Mohon tunggu...
Muhamad Yus Yunus
Muhamad Yus Yunus Mohon Tunggu... Seniman - Sastrawan, dan Teaterawan

Lulusan Sarjana Sastra, Prodi Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Pamulang. Penulis buku, kumpulan puisi Dukri Petot: Gaya-gayaan, Novel Tidak ada Jalan Pulang Kecuali Pergi, Anak Imaji, dan Sandiwara Kita di dalam atau di Luar Panggung Sama Saja (2020) Guepedia. Pendiri Teater Lonceng, Tangsel. https://sites.google.com/view/myusyunus

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Margonda Mau Jadi Sudirman-nya Depok?

12 Mei 2022   04:54 Diperbarui: 12 Mei 2022   04:59 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belakangan Depok nampak seperti kehilangan jati dirinya. Nama buah belimbing yang beberapa waktu lalu dicetuskan sebagai salah satu keunikan dan kekhasan kota ini lambat tahun semakin lenyap. 

Tempat rekreasi taman belimbing di Pasir Putih hanyalah berbentuk gapura dengan patung belimbing berwarna kuning. Tidak ada yang benar-benar terjadi di sana, jumlah tanaman ini pun tidak banyak seperti imajinasi kita.

Tidak hanya realisasi dari sebuah ide saja yang gagal, beberapa kreativitas olahan makanan sengaja dibuat oleh berbagai individu dan kelompok untuk menciptakan olahan khas belimbing asli Depok, namun semuanya kalah oleh persaingan pasar. Bahkan tidak banyak orang yang tahu.

 Warga Depok lebih tahu makanan-makanan lain seperti makanan siap saji, ambil contoh para pengunjuk Mcdonal di perempatan Bojongsari, atau Puri Cinere. 

Juga makanan tradisionalnya sendiri berasal dari daerah yang lain di nusantara ini, katakanlah seperti Surabi, Seblak, Sate, Soto, Nasi Uduk dan tidak banyak jumlah selain itu.

Pembangunan di Depok tidak merata, mungkin saja iya, mungkin saja benar. Tapi apalah arti merata jika diberbagai sudut kota pejalanan kaki masih harus was-was dengan pengendara.


Sepanjang jalan Cinere Limo sampai ke Meruyung, atau Sepanjang Jalan Raya Sawangan dari Pancoranmas sampai pertigaan Bojongsari, sama sekali minim fasilitas trotoar bagi pengguna jalan. 

Yang padahal Depok sudah begitu sumpek dengan pembangunan jalan Tol, tapi jalan keluar bagi para pengguna Tol tidak ikut dipikiran, akhirnya kemacetan di mana-mana. Sudah tidak ada trotoar ditambah macet pula.

Ada banyak sekali unek-unek untuk kota Depok, setidaknya begitulah judul tulisan ini. Sudah cukuplah Depok dikenal oleh warga net sebagai kota viral yang kocak. 

Adanya mungkin sekali kami ingin mendengar depok menjadi kota yang terkenal karena artistik (kesenian), mengingat banyak sekali seniman yang hidup di sana. 

Seperti Bengkel Teater milik keluarga W.S. Rendra, Rumah Seni Asnur, atau Mbah Surip. Apalagi di Depok juga banyak tukang kayu dan pemahat. Tapi sayang invastruktur kotanya didominasi dengan beton dan vandalis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun