Mohon tunggu...
Muhammad Isnaini
Muhammad Isnaini Mohon Tunggu... Dosen

Membaca dan menulis adalah Dua sisi dari satu koin: membaca memperkaya wawasan, sementara menulis mengolah dan menyampaikan wawasan tersebut. Keduanya membangun dialog tak berujung antara pikiran dan dunia.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Media Sosial vs Media Mainstream Apakah Persaingan atau Kolaborasi

11 Februari 2025   06:00 Diperbarui: 11 Februari 2025   05:57 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto diperoleh dari captwapri di internet

Di era digital yang semakin berkembang pesat, media sosial dan media mainstream menjadi dua entitas utama dalam penyebaran informasi. Media sosial merujuk pada platform berbasis internet yang memungkinkan pengguna untuk membuat, berbagi, dan berinteraksi dengan konten secara real-time, seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan YouTube. Sementara itu, media mainstream mencakup institusi berita tradisional seperti surat kabar, majalah, televisi, dan radio yang memiliki mekanisme verifikasi yang ketat dalam menyampaikan informasi. Perdebatan sering muncul mengenai apakah media sosial dan media mainstream bersaing satu sama lain atau justru harus berkolaborasi. Media sosial menawarkan kecepatan dan jangkauan luas dalam penyebaran informasi, sementara media mainstream menjunjung tinggi kredibilitas dan keakuratan.

Media mainstream memiliki proses verifikasi yang ketat untuk menjaga akurasi berita. Sumber berita lebih dapat dipercaya karena didukung oleh jurnalis profesional, lebih berorientasi pada kepentingan publik, dan mengikuti standar etika jurnalistik. Namun, penyampaian informasi lebih sistematis tetapi memiliki keterbatasan dalam kecepatan penyebaran berita. Di sisi lain, media sosial memungkinkan siapa saja untuk menyebarkan informasi dengan cepat, meningkatkan interaktivitas dengan audiens, dan berpotensi menjadi sumber berita alternatif yang lebih dekat dengan realitas masyarakat. Sayangnya, media sosial juga rentan terhadap penyebaran misinformasi dan hoaks karena kurangnya proses verifikasi yang ketat.

Pada satu sisi, media sosial dan media mainstream tampak berada dalam kompetisi, terutama dalam hal memperoleh perhatian publik. Banyak institusi media mainstream yang harus beradaptasi dengan tren digital agar tetap relevan. Namun, kolaborasi di antara keduanya lebih menguntungkan dibandingkan persaingan. Media mainstream dapat menggunakan media sosial untuk menjangkau audiens yang lebih luas dan menyebarkan informasi secara lebih cepat. Sebaliknya, media sosial dapat memanfaatkan kredibilitas media mainstream untuk memeriksa kebenaran suatu berita. Interaktivitas yang tinggi dalam media sosial juga memungkinkan media mainstream untuk lebih berinteraksi dengan audiens dan mendapatkan umpan balik langsung. Kolaborasi ini juga dapat digunakan untuk penyebaran konten edukasi yang lebih interaktif dan menarik.

Dalam konteks pendidikan di perguruan tinggi Islam, khususnya di Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang, integrasi media sosial dan media mainstream dapat memberikan manfaat yang signifikan. Universitas dapat menggunakan media sosial untuk mendistribusikan informasi akademik, mempromosikan hasil penelitian, dan membangun jaringan komunikasi yang lebih efektif antara mahasiswa, dosen, dan masyarakat. Sebagai contoh, UIN Raden Fatah Palembang telah mengadakan pelatihan media dasar untuk membangun generasi jurnalisme yang kreatif di bidang media. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mendalam tentang bagaimana mengintegrasikan media sosial dan media mainstream dalam penyebaran informasi akademik dan keagamaan. Dengan demikian, mahasiswa dapat belajar bagaimana memproduksi konten yang informatif, kredibel, dan sesuai dengan prinsip etika jurnalistik.

Media sosial dan media mainstream memiliki keunggulan masing-masing dalam penyebaran informasi. Alih-alih bersaing, kolaborasi antara keduanya dapat menciptakan ekosistem informasi yang lebih sehat dan terpercaya. Dalam dunia pendidikan, khususnya di UIN Raden Fatah Palembang, integrasi kedua media ini dapat membantu meningkatkan kualitas penyebaran informasi akademik, memperkuat literasi digital, serta menciptakan generasi yang lebih kritis dalam mengolah informasi. Oleh karena itu, sinergi antara media sosial dan media mainstream perlu terus dikembangkan untuk kemajuan pendidikan dan penyebaran informasi yang lebih baik di era digital ini.

Ilustrasi foto diambil dari Kompasiana.com
Ilustrasi foto diambil dari Kompasiana.com

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun