Mohon tunggu...
Muhammad AsriFebriansyah
Muhammad AsriFebriansyah Mohon Tunggu... Statistisi Ahli Pertama

Analis Data, Analis Kebijakan, dan Jurnalis

Selanjutnya

Tutup

Financial

Apa Kabar Dompet Rakyat? Membaca Inflasi September 2025

7 Oktober 2025   18:59 Diperbarui: 7 Oktober 2025   19:03 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Inflasi (Sumber : https://unsplash.com)

Badan Pusat Statistik (BPS) merilis angka inflasi nasional bulan September 2025 sebesar 0,19 persen (m-to-m) atau 2,65 persen (y-on-y). Secara makro, capaian inflasi september terbilang terkendali dan berada dalam rentang target pemerintah. Inflasi komponen inti pun stabil di kisaran 2,19 persen. Sekilas, data ini memberi gambaran positif: harga-harga relatif stabil, tekanan global dapat dikelola, dan kebijakan moneter serta fiskal berjalan sesuai rencana.

Namun, pertanyaan yang tak kalah penting adalah: apakah dompet rakyat benar-benar ikut "lega" dengan inflasi yang rendah?

Inflasi Rendah, Hidup Tak Selalu Murah

Dalam berbagai narasi, inflasi rendah sering dianggap kabar baik. Akan tetapi, di lapangan, masyarakat tetap merasakan gejolak harga, terutama pada komoditas pangan strategis. BPS mencatat, kenaikan harga beras, cabai merah, cabai rawit, hingga bawang putih masih menjadi pendorong inflasi utama. Sementara itu, pengeluaran untuk perawatan pribadi, pendidikan, dan kesehatan juga terus meningkat.

Kondisi ini membuat rakyat kecil tetap menghadapi beban berat. Inflasi agregat boleh terkendali, tetapi inflasi pangan rumah tangga yang lebih langsung dirasakan tetap menjadi ancaman daya beli.

Ketimpangan Wilayah

Berdasarkan Berita Resmi Statistik per September 2025 menunjukkan variasi inflasi antarwilayah yang cukup lebar. Beberapa kota di Sumatera mencatat inflasi tinggi, sementara Papua justru relatif rendah. Hal ini menegaskan bahwa inflasi di Indonesia tidak pernah seragam. Faktor distribusi pangan, ketersediaan infrastruktur, hingga perbedaan pola konsumsi antarwilayah sangat memengaruhi angka inflasi lokal.

Artinya, kebijakan pengendalian harga tidak bisa semata-mata dilihat dari level nasional. Pemerintah daerah harus lebih aktif dalam memastikan pasokan pangan dan menekan biaya distribusi.

Transportasi Turun, Konsumsi Gaya Hidup Naik

Menariknya, kelompok transportasi justru mengalami deflasi pada September. Penurunan tarif angkutan udara menjadi salah satu penyumbang. Sebaliknya, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya mencatat inflasi signifikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun