Mohon tunggu...
Muhammad Andi Firmansyah
Muhammad Andi Firmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Politik

Fate seemed to be toying us with jokes that were really not funny.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Artikel Utama

Hidup Tenang dengan Memahami "Fakta Bawaan"

16 Juni 2021   19:42 Diperbarui: 25 Juni 2021   01:01 945
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesadaran akan Fakta Bawaan dapat merasionalkan jalannya kehidupan | Ilustrasi oleh Shahariar Lenin via Pixabay

Atau kalau saya terlahir dari keluarga miskin, berarti perjuangan saya akan mengarah pada peningkatan ekonomi. Lain persoalan kalau saya terlahir dari keluarga kaya raya, mungkin saya harus belajar mengelola perusahaan.

Apabila Fakta Bawaan menentukan area medan juang kita, maka otomatis, Fakta Bawaan juga menentukan batas harapan kita. Tidak ada yang salah kalau seorang difabel berharap menjadi pemain sepak bola. Tapi jawabannya adalah kekecewaan.

Tidak salah juga seseorang yang miskin berharap punya istana megah. Tapi jawabannya teramat jelas ada di depan hidungnya.

Apa yang sebaiknya dilakukan?

Satu-satunya cara terbaik adalah menerima dan memanfaatkan Fakta Bawaan kita. 

Tidak bisa ditolak kalau saya terlahir dari keluarga miskin, tapi bukan berarti saya akan miskin selamanya.

Tidak bisa disangkal kalau Anda terlahir tidak tampan, tapi bukan berarti Anda akan merugi seumur hidup. Tidak bisa ditepis kalau Anda terlahir di Indonesia, tapi bukan berarti tanah air ini akan menyiksa Anda sepanjang waktu.

Kita hanya perlu menerimanya, dan memanfaatkannya sebagai pengisi makna hidup.

Meskipun Fakta Bawaan tidak dapat dihindari, intinya tetaplah sama: bergantung dari bagaimana usaha kita untuk membentuk diri sendiri.

Setiap orang boleh terlahir dalam kondisi yang berbeda-beda, tetapi perjuangan sesungguhnya terletak pada bagaimana kita dapat menciptakan identitas kita sendiri.

Percuma Anda terlahir sebagai anak sultan kalau Anda terlampau manja hingga menjadi pribadi yang lesu. Hasil itu tidak lebih bernilai dari mereka yang terlahir miskin, tapi berjuang memenuhi kebutuhannya.

Percuma juga Anda terlahir dengan genetika yang rupawan kalau Anda punya sifat angkuh dan pongah. Hasil itu tidak lebih berarti dari mereka yang cacat fisik, tapi bersikeras melawan batasannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun