Mohon tunggu...
Muhammad Muzadi Alhasany
Muhammad Muzadi Alhasany Mohon Tunggu... Lainnya - saya mahasiswa

Muhammad Muzadi Alhasany

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Introspeksi Diri Melalui Teguran Tuhan

24 Januari 2021   10:20 Diperbarui: 24 Januari 2021   10:49 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Baru baru ini kita digemparkan oleh gempa bumi yang terjadi di wilayah Sulawesi Barat yang berkekuatan 6,2M yang berpusat di 7 km timur laut Majene, Sulawesi Barat dengan kedalaman 10 km pada tanggal 15 Januari 2021 pukul 02.28 WITA. Wilaya Sulawesi Barat hanya kali ini saja diguncang gempa bumi yang mengakibatkan kerusakan masif. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dalam catatannya menyebut gempa yang disusul tsunami pernah terjadi pada tahun 1967 dan 1969.

Gempa bumi juga pernah terjadi di masa Umar bin Khattab, lalu beliau berkata, “Wahai sekalian manusia, tidaklah gempa ini terjadi melainkan karena perbuatan kalian. Demi dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, jika peristiwa ini kembali berulang, niscaya aku tidak ingin tinggal bersama kalian lagi di tempat ini, untuk selama-selamanya.

Disebutkan dalam Manaqib Umar, karya Ibnu Abid Dun-ya, bahwasanya pernah terjadi gempa bumi di zaman Umar bin Khattab. Beliau segera mengentakkan tangannya ke tanah, seraya berseru, “apa yang terjadi padamu? Apa yang terjadi padamu? Ingatlah, jika terjadi kiamat, pasti bumi akan menceritakan beritanya. Sebab, aku pernah mendengar Rasulullah SAW.  Bersabda: “Jika terjadi Kiamat, maka tidak ada sehasta dan sejengkal tanah pun melainkan (bumi) akan memberitakannya.

Dikutip dari naskah buku “K. H. Muhammad Husain Pukkali: Malunda, Wali dari Litaq Tuo” karya Muhammad Ridwan Alimuddin (2013), bahwa pada 23 Februari 1969, juga pernah terjadi gempa yang mengakibatkan tsunami yang melanda pesisir mandar dan termasuk dalam salah satu tsunami besar keempat (1952-2004) yang pernah melanda indonesia dengan tinggi 10 meter. Setelah gempa, penduduk Malunda dan sekitarnya mengungsi ke pegunungan, lain halnya dengan keluarga besar Pukkali Malunda seorang ulama karismatik dan memiliki kekaramahan. 

Keluarga besar Pukkali Malunda ada yang mengungsi dan ada juga yang tetap bertahan di Malunda karena pada hari itu salah satu anak Pukkali Malunda Sy. Adawiyah sedang di Canring (upacara ketika keluarga calon suami membawa bahan makanan ke rumah calon isteri) dan juga persiapan menyambut hari raya Idul Adha. Untuk melindungi Malunda dan masyarakatnya, Pukkali Malunda bergegas masuk mengambil wudhu untuk kemudian berjalan ke arah pantai. 

Di badannya  menempel baju dan sarung, diatas kepalanya sonkok hitam yang dililitkan handuk. Tiba di pantai, Pukkali Malunda membaca doa untuk kemudian mengibaskan handuknya ketika gelombang tsunami akan mengantam Malunda. Berkat restu Allah SWT., “lembong tallu” tersebut terbelah, ada yang mengarah ke selatan ada yang mengarah ke utara untuk kemudian menghantam kawasan di luar kampung Malunda.

Bencana dalam Alquran telah disebutkan dengan berbagai macam makna, karenanya sebagai manusia yang hanya diciptakan Tuhan hendaknya senantiasa sadar dan mawas diri untuk selalu bersangaka baik terhadap Tuhan dan juga sesama manusia. Berfikir positif ketika menghadapi bencana merupakan sikap yang paling baik dan mendekatkan kita kepada pemahaman yang lebih arif. Hal ini supaya kita tidak terjebak pada kesalahan fatal sepertimenyalahkan korban atau menyalahkan Tuhan/Allah. Intospeksi diri dalam konteks keimanan dan tanggung jawab sosial diperlukan, agar mampu untuk memperbaiki diri untuk selalu berbaik sangka.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun