Mohon tunggu...
Muhammad Andi Firmansyah
Muhammad Andi Firmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Politik

Fate seemed to be toying us with jokes that were really not funny.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Kesibukan yang Sia-sia

4 Maret 2021   06:35 Diperbarui: 4 Maret 2021   06:37 511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dunia punya cara lucu untuk membuat kita banyak tertawa | Ilustrasi oleh Mohamed Hassan via Pixabay

Dalam hal kebiasaan saya yang suka nongkrong, tidak ada tujuan jelas mengapa saya candu melakukan itu. Ini menjadi kesibukan yang sia-sia. Saya tidak belajar apa pun, kecuali belajar bahwa kentut yang muncul secara misterius bisa menimbulkan kegaduhan, bahkan memancing taruhan.

Tanpa adanya tujuan yang jelas, Anda tidak akan punya peta untuk membantu perjalanan Anda. Dan bahkan, tangga keberhasilan yang sedang Anda naiki sangat mungkin untuk bersandar pada dinding yang rapuh dan keropos.

Orang sering mendapati diri mereka mencapai kemenangan yang hampa, keberhasilan yang diperoleh dengan mengorbankan hal-hal yang tiba-tiba mereka sadari jauh lebih berharga bagi mereka.

Seperti apa yang saya alami, menyibukkan diri selama satu tahun untuk nongkrong sama dengan melewatkan banyak waktu untuk membaca buku. Ironisnya, saya seorang pelajar yang lebih butuh asupan ilmu ketimbang curahan hati seorang teman.

Ini seperti seribu sendok ketika yang saya butuhkan hanyalah satu pisau. Ini seperti hujan deras di hari pernikahan Anda. Ini seperti bertemu dengan perempuan impian Anda, dan lalu bertemu dengan pasangannya. Ironis!

Betapa berbedanya kehidupan kita jika kita benar-benar mengetahui apa yang penting secara mendalam bagi kita. Dan dengan gambaran tersebut di benak, kita dapat mengelola diri kita sendiri setiap hari untuk mengerjakan apa yang benar-benar paling penting.

Ini bukan sekadar menghemat tenaga, tapi ini tentang kebiasaan yang efektif. Menyibukkan diri dengan sesuatu yang sia-sia sama seperti ketika Anda menggenggam pasir yang perlahan jatuh dari sela-sela jari Anda.

Jika tangga keberhasilan kita tidak bersandar pada dinding yang kokoh, maka setiap langkah yang kita ambil hanya akan membawa kita ke tempat yang salah dengan lebih cepat.

Kita mungkin saja sangat sibuk, kita mungkin saja sangat efisien, tetapi kita juga akan benar-benar efektif hanya jika kita memulai dengan merujuk pada tujuan akhir kita. – Stephen Covey dalam The 7 Habits of Highly Effective People

Dengan merujuk pada tujuan akhir, ini berarti kita meyakini sebuah prinsip dasar bahwa segalanya diciptakan dua kali. Ada ciptaan mental dan ada ciptaan fisik.

Lihat bagaimana proses pembangunan sebuah rumah. Anda merancangnya secara rinci sebelum menanam pasak pertama di tempatnya. Anda mendapatkan pengertian yang sangat jelas tentang rumah macam apa yang Anda kehendaki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun