Pertama, kita mengategorikan perilaku atau menjawab pertanyaan "apa yang dilakukan orang ini". Kedua, kita membuat karakterisasi disposisional atau menjawab pertanyaan "apa yang tersirat dari perilakunya tentang kepribadian orang ini".
Pada akhirnya, kita mesti menerapkan koreksi situasional atau menjawab pertanyaan "aspek situasi apa yang mungkin berkontribusi pada perilakunya".
Sementara dua langkah pertama tampaknya terjadi secara otomatis, langkah ketiga jelas membutuhkan upaya yang disengaja dan penuh pertimbangan. Tidak semua orang mau melakukan yang ini; kalaupun iya, biasanya mereka merasa tidak punya waktu untuk itu.
Kadang-kadang, kita gagal memperhitungkan situasi hanya karena kita kurang menyadarinya. Namun toh, seperti yang ditunjukkan oleh penelitian, orang tetap sering melakukan FAE ketika mereka sepenuhnya menyadari apa yang terjadi.
Di sinilah agaknya psikologi Adler lebih relevan untuk menjelaskan kemarahan dan kejengkelan yang kita tumpahkan pada orang lain.
Tapi yang terpenting adalah, kita didorong untuk lebih berempati terhadap apa yang terjadi pada orang lain dan mengendalikan diri sendiri supaya tidak bereaksi tanpa pengertian.Â
Bila yang terlihat hanyalah atap, jangan terburu-buru menyimpulkan bahwa bangunan itu adalah rumah.
Empati bukan semata turut merasakan apa yang orang lain alami secara emosional, tetapi juga berusaha menempatkan diri kita pada posisi yang serupa dengannya.
Sering kali, bila kita benar-benar mengerti, kita akan berpikir bahwa kita pun akan melakukan hal yang sama jika terjebak dalam situasi demikian. Atau kendatipun tidak, sekurang-kurangnya kita peduli dan berani memaafkan kekeliruan tersebut.
Alih-alih meledakkan amarah di depan wajah orang lain, seyogianya kita mencari cara bagaimana situasi dapat menjadi lebih baik dan orang yang dimaksud tidak lagi mengulangi kekeliruan yang sama di lain waktu.
Sebab jika kita murka terhadapnya, kita pun pada akhirnya menjadi tiada berbeda dengan orang tersebut. Kita menjadi pihak yang sama-sama melakukan keburukan, dan itu hanya semakin memperburuk masalah.