendorong percepatan pendirian FST di UIN-UIN yang hingga saat ini belum memiliki fakultas tersebut. Ia menegaskan bahwa keberadaan FST di setiap UIN merupakan bagian dari transformasi keilmuan Islam yang integratif, di mana agama dan sains berjalan seiring dalam membentuk generasi intelektual Muslim yang unggul dan berdaya saing global. Di samping itu, beliau mengajak seluruh anggota forum untuk membangun sinergi kuat dalam bidang pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, yang dibingkai dalam semangat Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Melalui program "FST Kemenag Berdampak", Fordek FST akan menjadi ruang akseleratif bagi berbagai inisiatif kolaboratif lintas kampus, baik dalam bentuk riset kolaboratif, pengabdian lintas wilayah, maupun pertukaran dosen dan mahasiswa. Dengan semangat gotong royong dan integrasi keilmuan, Dr. Isnaini optimis bahwa FST PTKIN akan menjadi garda depan dalam penguatan sains berbasis nilai, menuju peradaban Indonesia Emas 2045. Dan harapannya agar Fordek menjadi motor penggerak perubahan dan inovasi, dengan tetap menjaga ruh spiritualitas dan moderasi beragama dalam setiap langkahnya.
Salah satu acara yang tak kalah menarik dan menjadi magnet antusiasme dalam rangkaian Forum Dekan FST PTKIN 2025 ini adalah Kompetisi Ilmiah PTKIN Se-Indonesia, yang diselenggarakan secara nasional dengan melibatkan 169 peserta dari 16 PTKIN dan 1 perguruan tinggi swasta terundang yaitu Universitas Bina Nusantara (Binus). Kompetisi ini terdiri dari empat kategori unggulan, yakni Karya Tulis Ilmiah, Poster Ilmiah, Video Eco Habit, serta Hackathon---yang seluruhnya dirancang untuk menggali kreativitas dan inovasi mahasiswa di bidang sains dan teknologi yang ramah lingkungan dan berorientasi solusi.
Ajang kompetisi ini menjadi wahana penting dalam menumbuhkan semangat riset dan inovasi sejak dini, serta membangun jejaring ilmiah antar-mahasiswa lintas kampus. Proses seleksi dan penjurian dilakukan secara ketat oleh tim juri profesional dari berbagai institusi, dengan mempertimbangkan aspek orisinalitas, kebermanfaatan, dampak sosial, dan pendekatan saintifik yang ditampilkan dalam setiap karya. Pada akhir perlombaan, diumumkan pemenang juara umum berdasarkan akumulasi poin dari seluruh kategori lomba. Juara Umum 1 diraih oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sebagai tuan rumah yang tampil sangat impresif di berbagai kategori. Disusul oleh UIN Alauddin Makassar sebagai Juara Umum 2, dan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang sebagai Juara Umum 3. Para pemenang menerima medali emas, perak, dan perunggu, yang diserahkan langsung oleh para dekan FST peserta forum dan disambut tepuk tangan meriah dari seluruh hadirin, walaupun para pemenagnya mahasiswa melihat via zoom meeting. Momen ini menjadi refleksi dari semangat sportivitas akademik dan kolaborasi antar mahasiswa dalam menjawab tantangan zaman melalui karya nyata.
Menutup rangkaian kegiatan Forum Dekan FST PTKIN 2025, para peserta melakukan kunjungan industri ke dua mitra strategis, yakni Huawei Indonesia dan Workshop PT Labolitic Periferal Indonesia. Kegiatan ini bukan hanya sekadar agenda pelengkap, melainkan menjadi bagian integral dari upaya membangun kemitraan berkelanjutan antara dunia pendidikan tinggi dengan industri teknologi terapan.
Di Huawei Indonesia, peserta forum mendapatkan pemaparan langsung tentang ekosistem teknologi digital yang dikembangkan oleh salah satu perusahaan teknologi terbesar di dunia tersebut. Fokus diskusi antara delegasi Fordek dan pihak Huawei mencakup isu-isu strategis seperti pengembangan talenta digital di lingkungan PTKIN, peluang magang industri dan pelatihan bersertifikat internasional, hingga eksplorasi kolaborasi dalam bidang riset dan pengembangan teknologi pendidikan (edutech). Pihak Huawei menyambut baik inisiatif tersebut dan membuka ruang bagi bentuk kerja sama yang lebih konkret ke depan.