Mohon tunggu...
Muhammad Andi Firmansyah
Muhammad Andi Firmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Politik

Live to the point of tears.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kontroversi Piala Dunia Qatar, Antara Politik dan Olahraga

28 November 2022   20:13 Diperbarui: 28 November 2022   20:52 1153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nicolas Otamendi (19) dan Saleh Al-Shehri (11) berduel di udara dalam laga Argentina melawan Arab Saudi | Gambar oleh Yukihito Taguchi via CNN

Logika itu sejalan dengan kegunaan olahraga sebagai alat pembangunan di mana partisipasi olahraga dipahami untuk mendukung orang-orang yang terpinggirkan, acapkali kaum muda, untuk berprestasi dalam budaya dan ekonomi-politik yang kompetitif dan hierarkis.

Jadi, tampaknya betul bahwa hari ini olahraga kerap mencerminkan nilai politik, prioritas, kepekaan, dan bahkan neurosis kita.

Dalam bayang-bayang itu, kita memuja atlet seperti pahlawan nasional, menyanyikan lagu kebangsaan yang menegaskan supremasi nasional kita, menghafal fakta dan statistik pemain seolah hidup kita bergantung padanya, dan kecewa berat saat idola kalah.

Terlebih, olahraga juga sering jadi pelarian. Ia menawarkan euforia, meski singkat, dan jeda dari kehidupan sehari-hari. Plot teroris mungkin mengambang, bencana alam mungkin terjadi, dan kemiskinan mungkin melanda seluruh negeri.

Namun, bahkan di masa-masa suram ini, orang masih merasa nyaman dengan olahraga. Dan jika olahraga adalah kehidupan manusia dalam "mikrokosmos", maka olahraga lebih dari sekadar pelarian. Ia adalah bagian tak terpisahkan dari diri kita.

Dan itu berarti, fakta bahwa manusia adalah zoon-politicon, olahraga juga tak bisa mengelak dari tarikan politik. Ini menimbulkan pertanyaan menarik tentang mengapa hubungan ini ada dan apa pengaruhnya terhadap warganegara dan pemerintah.

Mengingat sebegitu besarnya uang publik yang dihabiskan, pertanyaan fundamental politik tentang siapa mendapat apa, kapan, bagaimana, dan mengapa tampaknya sangat relevan. Dalam hal ini, olahraga dan politik saling terkait.

Kenyataannya, olahraga dan politik telah berjalan bersama sejak keduanya ada. Pikirkan Colosseum Roma, di mana kaisar terus-menerus mengadakan pagelaran olahraga untuk menghibur dan mengingatkan semua orang tentang siapa yang punya kekuasaan dan uang.

Selain itu, keduanya juga bertimbal-balik. Politik menyeruak dalam olahraga mana pun, di tempat yang terlihat dan tak terlihat, dan berasal dari peran atlet, penggemar, tim, warganegara, pemerintah, pasar, serta institusi.

Sebaliknya, olahraga juga dapat memengaruhi aliansi politik, pengambilan keputusan pemerintah, pemungutan suara, mobilisasi kelompok kepentingan, dan bahkan keterlibatan dan stabilitas sosial.

Baik di dalam negeri maupun global, olahraga (nyaris) selalu melibatkan perdebatan terbesar dalam semesta politik.

Politik di balik Piala Dunia 2022 Qatar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun