Mohon tunggu...
Muhammad Andi Firmansyah
Muhammad Andi Firmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Politik

Fate seemed to be toying us with jokes that were really not funny.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Merefleksikan Hidup dengan Menulis

23 Oktober 2021   07:57 Diperbarui: 23 Oktober 2021   08:04 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menulis adalah cara untuk menggandakan keindahan hidup | Ilustrasi oleh Free-Photos via Pixabay

Catatan harian saya malahan dipenuhi kutipan-kutipan pendek tentang apa yang saya maknai dari suatu cerita. Saya dapat memikirkannya beberapa jam dan merefleksikannya hanya dalam 7 kata.

Semenjak itu saya mengerti bahwa fantasi bukanlah pelarian dari kenyataan, melainkan cara untuk memahaminya. Saya menulis dan merasakan kehidupan dua kali: pada saat ini dan dalam retrospeksi.

Kala Anda mulai merefleksikan keseharian dalam tulisan, di sana tidak ada penghakiman ataupun pengaduan nasib; yang ada hanyalah semesta itu sendiri yang entah bagaimana bisa memberikan kehangatan pada jiwa Anda dengan cara yang tidak terjelaskan.

Ketika Anda berpikir dan bertanya tentang sesuatu, maka sesuatu itu akan berpusat pada diri Anda seperti planet-planet di tata surya yang senantiasa mengorbit matahari. Anda adalah matahari itu.

Jika Anda tidak segera menuliskannya, Anda akan kehilangan cahaya Anda sendiri dan segala sesuatu yang sebelumnya berpusat pada diri Anda pun akan turut tersesat dalam kegelapan kosmos yang dicekik kehampaan.

Mungkin sedikit gila ketika kita memilih untuk menuliskan semua perasaan kita pada lembaran kertas kosong yang sama sekali tidak bisa mendengar dan menanggapi.

Tetapi yang lebih anehnya adalah, ketika kita mulai menguraikan kata-kata itu, entitas tidak terjelaskanlah yang sebenarnya mendengarkan dan mendampingi kita. Apa atau siapa "entitas" yang dimaksud?

Tuhan berbicara pada kita lewat tulisan dalam kitab suci. Kita pun dapat berbicara balik pada-Nya dengan cara yang sama: menulis.

Ada banyak hal yang kita alami setiap hari. Jika kita tidak menuliskannya, kita melewatkan keajaiban hidup kita yang seringkali berwujud hal-hal kecil yang tidak kita hargai sama sekali.

Menulis berarti mengumpulkan keajaiban hidup yang tercecer.

Orang bilang keajaiban hanya terjadi pada anak kecil yang masih lugu dalam memandang dunia, sedangkan orang dewasa dianggap sudah terbiasa dengan dunia dan segala keanehannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun