Mohon tunggu...
Muhammad Andi Firmansyah
Muhammad Andi Firmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Politik

Fate seemed to be toying us with jokes that were really not funny.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Bagaimana Saya Keluar dari Zona Nyaman?

14 Mei 2021   05:32 Diperbarui: 18 Mei 2021   19:15 1795
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keluar dari zona nyaman bukanlah sesuatu yang sepele | Ilustrasi oleh Pexels via Pixabay

Seruan "keluarlah dari zona nyaman" merupakan frase yang tersebar secara berlebihan dengan iming-iming "kebahagiaan baru". Dan bagaimana pun juga, kutipan semacam itu bagaikan mantra sihir berkekuatan magis bagi banyak orang.

Satu-satunya alasan yang kita kemukakan adalah bahwa kita membutuhkan perubahan; sesuatu yang berbeda.

Dengan keluar dari zona nyaman, kita berharap akan ada banyak keuntungan seperti kehidupan yang lebih memuaskan, kegembiraan yang lebih besar, pengalaman yang lebih luas.

Namun, apakah sesuatu yang jauh lebih baik benar-benar ada di sana sehingga kita layak mempertaruhkan zona nyaman yang telah kita bangun dengan susah payah?

Inilah tantangannya. Untuk bisa keluar dari zona nyaman diperlukan metode baru yang mungkin asing, karena pada dasarnya, kita harus mengelola situasi yang tidak biasa.

Jika kita gagal melangkah, nilai apresiasi kita terhadap zona nyaman yang sebelumnya kita pertaruhkan akan menjadi semakin berkurang.

Ini seperti ketika Anda menyukai jeruk dan memaksakan diri untuk menyukai anggur. Karena beberapa alasan, Anda tidak bisa menyukai anggur. Meskipun Anda tetap bisa menyukai jeruk, ketertarikan Anda tidak akan sebesar sebelumnya.

Itu karena ambisi yang tidak terpenuhi membuat Anda cukup benci pada diri sendiri. Dan karenanya, zona nyaman Anda pun tidaklah begitu nyaman seperti sedia kala.

Kendati demikian, keberhasilan kita dalam upaya keluar dari zona nyaman merupakan harga yang layak dibayar. Jadi ya, ini hanya tentang risiko.

Dan ngomong-ngomong, saya telah menuliskan beberapa poin yang sebaiknya dipertimbangkan jika Anda bertekad untuk keluar dari zona nyaman. Akan sangat lengkap kalau Anda membacanya terlebih dahulu di sini sebelum lanjut membaca artikel ini.

Jadi, Anda benar-benar mantap ingin keluar dari zona nyaman? Inilah 7 jalan yang saya tempuh dalam upaya keluar dari zona nyaman.

1. Pahami bahwa hidup penuh ketidakpastian

Alasan klasik yang diungkapkan banyak orang tentang mengapa mereka tidak mau melepaskan zona nyamannya adalah ketakutan bahwa yang menanti di sana hanyalah iblis-iblis diliputi kegelapan.

Mereka menerka secara berlebih bahwa keluar dari zona nyaman sama dengan meninggalkan kehidupan yang membahagiakan menuju kenestapaan.

Ada terlalu banyak risiko yang mungkin harus diambil. Artinya akan terlalu banyak hal yang harus dikorbankan sebelum mereka bisa memastikan bahwa itu pantas dibayar.

Ini merupakan masalah pertama yang harus diobati sebelum melangkah keluar dari zona nyaman. Saya tekankan kata "diobati" karena pada faktanya, kecemasan mereka benar-benar nyata.

Tidak ada sesuatu pun yang bisa menghilangkan ketidakpastian dalam hidup. Bahkan jika Anda seorang penyihir, Anda tetap tidak akan tahu seberapa bekerjanya sihir ajaib Anda. Tidak ada spons yang mampu menghapus ketidakpastian, yang ada hanyalah penawar berupa "obat".

Sederhana, obatnya adalah pemahaman kita terhadap kehidupan.

Bagaimana kehidupan bekerja? Tidak ada yang tahu secara pasti. Bahkan parameter yang mungkin bisa kita ambil jumlahnya terlalu banyak hingga keberadaan dari parameter itu sendiri masih bisa diragukan.

Bingung? Selamat datang di kehidupan.

Sesuatu yang selama ini kita anggap pasti pun sebenarnya merupakan bagian dari ketidakpastian.

Jika Anda pikir matahari akan terbit pada esok hari, kenyataannya Anda hanya sedang menerka-nerka dan bukannya menyebutkan fakta. Kita tidak tahu, mungkin matahari akan meledak malam ini bersama bintang-bintang.

Atau Anda mengira bahwa tidur Anda pada malam hari merupakan wujud dari peristirahatan raga sejenak. Tapi siapa yang tahu, mungkin itu akan menjadi peristirahatan Anda untuk selamanya.

Kehidupan memang berjalan demikian. Ketika Anda menyukai "kanan", mungkin kehidupan akan menyukai "kiri" tanpa merasa belas kasihan terhadap Anda.

Jadi untuk membangun kekuatan Anda dalam melangkah keluar, pastikan Anda memiliki pemahaman yang mantap bahwa hidup memang dipenuhi ketidakpastian.

Yakinkan diri Anda bahwa untuk bisa keluar dari zona nyaman, Anda harus berjalan di antara banyak ketidakpastian. Dan itu tidak apa-apa.

2. Kembali menjadi "anak-anak"

Ada satu hal yang paling saya kagumi dari anak-anak (selain kelucuan mereka), adalah rasa ingin tahu mereka. Bahkan para filosof yang mencintai kebijaksanaan cenderung "kembali menjadi anak-anak" untuk menumbuhkan semangat detektif.

Rasa ingin tahu merupakan sesuatu yang saya sebut sebagai "modal pertama". Anda tidak bisa memahami sesuatu tanpa pertama-tama memiliki rasa ingin tahu. Dan karenanya mengetahui saja tidaklah cukup.

Ketika saya mencoba untuk keluar dari zona nyaman saya, yaitu menulis di blog pribadi, saya menumbuhkan rasa ingin tahu tentang platform yang berpotensi mendatangkan kenyamanan lebih untuk saya menulis.

Pada titik yang tepat, saya menemukan Kompasiana. Dan tidak berhenti di situ, saya tetap memelihara rasa ingin tahu tentang platform ini.

Bagaimana Kompasiana bekerja? Apakah Kompasiana akan cocok untuk memuat tulisan-tulisan saya? Bagaimana penulis lain bekerja di sini? Bagaimana mereka saling berinteraksi?

Apa yang menjamin bahwa saya akan nyaman di sini? Bagaimana Kompasiana akan memengaruhi waktu saya? Dan sebagainya.

Rasa ingin tahu ini begitu penting sebagai langkah pertama sebelum Anda memutuskan untuk keluar dari zona nyaman.

Ini seperti Anda memetakan perjalanan ketika Anda pergi berlibur. Untuk memastikan Anda menuju tempat yang benar, Anda perlu mencari tahu segala sesuatu tentang tempat tersebut.

Meskipun terdengar sepele, namun ini merupakan langkah awal yang sangat efektif untuk menghemat tenaga. Memang kesannya adalah menghamburkan waktu, tapi justru akan menghemat waktu di kemudian hari.

Dan sayangnya, tidak setiap orang mampu atau mau melakukan ini. Ada terlalu banyak hal yang mengalihkan perhatian mereka sehingga mereka ingin melangkahi 5 anak tangga sekaligus demi efisiensi waktu.

Bahkan kasus terburuknya, mereka tidak senang bertanya karena takut akan dilabeli "bodoh". Mari saya jelaskan dengan sederhana: kebodohan hanya jatuh kepada mereka yang enggan bertanya.

Jadi, tidak ada masalah dengan kebiasaan bertanya. Ia merupakan wujud dari rasa ingin tahu layaknya kita ketika anak-anak.

Dan orang-orang melewatkan hal terpentingnya, bahwa rasa ingin tahu adalah berlian yang mengganjal di kantong saku mereka, namun hanya sedikit yang mau mengeluarkannya karena mengira itu hanyalah hiasan belaka.

3. Kembangkan satu kemampuan baru dalam jangka waktu tertentu

Putuskan mulai sekarang bahwa Anda mesti bisa menguasai suatu skill baru dalam jangka waktu tertentu. Ini bukan hanya tentang produktivitas jangka panjang, melainkan tentang kebiasaan dalam menghadapi situasi baru.

Ketika saya memutuskan bahwa tahun lalu menjadi waktu saya untuk menguasai teknik menulis artikel, saya didesak untuk menghadapi situasi baru. Saya yang sebelumnya hanya menulis curahan hati pribadi lambat laun mulai berkembang menuju kemampuan yang lebih tinggi.

Setidaknya, ada dua kabar baik. Pertama, saya meningkatkan keterampilan menulis yang berarti saya mempertahankan kemampuan produktivitas. Kedua, saya terbiasa untuk menghadapi keadaan baru dan belajar hal baru.

Ini merupakan langkah efektif selanjutnya untuk bisa keluar dari zona nyaman. Tidak hanya meningkatkan kualitas diri sendiri, namun juga terbiasa dalam menghadapi sesuatu yang tampak asing.

Dan perlu digarisbawahi bahwa saya menekankan frase "dalam jangka waktu tertentu". Tentu tidak ada yang salah untuk mengembangkan kemampuan kita seluas mungkin. Namun, semua itu hanyalah kedangkalan jika kita melakukannya dengan tergesa-gesa.

Kedalaman pengalaman yang kita cari hanya terdapat dalam komitmen, setidaknya hingga kita mendapatkan mutiaranya.

Seperti yang saya tekankan dalam artikel sebelumnya: jika Anda menginginkan mutiara yang berkilau, Anda tidak bisa hanya berenang di permukaannya saja.

Tidak peduli Anda mengarungi seluruh samudera, Anda tidak akan mendapatkannya. Anda harus menyelam ke dasar, tempat di mana mutiara itu berada.

Meskipun memiliki banyak pengalaman tampak mengesankan, keajaiban yang sesungguhnya hanya terjadi ketika Anda mampu menemukan makna terdalam dari sesuatu.

Jadi, tidak ada yang salah dengan keluar dari zona nyaman. Tapi bagaimana pun juga, Anda perlu untuk berdiam di sana selama beberapa saat demi mendapatkan kedalaman pengalaman.

Katakan saja bahwa dalam waktu 2 tahun, saya telah menguasai penulisan artikel. Jika dalam rentang waktu tersebut saya telah mendapatkan "kenikmatan" dasar dari kemampuan menulis artikel, saya dapat melangkah menuju anak tangga berikutnya.

Gerbang untuk keluar dari zona nyaman telah terbuka dengan lapang. Mungkin setelahnya saya ingin menguasai penulisan fiksi.

Jadi tidak apa-apa untuk berdiam diri di zona nyaman dalam jangka waktu tertentu. Itu bagus untuk kedalaman pengalaman.

4. Memulai dengan tujuan akhir

Apakah Anda telah menentukan skill yang ingin dikuasai? Jika sudah, sekarang adalah waktunya untuk Anda berimajinasi. Bukan sembarangan berkhayal, melainkan menciptakan gambaran tentang tujuan Anda yang sesungguhnya.

Ini merupakan modal penting sebagai motivasi pendorong Anda.

Memulai dengan tujuan akhir berarti mengawali hari ini dengan bayangan, gambaran, atau paradigma akhir kehidupan Anda sebagai kerangka acuan atau kriteria yang menjadi dasar untuk menguji segala sesuatu.

Sederhananya, sebelum melayangkan langkah pertama untuk keluar dari zona nyaman, tetapkan tujuan akhir dari segala jerih payah Anda.

Perlu diingat kembali bahwa tiap bagian dari kehidupan kita selalu dapat diuji dalam konteks keseluruhan, dari apa yang benar-benar paling penting bagi kita.

Dengan mengusahakan titik akhir tersebut tetap jelas dalam pikiran, Anda dapat memastikan bahwa apa pun yang Anda kerjakan tidak melanggar nilai-nilai Anda.

Dalam artian lain, menggenggam tujuan akhir dapat membantu Anda untuk tidak melangkah secara sembrono, mengusahakan apa yang ada dalam jangkauan Anda, langkah demi langkah menuju sesuatu yang baru.

Ini juga membantu Anda untuk menetapkan prioritas. Mudah sekali terjerembap pada perangkap aktivitas yang sia-sia sehingga memulainya dengan gambaran tujuan akhir sangat efektif dalam mengendalikan diri Anda.

Katakan saja bahwa saya ingin mulai menulis di Kompasiana. Tujuan akhir saya adalah memiliki kemampuan analisis yang mendalam terhadap isu-isu terkini, memiliki jaringan dengan Kompasianer lain, membagikan apa yang saya ketahui, dan sebagainya.

Ketika tujuan akhir itu terus bercokol di pikiran saya, setiap langkah yang saya jalani menjadi terkendali karena saya tahu harus melangkah ke mana. Dan lagi, ketika saya mulai menyerah, saya selalu ingat tentang mengapa saya memulai.

Jadi, pastikan Anda tidak melewatkan poin ini sebelum melangkah ke poin berikutnya.

5. Petakan skenario terburuk

Tidaklah lengkap jika Anda hanya menggambarkan hasil tanpa menggambarkan gangguan yang mungkin menghambat Anda.

Mari kita buat sederhana.

Katakan saja bahwa Anda akan pergi berlibur. Setelah Anda menetapkan tujuan Anda (inti dari poin sebelumnya), apa yang akan Anda lakukan berikutnya?

Ya, Anda bisa melakukan apa pun yang Anda mau. Tapi saya sarankan kepada Anda untuk memeriksa bagian-bagian penting dari mobil Anda sehingga perjalanan menuju tempat tujuan lebih terjamin keamanan dan kenyamanannya.

Barangkali salah satu ban mobil sedikit kempes. Atau oli yang kering. Atau rem yang tidak begitu baik. Atau ... apa pun yang mungkin menghambat perjalanan Anda diusahakan telah diperiksa sebelum berangkat.

Dalam hal keluar dari zona nyaman, Anda dapat melakukan hal yang serupa yaitu dengan membayangkan skenario terburuk yang mungkin menghambat langkah Anda.

Jika saya ingin mulai menulis di Kompasiana, saya akan membayangkan bagian terburuknya, seperti minim pembaca, miskin apresiasi, tidak mendapatkan label Pilihan, dikritik karena ada yang merasa tersinggung, melanggar ketentuan tanpa disadari, dam semacamnya.

Mungkin akan cukup menyebalkan untuk membayangkan semua itu. Tapi kabar baiknya, saya menjadi lebih siap untuk menghadapi kenyataan.

Seandainya semua bayangan buruk itu benar-benar terjadi, saya tidak lagi terkejut. Dan malah, semua itu memenuhi "ekspektasi" saya. Bukankah itu bagus? Sedikit ironis, memang.

Tapi pikirkanlah sekarang. Meskipun kesannya pesimisme, ini bukan berarti Anda membentuk pribadi yang lemah. Tidak, tapi justru ini merupakan bagian dari pembentukan kekuatan dengan sengaja.

Inilah seni dari berpikir negatif; momen ketika Anda dengan sengaja berpikir negatif demi pemetaan "perjalanan" Anda.

Musibah terasa lebih berat jika datang tanpa disangka, dan selalu terasa lebih menyakitkan. -- Seneca

6. Menjadi berani

Jadi, Anda siap? Ya, silakan melangkah dengan leluasa (karena Anda telah membekali diri dengan prinsip-prinsip di poin sebelumnya).

Saya tekankan kata "leluasa" karena begitu banyaknya dari kita yang masih ketakutan dalam melangkah. Tidak peduli seberapa tajamnya gergaji mereka, tetap saja mereka takut untuk mulai menebang pohon.

Solusinya bisa jadi sederhana: cukup untuk menjadi berani. Meskipun kesannya sepele, saya tidak ingin melewatkan poin pentingnya bahwa menjadi berani berarti tetap melakukan di samping rasa takut.

Mereka yang pemberani bukanlah orang-orang yang diciptakan untuk menjadi pemberani. Mereka adalah orang-orang penakut, tetapi tetap melakukan di samping rasa takutnya.

Mengapa mereka melakukannya?

Karena mereka yakin dengan tujuan yang lebih besar. Meskipun merasa takut, mereka tetap melakukannya demi mencapai tujuan atau makna yang lebih besar.

7. Lakukan kesalahan dengan cukup

Ini tidak berarti Anda harus melakukan kesalahan dengan sengaja (meskipun dalam konteks tertentu, itu bukan ide yang buruk).

Ini hanya berarti betapa pentingnya untuk belajar dari kesalahan. Untuk benar-benar keluar dari zona nyaman, Anda akan berhadapan dengan banyak trial and error.

Dan siklusnya bisa jadi sederhana: ketika Anda melakukan kesalahan, Anda mempelajarinya dan melakukannya dengan lebih baik.

Tidak ada langkah lain yang lebih efektif ketimbang menjadikan kesalahan Anda sebagai guru. Dan pada titik yang tepat, kesalahan adalah harta karun di dasar jurang dan hanya sedikit orang yang mau mengambilnya.

Pada akhirnya, Pembaca, keluar dari zona nyaman bukanlah sesuatu yang sepele. Jika Anda melakukannya dengan sembrono, Anda mengorbankan banyak hal, seperti waktu, tenaga, dan bahkan kenikmatan zona nyaman Anda sebelumnya.

Senantiasa untuk mengasah gergaji Anda sebelum menebang pohon. Dan tulisan ini merupakan asahan yang efektif untuk gergaji Anda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun