Mohon tunggu...
Muhammad Andi Firmansyah
Muhammad Andi Firmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Politik

Fate seemed to be toying us with jokes that were really not funny.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

7 Hal Sepele yang Terlalu Kita Pedulikan

12 Maret 2021   15:38 Diperbarui: 12 Maret 2021   15:48 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mari kita bercermin tentang betapa konyolnya kita dalam berbagai hal | Ilustrasi oleh Free-Photos via Pixabay

Rasanya kurang lengkap kalau seorang penulis online tidak pernah mempublikasikan artikel "Inilah X Hal-hal yang Bla Bla Bla". Bagi beberapa penulis, ini menjadi wajib untuk berbagi informasi kepada teman atau bahkan seluruh dunia.

Nah, kabar baiknya, saya akan melakukannya juga sekarang. Apa baiknya? Sebab ini akan menjadi cermin tentang betapa konyolnya kita dalam berbagai hal.

Karenanya, tanpa urutan yang pasti, inilah 7 hal bodoh sepele yang terlalu kita pedulikan. Sekarang diamlah dan bagikan tulisan ini di Facebook atau semacamnya.

1. Gosip selebriti dan olahraga

Saya mendapati seorang teman yang menangis secara terang-terangan (hanya) karena Barcelona tersingkir dari Liga Champions. Lalu saya bertanya, "Apa pengaruhnya terhadap hidupmu?"

"Aku sendiri pun tak tahu, hanya saja terasa sesak di dada!" jawabnya.

Atau seorang teman lain yang berkomat-kamit bak pawang hujan setelah mendengar penyanyi gambus kesayangannya diisukan "itu".

"Dih, berita-berita sekarang pada gak jelas! Masa dia ngelakuin itu sih? Gak mungkin!" ujarnya dengan mantra.

"Hei," kata saya, "kamu mengenalnya hanya karena kamu menyukai suaranya dan lagu-lagunya. Jadi, mengapa kamu memusingkan hidupnya? Kecuali kamu adalah ibunya!"

Atau seorang teman lainnya yang mengeluhkan seorang anak selebriti yang diberitakan jatuh dari sepeda dan sedikit luka darah. "Ya ampun, bagaimana itu terjadi?" resahnya.

"Aduh mama," desah saya sambil tepuk jidat, "apa pengaruhnya untukmu dan apa yang bisa kamu lakukan untuknya? Mengirimkan paket P3K via pos?"

Para selebriti dan olahragawan sama sekali tidak memengaruhi hidup Anda secara langsung. Obsesi Anda terhadapnya sangatlah berbahaya, sebab mereka sendiri tampil sebagai penghibur. Ini adalah cara untuk hidup melalui idealisasi tentang siapa mereka yang Anda inginkan. Kenyataannya, siapa Anda? Dan siapa mereka? Ya, kecuali Anda adalah kerabat dekatnya.

2. Kesalahan siapa itu

Bayangkan Anda sedang mengasuh dua orang anak. Persetan siapa kedua anak itu. Dan mereka berlarian sambil bersenggol-senggolan layaknya anak-anak saat bermain. Lalu, tiba-tiba sebuah bunyi kaca pecah meledak. Anda berlari menuju sumber suara dan mendapati vas bunga Anda seharga 10 juta rupiah terlempar dari meja dan pecah menjadi ribuan keping.

Kita sudah tahu apa yang akan terjadi.

Kedua anak itu langsung saling menuduh satu sama lain. Masing-masing dari mereka mulai menceritakan peristiwa nahas itu secara runtut menggunakan sudut pandang yang berbeda. Kemudian mereka mulai merengek dan saling memotong pembicaraan satu sama lain.

Sekarang, katakanlah salah satu dari mereka tampak sangat meyakinkan dalam bercerita. Dan itu berarti, salah satu dari mereka adalah seorang anak yang kejam bak kerasukan iblis. Apa yang akan Anda lakukan?

Ada beberapa kemungkinan: Anda menghukum salah satu dari mereka, atau Anda menghukum keduanya, atau Anda tidak melakukan apa-apa.

Sayangnya, apa pun yang Anda lakukan kemudian sama sekali tidak mengubah fakta bahwa kedua anak itu bermain secara sembrono di sekitar vas bunga Anda yang berharga. Tak satu pun dari pilihan itu yang bisa mengubah fakta secara teoritis bahwa keduanya berperilaku cukup lalai hingga memecahkan vas bunga Anda.

Itu juga tidak mengubah fakta bahwa vas itu sudah pecah dan tidak akan pernah kembali. Bahkan mungkin saja seseorang akan menuduh Anda karena menempatkan barang berharga di tempat yang tak tepat.

Kita menghabiskan banyak waktu dan usaha kita untuk mencari siapa yang salah, bahkan jika itu (sangatlah) tidak penting. Sebagai manusia, kita semua menikmati kambing hitam; kita membutuhkan kambing hitam.

Memang ada kalanya bagi kita untuk mengetahui kesalahan siapa itu. Seperti mencari tahu siapa yang membuat kamar mandi Anda menjadi bau jengkol. Ini menjadi penting sebab Anda harus membuat si pelaku sadar akan kekeliruannya dan keburukannya. Jadi, dalam kasus kamar mandi, Anda bisa mencari tahu siapa si pelaku dan mulai mengingatkan dia untuk menjaga makanannya. (Atau silakan saja usir dia selamanya dari kamar mandi Anda.)

Namun dalam sebagian besar kasus di kehidupan kita, mencari tahu siapa yang salah adalah gangguan yang tidak penting. Sering kali kita melakukannya hanya karena ingin menjatuhkan orang lain dan membuatnya malu. Dan itu kebanyakan hanya didasarkan pada kepuasan ego dan sedikit pada peningkatan hidup yang sebenarnya.

Apa yang sudah selesai, sudah berakhir. Terima dan lanjutkan.

3. Menjadi benar

Tidak ada yang lebih konyol daripada seseorang yang akan berdebat sampai mati tentang beberapa detail yang tidak penting. Orang-orang semacam ini begitu terobsesi untuk menjadi selalu benar. Mereka takut, dan terlalu gengsi untuk menjadi salah.

Ada pepatah lama mengatakan, "Orang yang merasa tahu segalanya tidak akan belajar sesuatu pun."

Lepaskan kebutuhan Anda untuk menjadi selalu benar. Yang ini sangat sederhana. Bagaimana Anda belajar dan menjadi orang yang lebih baik?

Anda tidak akan mampu meningkatkan apa pun dari diri Anda tanpa pertama-tama Anda keliru tentang berbagai hal. Ini terjadi ketika Anda mengetahui bahwa Anda tidak mengetahui. Jadi, cobalah untuk lebih sering mengakui kekeliruan. Sebab kita selalu bermula dari tak tahu apa-apa. Iya, kan?

4. Mencoba membuat orang lain terkesan

Coba Anda ingat-ingat kembali tentang beberapa kejadian paling memalukan yang Anda alami. Biar saya tebak, setidaknya sebagian besar di antaranya terjadi saat Anda mencoba membuat orang lain terkesan. Lucu, bukan?

Kita manusia adalah makhluk yang paling haus akan perhatian dan pujian. Ini alamiah. Kita semua ingin menunjukkan yang terbaik, sebab itulah yang akan membuat orang lain terkesan pada kita. Dan kita ingin dihargai.

Pada kenyataannya, obsesi semacam ini sering membuat kita terjebak dalam fatamorgana. Kita melihat itu sebagai peluang, tapi malah membuat kita merasa semakin terbuang. Anda memakai baju seharga puluhan juta ke pesta ulang tahun kerabat Anda, dan lalu tak seorang pun yang memuji Anda atas hal itu.

Dan uniknya, manusia diatur untuk tidak hanya melihat perilaku yang ditampilkan saja, tapi juga bisa melihat niat dan motivasi orang lain dalam setiap tindakannya.

Jadi, Anda dapat melakukan tindakan yang keren, tapi jika Anda melakukannya hanya karena Anda merasa tidak aman dan ingin orang lain menyukai Anda, mereka akan mampu menilainya dan menganggap Anda menjengkelkan.

Ironisnya, orang lain juga mungkin melakukan hal yang sama dengan Anda. Kemudian dia mencoba membuat Anda terkesan, mendominasi Anda untuk menunjukkan keunggulannya terhadap Anda. Dan fakta bahwa mereka yang berusaha menjadi unggul di atas Anda hanya semakin membuktikan bahwa dia tidak benar-benar begitu.

5. Menjadi tersinggung

Ada banyak orang yang saya jumpai tampaknya sangat percaya bahwa mereka berhak untuk tidak pernah merasa tersinggung. Ini (sedikit) gila! Bagian dari kebebasan berekspresi adalah bahwa beberapa orang, terkadang, akan membuat Anda kesal atau tersinggung.

Itu juga bagian dari hidup. Tapi, merasa tersinggung adalah pilihan. Itulah perbedaan antara marah karena suatu penghinaan, dan hanya menertawakannya. Ini adalah perbedaan antara mencoba membungkam orang lain, dan hanya mengakui bahwa mereka memiliki pandangan yang berbeda dengan kita.

Banyak orang yang mengatakan bahwa tulisan saya banyak bermajas sarkas. Saya tidak pernah membungkamnya. Tapi daripada angkat tangan tentang hal itu, saya hanya memberitahu mereka bahwa saya pikir mereka tak paham.

Dan lucunya, tindakan seperti itu hanya semakin menegaskan akan kebenaran anggapan mereka. Lalu saya kembali menyinggung mereka. Dan mereka memandang sinis. Sungguh menakjubkan bagaimana masyarakat bebas bekerja.

6. Membeli banyak barang mahal

Ini mengacu pada kebiasaan kita yang suka menghambur-hamburkan uang untuk membeli barang-barang yang mahal, padahal ada barang serupa yang fungsi dan manfaatnya persis sama, tapi kita terpincut gengsi sehingga memutuskan untuk membeli yang mahal.

Lagi-lagi, kita ingin mengesankan orang lain. Bahkan, untuk merasa lebih baik tentang diri kita sendiri. Ini benar-benar gila!

Banyak penelitian psikologis yang menunjukkan bahwa kemewahan materialisme menyebabkan tingkat depresi yang lebih tinggi dan kebahagiaan manusia semakin berkurang. Sekarang Anda tahu mengapa tingkat depresi dan gangguan kecemasan tertinggi ada di orang-orang kaya? Itulah jawabannya!

Ketergantungan pada sesuatu yang eksternal untuk merasa nyaman dengan diri sendiri menyebabkan harga diri kita menjadi rendah dan membuat kita sengsara. Jadi, mari kita berhenti di situ.

Tentu, membeli barang mewah bisa jadi keren kalau Anda punya uang untuk dibelanjakan. Tidak ada yang salah dengan itu. Tetapi, mendasarkan identitas dan harga diri Anda pada kuantitas harta benda Anda dan bagaimana harta benda itu tampak banyak di hadapan orang lain adalah pertarungan yang sia-sia.

7. Menyembunyikan kelemahan kita

Orang-orang yang jatuh cinta tidak mau membeberkan kelemahannya pada pasangannya. Padahal paradoksnya, kekurangan dan kerentanan kitalah yang membuat kita unik dan menawan.

Semakin Anda bersedia untuk mengungkapkan kekurangan Anda, semakin Anda tahu seberapa besarnya rasa peduli pasangan Anda terhadap Anda. Dengan begitu, koneksi yang terjalin akan lebih sehat sebab Anda akan tahu bahwa dia sudah menerima Anda apa adanya. Kecuali dia meninggalkan Anda ketika tahu tentang kekurangan Anda.

Dan bukankah itu bagus? Anda berpeluang mendapatkan seseorang yang lebih suci.

Ini juga berlaku pada hubungan kekerabatan, pertemanan, atau persahabatan.

Dengan mengakui kelemahan kita pada orang lain, kita tidak lagi merasa dituntut untuk menjadi sempurna. Sungguh menakjubkan bagaimana budaya kita mendorong begitu keras untuk menghayati cita-cita yang mustahil, mengisi bejana kesempurnaan yang kosong.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun