Mohon tunggu...
Muhammad Andi Firmansyah
Muhammad Andi Firmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Politik

Live to the point of tears.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Ketika Seorang Filsuf Bermain Media Sosial

9 Juni 2021   17:32 Diperbarui: 9 Juni 2021   17:34 571
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Apa jadinya jika seorang filsuf bermain media sosial? | Ilustrasi oleh Gerd Altmann via Pixabay

Dengan kembali pada hakikat media sosial, mereka pun akan bermain media sosial dengan secukupnya. Ketika tujuan mereka sudah selesai, mereka menutupnya dan kembali melakukan apa yang semestinya dilakukan oleh manusia.

Kita patut menerapkan ini, sebab dengan begitu, kita dapat berdamai dengan apa pun yang menggoda kita di layar beranda. Media sosial tetaplah dunia maya. Apa yang nyata adalah apa yang kita hadapi semenjak bayi.

Ya ... kecuali Anda sudah terlanjur mengenalkan media sosial ke putra/putri Anda sejak kecil, waspadalah, mereka bisa mengira media sosial sebagai realitas. Bahkan belakangan ini, yang terjebak dalam ilusi media sosial bukan hanya anak-anak dan remaja.

Ah, mereka seharusnya malu pada dirinya sendiri!

Demikianlah reka-reka saya seandainya seorang filsuf bermain media sosial. Hal yang perlu digarisbawahi di sini adalah, tidak semua ahli filsafat dapat dikatakan seorang filsuf, dan mereka yang tidak mengerti filsafat dapat saja dikatakan sebagai filsuf.

Jika kita kembali pada arti katanya, "filsuf" berarti orang yang cinta kebijaksanaan. Dalam KBBI, filsuf juga diartikan sebagai ahli berpikir. Maka merekalah yang kita kenal sebagai pemikir, dan tidak semua ahli filsafat mampu membangun gagasannya sendiri.

Dalam kata-kata Ludwig Wittgenstein, "Ketika kita tidak bisa berpikir sendiri, kita selalu bisa mengutip." Maka bukanlah seorang filsuf jika dia tidak mampu berpikir sendiri.

Lah, saya juga barusan mengutip, ya? Sudahlah, tidak ada salahnya saya ingin bermedia sosial ala seorang filsuf. Dan Anda pun punya kesempatan yang sama. Mari bijak bermedia sosial dan menjaga budaya Indonesia sebagai bangsa yang ramah (di Hari Media Sosial Nasional).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun