Mohon tunggu...
Muhammad Ilham Nur Ikhsan
Muhammad Ilham Nur Ikhsan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar

Orang boleh lupa tapi catatan selalu mengingatkan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

4 Poin dari Kisah Klasik Shalahuddin Al-Ayyubi

5 Mei 2024   00:30 Diperbarui: 5 Mei 2024   02:00 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejarah pernah mencatat berbagai kegemilangan pasukan muslim di medan perang, terutama pada tahun 1000-an awal. Shalahuddin Al-Ayyubi adalah tokohnya. Bahkan tidak hanya di medan perang, dia gemilang sebagai seorang pemimpin (administrator). Banyak contoh teladan yang bisa dipetik dari kisahnya saat itu. Tulisan ini akan membahas  4 poin yang penulis petik dari kisah Shalahuddin yang bersumber dari buku  karya John Man. Berikut beberapa kisahnya yang dapat menjadi refleksi bagi kita, saat ini maupun  di masa depan.

 1. Di atas ambisi ada keterampilan

Pada Maret 1169, Mesir jatuh kepangkuan Shalahuddin, tepat pada usiannya yang ke 31 tahun. Shalahuddin menggantikan pamannya Syirkuh yang meninggal karena sakit. Padahal Shalahuddin tidak sama sekali menunjukan ambisi untuk berkuasa, inilah salah satu bentuk  tabiat kemurahan hati dia dari apa  yang telah dikisahkan.  

Shalahuddin awalnya hanya menjadi asisten pamannya Syirkuh yang merupakan seorang panglima militer Suriah di bawa pimpinan Nuruddin anak dari Imadudin Zanggi sang penguasa suriah. 

Quote yang paling berkesan dari kisah ini adalah "ada standar yang harus dipegang, orang harus menerima jabatan dengan penuh rendah hati jika jabatan itu disodorkan ke tangannya yang terlihat enggan, dengan begitu orang akan waspada mengungkapkan hal-hal yang sekasar ambisi, namun tanpa ambisi, tidak akan ada yang menjadi seorang pemimpin, tetapi setidaknya pemimpin besar" Dengan shalahuddin, ambisi tunduk pada keterampilannya yang lebih besar, sebagai komandan, diplomat, muslim, dan saat itu  diangkat menjadi administrator (kepala pemerintahan Mesir). 

Sekali lagi, kisah ini mengajarkan kita agar  terus mengasah kemampuan diri. Dalam bentuk apapun itu kita menemukannya (public speaking, negosiasi, problem solving dan lain sebagainya). Sebab jika hanya bermodal ambisi, terkadang itu tidak selalu cukup untuk mengantarkan kita ke posisi tertinggi.

2. Jangan pernah menggigit tangan orang yang pernah menolongmu

Bahkan ketika Shalahuddin menjadi sultan Mesir konon disebut wazir, dia yang statusnya juga masih sebagai pelayan wazir Suriah yaitu Nuruddin (Sultan Suriah) tidak lupa untuk membalas budi/jasa dari atasan sekaligus panutannya tersebut. 

Ketika Shalahuddin berhasil membangun kejayaan Mesir, dia membenahi ekonomi dengan mengelola pajak melalui metode baru, membangun sector pendidikan Mesir dengan mendirikan berbagai perguruan tinggi, memperkuat pertahanan dengan membagun benteng-benteng megah diberbagai penjuru Mesir untuk melindungi Mesir dari bangsa frank (perompak) dan sekutunya amarlic, sehingga Mesir berada pada puncak kejayaan. 

Namun disisi lain,  dia masih mengirimkan 60.000 dinar yang diserahkan kepada Nuruddin  sebagai bukti kesetiaanya. Konon, dalam kisah ini Nuruddin tidak cukup yakin,  dia masih terbawa dengan pikirannya bahwa Shalahuddin akan berubah menjadi ancaman baginya di masa depan. Sehingga dia meminta tidak hanya sesekali upeti itu dikirimkan tetapi secara berkala untuk bekal ketika mendesain perang suci di masa depan.  Lalu untuk menjawab pertanyaan dalam pikirannya bahwa shalahuddin sekarang mengusai Mesir, dan berapa banyak  nilai kekayaannya, Nuruddin mengirim auditornya ke Mesir  menemui Shalahuddin, tentu sebagai manusia biasa terbesit pikiran di kepala Shalahuddin, nampaknya nuruddin akan berubah menjadi jarum yang perlahan menusuk, atau pisau yang perlahan mengiris. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun