Nama : Muhammad Rizki Alhafiz
Kelas : 12 MIPA 5 / 21
Nama saya Muhammad Rizki Alhafiz yang biasa di panggil rizki atau kiki. Saya lahir di Bandung 2 Februari 2003. Saya adalah anak ke tiga dari tiga bersaudara. Saya memiliki kakak perempuan dan laki-laki yang bernama Linda dan Angga.
Pada tahun 2010 saya masuk sekolah dasar, sewaktu saya masi duduk di sekolah dasar saya merasa belum mampu menyaingi teman-teman saya yang pintar selalu mendapatkan 10 besar di kelas. Saya selalu berfikir kenapa saya tidak bisa mendapatkan 10 besar di kelas dan saya berusaha untuk membuktikan mendapatkan nilai yang lebih baik pada kelas 6.
Saat kelas 6 semester 1 saya tidak mendapatkan 10 besar dan ketika semester 2 alhamdulillah saya mendapatkan Nilai Ujian Nasional yang cukup besar yaitu 28,00. Di saat itu saya merasakan kebahagian karena mendapatkan Nilai Ujian Nasional yang besar tapi di lain sisi saya ingin mendengar dari guru bahwa saya mendapatkan 10 besar di kelas.
Pada tahun 2016 saya masuk sekolah menengah pertama yang lumayan dekat dari rumah saya, jadi setiap pagi saya berjalan kaki untuk ke sekolah kadang juga di antar ayah. Kelas 8 adalah masa-masa paling menyenangkan karena saya memiliki teman yang bernama Dzikri ia selalu mengajariku bagaimana cara belajar yang baik dan selalu membantu saya jika sedang ke sulitan mengerjakan tugas atau latihan soal.
Di kelas 8 semester 1 saya baru merasakan mendapatkan 10 besar, walaupun hanya 5 besar di saat itu saya sangat bahagaia karena bisa masuk 10 besar di kelas. Karena saat sekolah dasar saya belum pernah mendapatkannya. Saya dan Dzikri memiliki hoby yang sama yaitu badminton kita berdua juga masuk ke ekskul yang sama. Di kelas 9 saya dan Dzikri berbeda kelas kita jadi jarang mengerjakan tugas bersama karena berbeda kelas. " Dia adalah sahabat terbaik." Menatap Dzikri.
Sejak itu saya dan Dzikri sudah jarang bertemu bahkan kita berdua meneruskan pendidikan ke tempat yang berbeda. Saya percaya kepada diri saya bahwa saya bisa belajar sendiri walaupun berbeda sekolah dengan sahabat saya.
Pada tahun 2019 saya masuk sekolah menengah atas yang berdekatan juga dengan rumah saya, sekolah itu bernama SMAN 1 Padalarang. Awal masuk SMAN 1 Padalarang saya bertemu dengan teman-teman  lama ku sewaktu SD dan SMP sudah tak aneh dalam pikiran saya jika saya bertemu dengan teman lama saya ketika SD dan SMP karena sekolah ku sekarang sangat deka dengan tempat tinggal saya dan teman-teman. Saat demo ekskul saya tertarik dengan salah satu organisasi di sekolah yaitu OSIS, OSIS bukan merupakan ekskul melainkan organisasi yang harus di miliki di setiap sekolah karena OSIS adalah tangan kanan guru.
Sewaktu masuk OSIS saya banyak sekali mendapatkan pengalaman yang amat seru dan di OSIS juga saya di ajarkan untuk berani menegur siswa siswi yang melanggar. Saat tiba acara di sekolah OSIS selalu menjadi panita dalam acara. Di saat itu saya kebagian menjadi keamanan, tugas keamanan ialah menjaga ketentraman saat di laksanakan nya acara dan harus menjaga gerbang masuk maupun keluar.
Waktu itu saya kebagian menjaga gerbang masuk, tugas nya ialah melihat atribut sekolah apa sudah rapih atau belum. Saat itu ada kakak kelas yang memakai atribut tidak lengkap saya langsung bertindak " Kak mohon maaf atributnya kenapa tidak lengkap ya." Memandang kakak kelas. " Apa masalah nya dengan mu kalau atribut saya kurang lengkap." Ucap kakak kelas. " Mohon maaf kak sebelumnya kita sebagai siswa yang baik di sekolah harus mengikuti peraturan sekolah dan tidak boleh melanggar nya." Ucapku sambil memandang kakak kelas. Saya langsung memisahkan nya dan mencatat nya karena tugas keamanan adalah menjaga tata tertib sekolah.