Mohon tunggu...
Muhammad GibranAlif
Muhammad GibranAlif Mohon Tunggu... Guru - Teacher

Seorang pengajar Fisika yang tertarik dalam dunia Pendidikan dengan hobi Travelling. Motto hidup "Hidup sekali belajar berkali-kali"

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Membangun Jembatan Keberhasilan Pembelajaran: Integrasi Kompetensi Sosial Emosional dalam Pembelajaran Berdiferensiasi dan Pengajaran Responsif

27 Februari 2024   05:00 Diperbarui: 27 Februari 2024   08:37 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber: Dokumen Pribadi)

Dalam dekade terakhir, pendidikan telah mengalami transformasi signifikan dengan penekanan yang semakin besar pada pembelajaran holistik yang tidak hanya fokus pada aspek kognitif tetapi juga pada pengembangan kompetensi sosial dan emosional siswa. Framework Collaborative for Academic, Social, and Emotional Learning (CASEL) telah menjadi fondasi penting dalam integrasi kompetensi sosial dan emosional ke dalam kurikulum pendidikan, menawarkan pendekatan yang menyeluruh terhadap pengembangan siswa. Artikel ini akan mengeksplorasi bagaimana kompetensi sosial emosional yang digagas oleh CASEL dapat diintegrasikan dengan efektif ke dalam pembelajaran berdiferensiasi dan prinsip pengajaran serta assesmen untuk menciptakan pengalaman belajar yang berpihak pada peserta didik.

Kerangka CASEL dan Pembelajaran Berdiferensiasi

Pembelajaran berdiferensiasi mengakui bahwa siswa datang dengan berbagai latar belakang, pengetahuan, kemampuan, dan kebutuhan belajar. Integrasi dari kompetensi sosial emosional menurut CASEL yang meliputi kesadaran diri, pengelolaan diri, kesadaran sosial, keterampilan hubungan, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. Dalam pembelajaran berdiferensiasi memfasilitasi pendidikan yang lebih inklusif dan menyeluruh. Ini tidak hanya membantu siswa dalam mengenali dan mengelola emosi mereka sendiri tetapi juga dalam memahami dan menghargai perbedaan antar individu, sehingga meningkatkan kerja sama dan interaksi sosial yang efektif di dalam kelas.

Prinsip Pengajaran dan Assesmen

Pengajaran dan assesmen yang efektif membutuhkan lebih dari sekadar pemahaman tentang materi; ini memerlukan pemahaman mendalam tentang bagaimana siswa belajar dan bagaimana mereka menunjukkan pemahaman mereka. Pendekatan seperti Understanding by Design (UBD), Teaching at The Right Level (TaRL), dan Culturally Responsive Teaching (CRT) menawarkan strategi yang berpusat pada siswa dan berpihak pada kebutuhan individu mereka. Mengintegrasikan kompetensi sosial emosional ke dalam strategi-strategi ini memperkuat pengajaran dan assesmen dengan menekankan pada pentingnya konteks sosial dan emosional dalam proses belajar.

  • Understanding by Design (UBD): Merencanakan pengajaran dengan mempertimbangkan hasil akhir yang diinginkan memungkinkan guru untuk memasukkan tujuan pengembangan kompetensi sosial emosional ke dalam perencanaan kurikulum, memastikan bahwa siswa tidak hanya menguasai konten akademik tetapi juga mengembangkan pemahaman dan keterampilan sosial emosional yang penting.
  • Teaching at The Right Level (TaRL): Pendekatan ini mengakui bahwa siswa berada pada tingkat pemahaman yang berbeda dan membutuhkan intervensi yang disesuaikan dengan tingkat kemampuan mereka. Integrasi kompetensi sosial emosional dalam TaRL mendukung pengembangan keterampilan empati dan penghargaan terhadap keberagaman belajar.
  • Culturally Responsive Teaching (CRT): Mengakui dan menghormati keberagaman budaya siswa dan memasukkannya ke dalam pengajaran tidak hanya memperkuat identitas sosial siswa tetapi juga mempromosikan kesadaran sosial dan keterampilan hubungan antarkultural.

Kesimpulan

Integrasi kompetensi sosial emosional ke dalam pembelajaran berdiferensiasi dan prinsip pengajaran serta assesmen menciptakan lingkungan belajar yang kaya, mendukung, dan responsif. Ini memungkinkan siswa untuk tidak hanya mencapai kesuksesan akademik tetapi juga mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk navigasi yang sukses dalam kehidupan sosial dan emosional mereka. Dengan demikian, pendekatan holistik ini tidak hanya meningkatkan hasil belajar tetapi juga mempersiapkan siswa untuk menjadi warga negara dunia yang empati, bertanggung jawab, dan produktif.

Referensi

  • Collaborative for Academic, Social, and Emotional Learning (CASEL). (2020). The CASEL Guide to Schoolwide Social and Emotional Learning.
  • Durlak, J. A., Weissberg, R. P., Dymnicki, A. B., Taylor, R. D., & Schellinger, K. B. (2019). The impact of enhancing students' social and emotional learning: A metaanalysis of schoolbased universal interventions. Child development, 82(1), 405-432.
  • Elias, M. J., Zins, J. E., Weissberg, R. P., Frey, K. S., Greenberg, M. T., Haynes, N. M., ... & Shriver, T. P. (2019). Promoting social and emotional learning: Guidelines for educators. ASCD.
  • Gay, Geneva. (2010). Culturally Responsive Teaching: Theory, Research, and Practice. New York: Teachers College Press.
  • Jones, S. M., & Bouffard, S. M. (2020). Social and emotional learning in schools: From programs to strategies. Social Policy Report, 28(4), 1-35.
  • Tomlinson, C.A., & Imbeau, M.B. (2010). Leading and Managing a Differentiated Classroom. ASCD.
  • Wiggins, G., & McTighe, J. (2005). Understanding by Design. ASCD.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun