Mohon tunggu...
Mutia AH
Mutia AH Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat Fiksi

Menulis yang ringan dan positif

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Persiapan Menyambut Lebaran, Antara Tradisi, Makna dan Introspeksi Diri di 10 Hari Terakhir Ramadan

6 April 2024   10:15 Diperbarui: 6 April 2024   10:28 709
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: Pixabay.com

Persiapan Menyambut Lebaran, Antara Tradisi, Makna dan Introspeksi Diri di 10 Hari Terakhir Ramadan

Memasuki 10 hari terakhir Ramadhan, suasana menjadi semakin kental dengan nuansa persiapan menyambut Hari Raya Idul Fitri (lebaran). Sebuah momen yang dinantikan semua orang, tak hanya tentang perayaan tetapi juga tentang kebersamaan bersama keluarga kecil atau besar, tetangga dekat atau jauh, kawan baru atau kawan lama dan semua orang yang terlibat dalam kehidupan kita sehari-hari. 

Bulan Ramadan, bulan penuh berkah dan ampunan, telah memberikan pelajaran berharga bagi kita umat muslim untuk meningkatkan kualitas iman. Dengan berbagai aktivitas ibadah seperti puasa, shalat tarawih, dan membaca Al-Qur'an, Ramadan menjadi waktu yang tepat untuk introspeksi diri dan memperbaiki diri.

Ketika memasuki 10 hari terakhir Ramadan, banyak dari kita yang mulai pecah fokusnya ke persiapan menyambut Lebaran. Dari mulai persiapan mudik, oleh-oleh ke kampung hingga rencana menghabiskan liburan di kampung halaman. 

Mudik memang mempunyai makna yang dalam bagi kita semua. Bukan hanya tentang perjalanan pulang kampung, tetapi juga merupakan keinginan hati dan rindu untuk kembali ke pelukan keluarga dan merayakan lebaran bersama. 

Setelah sampai ke kampung halaman, maka selanjutnya pasar-pasar tradisional di kampung akan semakin ramai dengan pulangnya para perantauan. Biasanya ke pasar ini bukan hanya untuk berbelanja kebutuhan lebaran tetapi juga ada tujuan lain. Seperti rasa ingin tahu suasana pasar kampung atau juga ingin membelanjakan saudara yang di kampung sembari menunjukkan intensitas perantau yang sukses. 

Bukan hanya itu saja, satu lagi kegiatan yang seakan-akan setengah wajib yaitu bersih-bersih rumah, sebagai refleksi dari hati yang suci. Dengan membersihkan rumah, ada harapan terselip, semoga rumahnya menjadi tempat yang nyaman dan bersih untuk menyambut tamu-tamu yang berkunjung selama Hari Raya. Mulai dari menyapu, ngepel, bersih-bersih kaca jendela dan lain sebagainya. 

Kegiatan bersih-bersih rumah yang sudah menjadi tradisi ini tidak hanya untuk memperindah rumah, tetapi juga sebagai sarana untuk mempererat tali silaturahmi. Dengan memiliki rumah yang bersih dan nyaman, anggota keluarga yang mudik ke kampung halaman atau yang berkunjung akan merasa disambut dengan hangat dan nyaman.

Hal ini dilakukan sebagai bentuk upaya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memperoleh ampunan serta berkah di hari lebaran. Bagi umat Muslim, lebaran bukan hanya moment untuk merayakan kemenangan setelah menjalani ibadah puasa selama sebulan penuh, tetapi juga sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. 

Di tengah kesibukan persiapan menyambut lebaran mari kita juga jangan sampai lupa untuk tetap memperhatikan kualitas ibadah kita. Karena, pada akhirnya, lebaran bukan hanya tentang merayakan kemenangan setelah berpuasa selama sebulan penuh, tetapi juga sebagai ajang untuk introspeksi diri dan memperbaiki diri agar menjadi pribadi yang lebih baik lagi di masa yang akan datang. Semoga Ramadan tahun ini kita mendapatkan keberkahan dan semoga kita bertemu dengan Ramadan tahun depan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun